Home
       

Resources
Artikel
Artikel-artikel MISI
Bahan PA
Misi Allah Bagi Dunia &
Para Pengubah Dunia
Cerita Misi
Alkitab di Seluruh Dunia :
48 Kisah Nyata
Buku
Buku-buku Misi
Doa
Doa bagi Negara
Doa bagi Kota
Doa bagi Suku
PD Timotius
40 Hari Doa
e-KJDN
Info
Sejarah
Ulasan Tokoh MISI
Lembaga
Lebih dekat dengan lembaga MISI
Media
Berbagai program pengabaran Injil
Lintas
Lintas Religi
Profil Suku di Indonesia
 
 Renungan
 Kesaksian
 
 
| suku 52
dari 61 suku
SUKU REJANG
Bengkulu

Letak : Bengkulu & Sumatera Selatan
Populasi : 500.000 jiwa
Bahasa : Rejang
Agama Mayoritas : Islam
Anggota Gereja : 47 (0,01%)
Alkitab dalam bahasa Rejang : Tidak Ada
Film Yesus dalam bahasa Rejang : Tidak Ada
Program penginjilan radio dalam bahasa Rejang : Tidak Ada

Suku Rejang tinggal di pulau Sumatera, terutama di propinsi Bengkulu dan Sumatera Selatan. Umumnya mereka tinggal di daerah yang dingin yaitu di pegunungan Bukit Barisan. Sebagian besar daerah orang Rejang masih berhutan lebat. Bunga Reflesia Arnoldy dan bunga anggrek liar terdapat juga di sini.

SOSIAL BUDAYA

Mata pencaharian utama suku Rejang adalah bercocok tanam. Usaha lainnya adalah: peternakan, pertukangan kayu, penebangan kayu, menangkap ikan di sungai, penyadapan karet, atau bekerja di perkebunan dan pengolahan kayu. Mereka juga melakukan penggalian batu bara, perak, emas, timah, seng, tembaga dan belerang yang masih dikerjakan secara tradisional.

Pola pemukiman orang Rejang tidak banyak berbeda dengan pola yang terdapat di pulau Simutera, terutama Sumatera Selatan, yaitu rumah panggung di atas tiang-tiang setinggi 1,5 - 2 meter di atas permukaan tanah. Rumah-rumah umumnya terbuat dari kayu dengan atap seng, dengan tiga atau empat kamar, termasuk dapur di bagian belakang. Kakus tidak terdapat di rumah-rumah ini. Di sini keluarga-keluarga tidak tinggal bersama-sama dalam rumah yang besar. Kalaupun sebuah rumah banyak kamarnya, tidak berarti anak-anak pemilik rumah itu boleh tinggal terus di rumah setelah mereka kawin.

Ayah menjadi kepala keluarga dan harus bertanggung jawab untuk istri dan anak-anaknya. Ia dibantu oleh istri dan anak-anaknya untuk menyediakan keperluan keluarga. Pada prinsipnya terdapat pantangan untuk mempunyai istri lebih dari satu.

Desa orang Rejang disebut juga Marga. Ini merupakan daerah administratif pemerintah yang dikepalai oleh seorang Ginde (pemimpin tradisional), yang kadang-kadang dibantu oleh seorang Penggao. Dalam adat orang Rejang pegawai pemerintah juga merupakan pemimpin tradisional. Di beberapa daerah mereka disebut sebagai raja penghulu. Selain itu ada juga pemimpin yang besar pengaruhnya dalam Marga atau Dusun, yaitu orang lanjut usia yang biasa disebut Tua Dusun atau orang yang dianggap sesepuh di desa tersebut. Orang Rejang menyebutnya Tuai-kutai, seorang persona grata di dalam masyarakat mereka, seorang penasehat warga desa, dan selalu ditunjuk sebagai pemimpin tertua dalam upacara-upacara tradisional.

AGAMA/KEPERCAYAAN

Sebagian besar orang Rejang beragama Islam. Namun demikian animisme merupakan bagian yang integral dari kepercayaan dan kebiasaan hidup orang Rejang. Misalnya, harimau yang disebut masumai, adalah makhluk yang paling ditakuti. Konon dapat berubah bentuknya dan menjelma menjadi manusia yaitu seorang dukun. Orang Rejang sering menggunakan kekuatan gaib untuk mencelakakan orang lain dari jarak jauh, mengucapkan ikrar di tempat keramat (termasuk kuburan), berziarah ke makam-makam, dan menganut banyak macam ilmu gaib.

KEBUTUHAN

Tingkat pengangguran di sini cukup tinggi. Terlihat, banyaknya anak muda yang tidak melanjutkan sekolah serta mengalami kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan karena kurangnya ketrampilan. Mereka membutuhkan pelatihan khusus dan lembaga-lembaga pendidikan informal dengan biaya yang biasa terjangkau oleh mereka. Selain itu guru-guru agama Kristen juga diperlukan di sini karena anak-anak Kristen yang belajar di sekolah negeri, umumnya diharuskan mempelajari agama Islam, karena tidak adanya guru-guru agama Kristen.

POKOK DOA
Firman Tuhan:
Kemudian daripada itu aku melihat : sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhintung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Dan dengan suara nyaring mereka berseru : "Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba !" (\\/TB #Wahyu 7:9-10*\\)
  1. Berdoa agar Tuhan mencurahkan Roh Kudus, berkat dan kasihNya di tengah-tengah suku Rejang, agar terang dan kemuliaan Tuhan bercahaya di atasnya. Berdoa agar hati mereka disentuh oleh kasih Tuhan melalui berbagai cara dan mereka yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan.
  2. Berdoa agar Tuhan yang empunya tuaian membangkitkan gerejaNya untuk bersatu dan bekerjasama, menyediakan pekerja : pendoa syafaat, penerjemah Alkitab, kaum profesional, penabur dan penuai untuk memberkati dan meningkatkan kesejahteraan hidup suku Rejang
  3. Berdoa bagi adanya lembaga & gereja yang digerakkan oleh Tuhan untuk mengadopsi suku Rejang yang juga berbeban dalam meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.

Jika saudara ingin mengetahui informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi :
PJRN
Kotak Pos 6739/JKUKP - Jakarta 14607
Telp/Fax. (021) 45843235-42

Untuk kalangan sendiri
|



 Ke atas 
© 2003 YLSA