Meskipun kesaksian ini telah lama berlangsung, namun dari kisah ini
kita dapat belajar memahami bagaimana Allah menggunakan berbagai cara
dan kemampuan kita untuk mengabarkan KasihNya.
ALLAH MEMAKAI PENJAGA KEBUN BINATANG SEBAGAI SEORANG MISIONARIS
Pengalaman sebagai seorang penjaga kebun binatang dan pelatih
binatang bukanlah kualifikasi yang normal bagi seorang misionaris.
Namun Allah telah menggunakan pengalaman itu untuk menjangkau hati
suku pygmy yang tinggal di Gabon, Afrika. Pada tahun 1930, Donald
Fairley dan istrinya, Dorothy, yang melayani bersama lembaga misi
"Christian and Missionary Alliance", tiba di hutan hujan Gabon. Suku
pygmy yang tinggal di hutan hujan Gabon tersebut takut pada 2 roh:
Mwiri and Bwiti. Untuk itu mereka melakukan upacara penyembahan bagi
roh-roh yang sering kali disertai dengan pesta obat-obatan dan
pengorbanan manusia. Selain takut pada roh-roh tersebut, suku ini
juga takut pada serangan leopard (sejenis harimau) dan gajah.
Kedatangan orang-orang kulit putih tidak dapat menghilangkan
ketakutan mereka, karena dukun setempat mengatakan bahwa para
misionaris tsb. datang untuk memakan jiwa anak-anak mereka. Namun
Kasih Allah telah dinyatakan melalui pasangan Fairley sehingga
membuka jalan untuk menjangkau hati suku pygmy ini.
Jauh sebelum Don memulai pelayanannya di Afrika ini, dia telah
membuktikan keberaniannya. Dia menikahi gadis yang dia selamatkan
dari bencana banjir, yaitu Dorothy. Sebelum kejadian ini, jiwa
petualangan dalam dirinya telah menuntunnya untuk pergi ke pabrik
pengalengan ikan salmon di Alaska dan ke sebuah kebun binatang di
California, dimana pelatih sirkus Ringling Brothers mengajarinya
untuk melatih binatang. Suatu saat terjadi gempa bumi yang
menyebabkan hewan-hewan buas di kebun binatang itu melarikan diri.
Semua penjaga kebun binatang lari menyelamatkan diri, kecuali Don.
Dia berhasil menenangkan hewan-hewan dan burung-burung yang
ketakutan. Dia juga berhasil membujuk seekor gajah yang ketakutan
untuk kembali ke kandangnya, bahkan Don tidur di dalam kandang itu.
Di Afrika, Allah telah menggunakan keahlian Don yang diperoleh dari
pengalamannya sebagai penjaga kebun binatang, untuk membuka hati
suku pygmy yang tinggal di tengah hutan itu. Keahlian Don untuk
memanggil burung-burung dan binatang sangat mempesona suku pygmy
yang mengira bahwa Don pastilah memiliki roh yang sangat berkuasa.
Sehingga saat pasangan Fairley ini menceritakan tentang Kabar Baik
dan Kasih Allah, kepala suku pygmy mau membuka hatinya dan menerima
Yesus. Lalu kepala suku ini juga mengangkat Don sebagai kepala
kehormatan. Namun terjadi peperangan rohani dan penaniayaan yang
menakutkan di antara orang-orang percaya. Walaupun demikian
perlindungan Allah dan kuasa kesembuhanNya yang luar biasa juga
dinyatakan Tuhan di antara mereka (Dalam tahun-tahun tersebut, banyak
misionaris yang dibunuh atau meninggal karena sakit.)
Selain Don, para misionaris ini melayani di Gabon di sebuah rumah
sakit, sekolah-sekolah keperawatan, dan berkecimpung dalam program
pertanian dan kesehatan di berbagai tempat di Afrika. Baik
pemerintah Gabon maupun Perancis menghargai pelayanan yang dilakukan
mereka, khususnya Don. Namun Don dan istrinya mengetahui bahwa visi
terbesar mereka terwujud dengan terbentuknya "Gabon Christian
Alliance Church Denomination". Allah telah menggunakan keberanian dan
kemampuan pasangan Fairley ini untuk meluluhkan kekejaman dan membawa
kedamaian dan iman percaya bagi suku pygmy.
Sumber: Evangelical Missions Quartely (EMQ)