Home
       

Resources
Artikel
Artikel-artikel MISI
Bahan PA
Misi Allah Bagi Dunia &
Para Pengubah Dunia
Cerita Misi
Alkitab di Seluruh Dunia :
48 Kisah Nyata
Buku
Buku-buku Misi
Doa
Doa bagi Negara
Doa bagi Kota
Doa bagi Suku
PD Timotius
40 Hari Doa
e-KJDN
Info
Sejarah
Ulasan Tokoh MISI
Lembaga
Lebih dekat dengan lembaga MISI
Media
Berbagai program pengabaran Injil
Lintas
Lintas Religi
Profil Suku di Indonesia
 
 Renungan
 Kesaksian
 
 
| suku 54
dari 61 suku
SUKU SEKAYU
Sumatera Selatan

Letak : Sumatra Selatan
Populasi : 250.000 jiwa
Bahasa : Melayu : Sekayu
Agama Mayoritas : Islam
Anggota Gereja : 20 (0,01%)
Alkitab dalam bahasa Sekayu : Tidak Ada
Film Yesus dalam bahasa Sekayu : Tidak Ada
Program penginjilan radio dalam bahasa Sekayu : Tidak Ada

Masyarakat Sekayu tersebar keluar di beberapa tempat di propinsi Sumatera Selatan. Arti hurufiah Sekayu adalah `satu kayu', maksudnya adalah sepotongan kain panjang yang digelar di mana di atasnya mereka duduk untuk makan bersama. Ukuran standar dari panjangnya kain disebut sekayu.

SOSIAL BUDAYA

Suku Sekayu merupakan "manusia sungai" dan senang mendirikan rumah-rumah yang langsung berhubungan dengan sungai Musi. Tidak seperti umumnya suku-suku di Indonesia, suku Bugis, Minangkabau atau Jawa, suku Sekayu jarang berpindah-pindah ke tempat yang jauh. Keinginan untuk lebih maju dan mencari keberuntungan mereka lakukan hanya sampai di ibukota propinsi, yang biasa ditempuh dengan jalan darat, yang bisa dicapai kurang dari 3 jam ke arah selatan. Mereka memperoleh penghasilan dari pekerjaan yang berhubungan dengan pertanian, perhutanan, berburu, memancing, transporasi (jasa pengangkutan), pembangunan dan di pemerintahan termasuk mengajar. Suku Sekayu yang tinggal di Palembang menduduki sektor-sektor pekerjaan yang penting, mulai dari guru besar/dosen universitas, ahli riset, hartawan dan pengembang lahan, pekerja galangan dan penarik becak (alat transportasi beroda tiga, menggunakan tenaga manusia).

Rumah-rumah di pedalaman suku Melayu Sekayu hampir menyerupai rumah panggung (rumah berkaki panjang) entah itu didirikan di atas tanah atau di atas air. Sistem kekerabatan berdasarkan hubungan patrilineal. Kewajiban para istri adalah memelihara peraturan dan keharmonisan rumah tangga sehingga para suami dapat mengatakan `rumah tanggaku adalah surgaku'. Kebanyakan keluarga menginginkan anak lelaki karena dianggap sebagai jaminan bakal negeri (memperkuat kuasa mereka) dan jaminan kelanjutan garis keturunan mereka (negakke jurai).

AGAMA/KEPERCAYAAN

Suku Sekayu hampir 100% penganut Islam. Setiap desa di Sekayu memiliki, mesjid atau langgar (rumah ibadat kecil) bahkan beberapa desa memiliki madrasah/mushola (pusat pengajaran dan pendidikan agama). Mereka juga melaksanakan beberapa praktek kuasa gelap (okultisme) dan kepercayaan animisme (roh-roh kebendaan), yang merupakan kebiasaan atau hal yang biasa pada seluruh masyarakat Melayu di Indonesia. Mereka sering pergi ke dukun (ahli nujum) di kala mengalami kesulitan fisik atau KEBUTUHAN emosi dan krisis seperti keluarga tanpa anak, penyakit parah, gangguan mental atau untuk meramal nasib. Suku Sekayu sulit menerima Kabar Baik oleh karena tiga hal, keterpencilan (suku ini memiliki kebudayaan yang kokoh), kesalah pahaman (mereka berpikir bahwa umat Kristen percaya pada tiga Tuhan dan bahwa kekristenan dibawa oleh kaum barat yang moralnya merosot), ketakutan dan kecurigaan (anak-anak tidak berani beralih ke agama lain karena takut dibuang dan terhilang dari keluarga, masyarakat dan takut kehilangan mata pencahariannya).

KEBUTUHAN

Kaum muda suku Sekayu ini membutuhkan pembekalan ketrampilan melalui pendidikan kejuruan atau bengkel kerja. Mereka membutuhkan ketrampilan dasar, dan jaminan akan masa depan yang berarti, tanpa mengingkari KEBUTUHAN materi dasar mereka.

POKOK DOA
Firman Tuhan: Kemudian daripada itu aku melihat : sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhintung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Dan dengan suara nyaring mereka berseru : "Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba !" (\\/TB #Wahyu 7:9-10*\\)
  1. Berdoa agar Tuhan mencurahkan Roh Kudus, berkat dan kasihNya di tengah-tengah suku Sekayu, agar terang dan kemuliaan Tuhan bercahaya di atasnya. Berdoa agar hati mereka disentuh oleh kasih Tuhan melalui berbagai cara dan mereka yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan.
  2. Berdoa agar Tuhan yang empunya tuaian membangkitkan gerejaNya untuk bersatu dan bekerjasama, menyediakan pekerja : pendoa syafaat, penerjemah Alkitab, kaum profesional, penabur dan penuai untuk memberkati dan meningkatkan kesejahteraan hidup suku Sekayu
  3. Berdoa bagi adanya lembaga & gereja yang digerakkan oleh Tuhan untuk mengadopsi suku Sekayu yang juga berbeban dalam meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.

Jika saudara ingin mengetahui informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi :
PJRN
Kotak Pos 6739/JKUKP - Jakarta 14607
Telp/Fax. (021) 45843235-42

Untuk kalangan sendiri
|



 Ke atas 
© 2003 YLSA