Bahan Belajar Kristen Online dapatkan di:live.sabda.org

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PELITAKU

Menjadi Keluarga Tuhan dalam Puisi Natal

Puisi Natal merupakan puisi yang biasanya disajikan atau diberikan oleh seseorang atau kelompok kepada orang atau kelompok lain untuk memperingati hari raya Natal. Selain memberi ucapan kepada pihak lain yang juga merayakan Natal, puisi Natal memberi makna tersendiri bagi mereka yang merayakannya.

Pasalnya, Natal merupakan kejadian yang harus diperingati untuk memahami hakikat diri manusia yang sebenarnya. Puisi Natal memberi pelajaran bahwa tujuan hidup manusia jauh lebih besar dibandingkan dengan prestasi manusia. Tujuan ini bahkan lebih besar jika dibandingkan dengan ketenangan dan kebahagiaan manusia saat merayakan Natal.

Pencarian tujuan hidup telah banyak membuat manusia bingung sehingga banyak orang melangkahkan kaki ke arah yang salah; sebab manusia tidak memahami betul makna dan tujuan hidup mereka. Puisi Natal menunjukkan kepada manusia makna dan tujuan hidupnya agar ia lebih mendalami hakikat kehidupannya sebagai manusia di muka bumi ini.

Dalam puisi Natal, bukan keagungan Tuhan saja yang dibicarakan, melainkan juga bagaimana manusia dapat mencapai keagungan tersebut sehingga manusia dapat menjalani kehidupan yang lebih baik dan mencapai tujuan hidup yang semestinya.

Gambar: Yesaya 44:2

Manusia ada bukan karena kebetulan. Hal inilah yang terkandung dalam firman Tuhan: beginilah firman Tuhan menjadikan engkau, yang membentuk engkau sejak dari kandungan (Yesaya 44:2a). Hal itu membuktikan bahwa Tuhan dengan sengaja mendatangkan manusia ke muka bumi ini dengan jalan dan tujuan tertentu.

Puisi Natal sebagai pengingat akan kelahiran tidak semata-mata menunjukkan bahwa kelahiran ada, tetapi juga memberi tahu manusia bahwa mereka harus bersyukur. Sebab, mereka telah dilahirkan ke dunia ini untuk menjalani suatu kehidupan dan mencapai tujuan yang telah Allah tetapkan.

Jauh sebelum manusia lahir dari rahim manusia yang lain, Tuhan telah melahirkan manusia dalam pikiran-Nya. Tuhan dengan sengaja menciptakan manusia dengan tujuan-Nya, yang juga menjadi tujuan hidup manusia yang Dia ciptakan. Oleh sebab itu, sasarannya bukan sekadar membuat puisi Natal menjadi indah, tetapi juga membuatnya menjadi bermakna dan bertujuan.

Tuhan tidak melakukan apa pun secara kebetulan, termasuk di antaranya menciptakan manusia, menetapkan kelahiran Tuhan Yesus Kristus, dan masih banyak lagi hal lain yang tidak pernah manusia pikirkan sebelumnya. Dengan kelahiran inilah, manusia dituntut untuk lebih menyelisik jiwa mereka dan bertanya kepada diri mereka "siapa saya sebenarnya?" dan "untuk apa saya terlahir ke dunia ini?" Tentu saja, puisi Natal harus berisi banyak amanat yang dapat membuat manusia mengerti hakikat dari dua pertanyaan tersebut.

Puisi Natal tentang Tujuan Manusia

Berikut adalah puisi Natal yang ditulis oleh Russel Kelfer (dalam Warren, 26:2005):

Anda adalah Anda karena suatu alasan.
Anda adalah bagian dari suatu rencana yang kompleks.
Anda adalah suatu rancangan unik yang berharga dan sempurna.
Disebut lelaki atau perempuan spesifik milik Allah.

Anda terlihat seperti Anda karena suatu alasan.
Allah kita tidak membuat suatu kesalahan.
Dia merajut Anda menjadi satu di dalam kandungan.
Anda benar-benar apa yang ingin Dia ciptakan.

Orang tua yang Anda miliki adalah orang tua yang Dia pilih.
Dan, tak peduli bagaimana perasaan Anda.
Mereka dirancang dengan pertimbangan rencana Allah.
Dan, mereka memikul meterai Tuhan.

Tidak, trauma yang Anda hadapi tidaklah mudah.
Dan, Allah menangis karena trauma itu begitu menyakiti Anda.
Namun, itu diizinkan untuk membentuk hati Anda
supaya Anda tumbuh menjadi serupa dengan-Nya.

Anda adalah Anda karena suatu alasan.
Anda telah dibentuk dengan tongkat Tuhan.
Anda adalah Anda, kekasih.
Karena Allah ada.

