Bahan Belajar Kristen Online dapatkan di:live.sabda.org

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PELITAKU

Menulis dan Manfaatnya

Ditulis oleh: Puji Arya Yanti

Jika ditanya, mengapa menulis, seorang penulis akan mengemukakan pendapat yang berbeda-beda. Bisa jadi karena uang, ketenaran, hobi, bahkan karena tidak ada hal lain yang bisa dilakukan. Sebagai penulis Kristen, mewartakan firman-Nya menjadi alasan terkuat ketika memutuskan menggeluti dunia tulis-menulis ini. Dengan alasan-alasan tersebut, ketika seorang penulis mengayunkan penanya, dia juga mengusung tujuan-tujuan tertentu, baik bagi dirinya sendiri maupun untuk orang lain.

Seperti yang diungkapkan Lie Charlie dalam "Jadi Penulis Ngetop Itu Mudah", dengan menulis kita dapat mengekspresikan diri, memberikan opini dan teori, memberikan informasi, mengabadikan sejarah, mencerahkan jiwa, bahkan untuk menghibur orang lain. Alasan dan tujuan seorang penulis itu perlu digali secara dalam dan jelas, karena dapat menggerakkan penulis dalam kegiatan mengayunkan pena di atas kertas dan menghadapi rintangan selama proses menulis berlangsung.

Dibandingkan berbicara, menyimak, maupun membaca, menulis memang memiliki kelebihan tersendiri. Dengan menulis, seseorang dapat mengungkapkan sesuatu yang tak terucapkan, mencerminkan kedalaman pikiran, dapat dibaca berulang-ulang, mudah diduplikasi, berdaya sebar tinggi, dan abadi melampui zaman. Melihat hal-hal yang bisa dilakukan dengan menulis, seorang penulis dapat meraih manfaat dalam kegiatan menulis ini, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Berikut ini manfaat-manfaat menulis yang bisa diperoleh.

MENULIS DAPAT MENYELAMATKAN HIDUP

Seseorang dapat mengambil keputusan-keputusan yang buruk bagi dirinya, seperti bunuh diri, ketika tidak sanggup lagi menahan geliat kesedihan maupun tekanan rasa kecewa yang begitu menyakitkan hatinya. Apalagi saat ia merasa bergumul sendirian dan tidak ada satu pun tempat untuk mencurahkan setiap rasa yang ada. Dalam bukunya "Daripada Bete, Nulis Aja!", Caryn Mirriam-Goldberg, Ph.D. mengatakan dia pernah mengalami hal seperti itu. Dia merasa hidupnya sudah hancur. Ketika mencoba menulis, dia sadar bahwa hal itu telah menyelamatkan hidupnya. Menulis membuka pikirannya bahwa bunuh diri bukanlah keputusan yang benar dalam menghadapi kesulitan dan kesedihan yang melanda. Menulis juga membantunya memahami luka hati dan membuat hidupnya menjadi lebih berarti.

Ya, dengan menulis kita dapat mengungkapkan perasaan kita tanpa batas. Dengan itu, kita pun belajar untuk memahami diri sendiri dengan lebih baik, memberi harapan hidup, dan membuat kita merasa tidak sendiri.

MENULIS ITU MENYEHATKAN

Menurut Fatima Mernissi, dengan menulis setiap hari, kulit pun menjadi segar kembali akibat kandungannya yang luar biasa! Saat kita bangun, menulis meningkatkan aktivitas sel. Dengan coretan pertama di atas kertas kosong, kantung di bawah mata akan segera lenyap dan kulit akan terasa segar kembali (Hernowo, 27).

Mungkin terdengar lucu, namun hal ini telah diteliti dan dibuktikan bahwa menulis berdampak baik bagi kesehatan. Dalam buku "Quantum Writing: Cara Cepat Nan Bermanfaat untuk Merangsang Munculnya Pontensi Menulis" dikisahkan mengenai penelitian yang dilakukan Dr. James W. Pennebaker, era tahun 1990-an. Ia melakukan penelitian selama lima belas tahun mengenai pengaruh upaya membuka diri terhadap kesehatan fisik. Dalam bukunya "Opening Up: The Healing Power of Expressing Emotions", Dr. James W. Pennebaker berpendapat bahwa upaya mengungkapkan segala pengalaman yang tidak menyenangkan dengan kata-kata dapat memengaruhi pemikiran, perasaan, dan kesehatan tubuh seseorang. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa:

  1. menulis menjernihkan pikiran,
  2. menulis mengatasi trauma,
  3. menulis membantu mendapatkan dan mengingat informasi baru,
  4. menulis membantu memecahkan masalah,
  5. dan menulis-bebas membantu kita ketika terpaksa harus menulis.