Puisi Natal di atas bisa dijadikan acuan manusia untuk mengetahui tujuan sebenarnya mengapa dia dilahirkan.

Manusia adalah/bagian dari suatu rencana yang kompleks, yakni rencana Tuhan yang tidak terpikirkan oleh manusia sehingga manusia tercipta, atau suatu rancangan unik yang berharga dan sempurna kalau dibandingkan dengan makhluk kreasi Tuhan lainnya.

Oleh sebab itu, manusia disebut lelaki atau perempuan spesifik milik Allah, sebab tidak ada binatang jantan dan betina yang dikhususkan oleh Tuhan. Kehidupan setiap manusia tentu digerakkan oleh sesuatu. Kalau manusia menyesal karena telah dilahirkan atau karena telah dilahirkan dari rahim dan pada waktu yang salah, puisi Natal ini menyatakan bahwa Allah kita tidak membuat suatu kesalahan. Manusia dilahirkan menurut rencana-Nya, sebab Dia merajut Anda menjadi satu di dalam kandungan. Anda benar-benar menjadi pribadi seperti yang ingin Dia ciptakan.

Meskipun banyak orang merasa menyesal, bahkan merasa bersalah karena trauma yang mereka hadapi tidaklah mudah, semua itu diizinkan oleh Tuhan untuk membentuk hati kita supaya kita bertumbuh menjadi serupa dengan-Nya.

Kutipan puisi Natal tersebut dapat menjadi motivasi besar bagi manusia agar selalu melihat Tuhan di mana pun dia berada, sebab Tuhan menciptakan manusia agar mereka dapat mengambil contoh sikap dari apa yang Tuhan teladankan kepada mereka.

Menjadi Keluarga Tuhan dalam Puisi Natal

Puisi Natal, selain menjadi wahana menyampaikan kegembiraan pada hari raya, juga menjadi media untuk mendekatkan diri manusia kepada Tuhan. Menjadi keluarga Tuhan dalam puisi Natal sangat tidak mudah, sebab terkadang ada selimut kebencian, kesombongan, dan hal lain yang tidak dirasakan secara langsung oleh manusia.

Tanpa sadar, manusia menjadi angkuh dan berperangai buruk terhadap sesamanya. Akan tetapi, hal itu dapat disingkirkan dengan kerendahan hati kita saat merayakan hari Natal, juga saat membacakan puisi Natal, yang berguna untuk menjadikan manusia sebagai bagian dari keluarga Tuhan.

Gambar: Puisi Natal

Lagu klasik karya Matt yang berjudul Heart of Worship dapat menjadi inspirasi saat akan membuat puisi Natal. Lirik lagu ini membawa manusia kepada kerendahan hati untuk dapat membuang semua keburukan dari dalam hati (dalam Warren, 119:2005).

"Aku akan membawa bagi-Mu lebih dari sekadar lagu, sebab lagu itu sendiri bukanlah apa yang Engkau tuntut. Engkau mencari jauh lebih dalam melebihi hal-hal yang tampak. Engkau melihat ke dalam lubuk hatiku."

Lagu klasik tersebut menginspirasi orang yang merayakan Natal untuk membuat puisi Natal lebih dari sekadar kata-kata, seperti halnya lagu tersebut bukanlah sekadar lagu. Sebab, Tuhan menginginkan lebih dari sekadar lagu dan kata-kata yang puitis.

Puisi Natal yang baik mampu menunjukkan seberapa besar keagungan Tuhan pada hari yang gembira itu, serta seberapa luas hati manusia yang merayakan Natal dengan kerendahan hati. Dengan dua oposisi yang seimbang tersebut, manusia akan menjadi bagian dari keluarga Tuhan.

Kebersamaan manusia dengan Tuhan yang dimunculkan dalam lagu klasik di atas juga harus dimunculkan dalam puisi Natal sebagai bentuk apresiasi, sebab Tuhan selalu hadir saat manusia berada dalam suka ataupun duka. Dengan adanya Roh Tuhan, manusia tidak akan pernah kesepian dan akan selalu merasa tenteram.

Tujuan inilah yang seharusnya dipikirkan sebelum membuat puisi Natal atau kisah-kisah Natal lainnya, sebab tanpa tujuan dan makna hidup seperti yang digariskan oleh Tuhan, manusia tidak akan pernah dapat memaknai Natal sebagai anugerah besar yang Tuhan berikan.

Audio Puisi Natal

Diambil dari:
Nama situs : Bina Syifa (Menjadi Keluarga Tuhan dalam Puisi Natal)
Alamat situs : https://www.antorij.com/339/05/26/menjadi-keluarga-tuhan-dalam-puisi-natal.htm
Judul artikel : Menjadi Keluarga Tuhan dalam Puisi Natal
Penulis artikel : Tidak dicantumkan
Tanggal akses : 3 Oktober 2018

Komentar