MENULIS ITU SALAH SATU LANGKAH MENUJU KE KEABADIAN

Orang hidup dibatasi oleh usia. Namun, sebuah tulisan hidup untuk selamanya. Banyak penulis yang sudah meninggal dunia, akan tetapi karyanya tetap hidup sampai sekarang dan menjadi berkat bagi pembacanya.

Tulisan bersifat lebih abadi daripada bahasa lisan. Setelah mendengar orang bicara, selang beberapa menit seseorang bisa lupa. Berbeda dengan tulisan, ketika seseorang lupa tentang apa yang dibacanya, dia dapat membaca kemudian mengingatnya kembali. Selain itu, ketika tidak mengerti maksud sebuah tulisan, seseorang dapat mempelajarinya berulang-ulang sampai dia mengerti.

Fakta-fakta tersebut seharusnya dapat membuat kita semakin tergerak untuk lebih banyak lagi menuliskan hal-hal yang bermanfaat. Kelak, meskipun kita telah tiada, ide dan pikiran kita tetap ada. Orang lain pun tetap dapat belajar dan beroleh berkat dari setiap tulisan kita.

MENULIS BERARTI MENATA DAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN PIKIRAN

Saat akan mulai menulis, berbagai ide dan gagasan seperti simpang siur dalam pikiran seorang penulis. Ide dan gagasan tersebut harus disusun secara sistematis agar dapat dipahami dan dimengerti orang lain dengan baik.

Proses penyusunan ide agar tulisan dapat dengan mudah dipahami akan membawa kita kepada pengenalan terhadap ide-ide orang lain dan melahirkan pendapat atas ide-ide tersebut. Karena itu, belajarlah menyusun argumentasi untuk menopang ide agar mudah dipahami (rasional). Hal tersebut berarti menulis membuat kita terbiasa berpikir sistematis dan saksama. Apabila terbiasa melakukannya, kemampuan berpikir kita akan semakin tajam.

MENULIS DAPAT MENYEBARKAN BERKAT ROHANI

Tulisan memiliki sifat fisik yang nyata. Hal tersebut menjadikan tulisan dapat disebarkan dengan mudah. Bahkan seiring kemajuan teknologi informasi -- melalui dunia maya -- tulisan dapat disebarkan dengan lebih cepat dan lebih banyak lagi. Contohnya, milis publikasi e-Penulis ini. Setiap bulannya, dalam hitungan detik setiap tulisan yang ada dapat terkirim ke ribuan pelanggannya.

Bayangkanlah berkat yang akan tersebar apabila satu persen saja dari pembaca tulisan Anda memeroleh inspirasi dan berkat, lalu meneruskannya kepada orang lain. Tulisan Anda akan menjadi berkat, baik bagi Anda maupun orang lain yang membacanya. Bagi yang belum mengenal Tuhan, mereka dapat dibawa kepada-Nya lewat tulisan Anda. Bagi yang sudah mengenal Kristus, Anda berkesempatan memerbaharui iman mereka, bahkan menguatkan iman yang sedang lemah atau suam-suam kuku.

Manfaat ini seharusnya mendorong para penulis Kristen untuk terus menulis dan memanfaatkan setiap media yang ada untuk menyebarluaskan kebenaran-Nya.

MENULIS MENDATANGKAN BERKAT JASMANI

Menjadi motivasi atau tidak, tulisan yang dikirim ke media cetak maupun elektronik dapat mendatangkan berkat jasmani bagi Anda. Tetapi terlepas dari hal itu, yang utama dan terutama adalah Anda telah mengembangkan talenta menulis yang Tuhan percayakan kepada Anda.

Manfaat-manfaat menulis yang sudah diuraikan di atas kiranya dapat menyemangati Anda yang sedang mulai menjejakkan kaki untuk menapaki dunia tulis-menulis. Bagi para penulis Kristen, hal ini kiranya dapat menjadi masukan untuk memerkaya pandangan dan wawasan Anda. Selamat menulis.

Daftar bacaan:

Charlie, Lie. 2006. "Jadi Penulis Ngetop Itu Mudah". Nexx Media, Inc: Bandung.
Verwer, George. 1995. "Dinamika Pelayanan Literatur". Yayasan Obor Menyuluh: Jakarta dan Yakin: Surabaya.
Hernowo. 2003. "Quantum Writing: Cara Cepat Nan Bermanfaat untuk Merangsang Munculnya Pontensi Menulis". Mizan Learning Center: Bandung.
Mirriam-Golberg, Caryn, Ph.D.. 2003. "Daripada Bete, Nulis Aja!" Kaifa: Bandung.
Puji. 2007. "Jadi Penulis, Apa Gunanya". Dalam http://www.in-christ.net/menjadi_penulis_apa_gunanya

Komentar