SUKU REJANG
Bengkulu
Letak | : | Bengkulu & Sumatera Selatan |
Populasi | : | 500.000 jiwa |
Bahasa | : | Rejang |
Agama Mayoritas | : | Islam |
Anggota Gereja | : | 47 (0,01%) |
Alkitab dalam bahasa Rejang | : | Tidak Ada |
Film Yesus dalam bahasa Rejang | : | Tidak Ada |
Program penginjilan radio dalam bahasa Rejang | : | Tidak Ada |
Suku Rejang tinggal di pulau Sumatera, terutama di propinsi
Bengkulu dan Sumatera Selatan. Umumnya mereka tinggal di daerah yang
dingin yaitu di pegunungan Bukit Barisan. Sebagian besar daerah orang
Rejang masih berhutan lebat. Bunga Reflesia Arnoldy dan bunga
anggrek liar terdapat juga di sini.
SOSIAL BUDAYA
Mata pencaharian utama suku Rejang adalah bercocok tanam.
Usaha lainnya adalah: peternakan, pertukangan kayu,
penebangan kayu, menangkap ikan di sungai, penyadapan karet, atau
bekerja di perkebunan dan pengolahan kayu. Mereka juga melakukan
penggalian batu bara, perak, emas, timah, seng, tembaga dan belerang
yang masih dikerjakan secara tradisional.
Pola pemukiman orang Rejang tidak banyak berbeda dengan pola
yang terdapat di pulau Simutera, terutama Sumatera Selatan, yaitu
rumah panggung di atas tiang-tiang setinggi 1,5 - 2 meter di atas
permukaan tanah. Rumah-rumah umumnya terbuat dari kayu dengan atap
seng, dengan tiga atau empat kamar, termasuk dapur di bagian
belakang. Kakus tidak terdapat di rumah-rumah ini. Di sini
keluarga-keluarga tidak tinggal bersama-sama dalam rumah yang besar.
Kalaupun sebuah rumah banyak kamarnya, tidak berarti anak-anak
pemilik rumah itu boleh tinggal terus di rumah setelah mereka kawin.
Ayah menjadi kepala keluarga dan harus bertanggung jawab
untuk istri dan anak-anaknya. Ia dibantu oleh istri dan anak-anaknya
untuk menyediakan keperluan keluarga. Pada prinsipnya terdapat
pantangan untuk mempunyai istri lebih dari satu.
Desa orang Rejang disebut juga Marga. Ini merupakan daerah
administratif pemerintah yang dikepalai oleh seorang Ginde (pemimpin
tradisional), yang kadang-kadang dibantu oleh seorang Penggao. Dalam
adat orang Rejang pegawai pemerintah juga merupakan pemimpin
tradisional. Di beberapa daerah mereka disebut sebagai raja penghulu.
Selain itu ada juga pemimpin yang besar pengaruhnya dalam Marga atau
Dusun, yaitu orang lanjut usia yang biasa disebut Tua Dusun atau
orang yang dianggap sesepuh di desa tersebut. Orang Rejang
menyebutnya Tuai-kutai, seorang persona grata di dalam masyarakat
mereka, seorang penasehat warga desa, dan selalu ditunjuk sebagai
pemimpin tertua dalam upacara-upacara tradisional.
AGAMA/KEPERCAYAAN
Sebagian besar orang Rejang beragama Islam. Namun demikian
animisme merupakan bagian yang integral dari kepercayaan dan
kebiasaan hidup orang Rejang. Misalnya, harimau yang disebut masumai,
adalah makhluk yang paling ditakuti. Konon dapat berubah bentuknya
dan menjelma menjadi manusia yaitu seorang dukun. Orang Rejang sering
menggunakan kekuatan gaib untuk mencelakakan orang lain dari jarak
jauh, mengucapkan ikrar di tempat keramat (termasuk kuburan),
berziarah ke makam-makam, dan menganut banyak macam ilmu gaib.
KEBUTUHAN
Tingkat pengangguran di sini cukup tinggi. Terlihat,
banyaknya anak muda yang tidak melanjutkan sekolah serta mengalami
kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan karena kurangnya ketrampilan.
Mereka membutuhkan pelatihan khusus dan lembaga-lembaga pendidikan
informal dengan biaya yang biasa terjangkau oleh mereka. Selain itu
guru-guru agama Kristen juga diperlukan di sini karena anak-anak
Kristen yang belajar di sekolah negeri, umumnya diharuskan
mempelajari agama Islam, karena tidak adanya guru-guru agama Kristen.
POKOK DOA
Firman Tuhan:
Kemudian daripada itu aku melihat :
sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang
banyak yang tidak dapat terhintung banyaknya, dari
segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa,
berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak
Domba, memakai jubah putih dan memegang
daun-daun palem di tangan mereka. Dan dengan
suara nyaring mereka berseru : "Keselamatan
bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan
bagi Anak Domba !"
(\\/TB #Wahyu 7:9-10*\\)
- Berdoa agar Tuhan mencurahkan Roh Kudus, berkat dan kasihNya di
tengah-tengah suku Rejang, agar terang dan kemuliaan Tuhan
bercahaya di atasnya. Berdoa agar hati mereka disentuh oleh
kasih Tuhan melalui berbagai cara dan mereka yang berseru kepada
nama Tuhan akan diselamatkan.
- Berdoa agar Tuhan yang empunya tuaian membangkitkan gerejaNya
untuk bersatu dan bekerjasama, menyediakan pekerja : pendoa
syafaat, penerjemah Alkitab, kaum profesional, penabur dan penuai
untuk memberkati dan meningkatkan kesejahteraan hidup suku
Rejang
- Berdoa bagi adanya lembaga & gereja yang digerakkan oleh Tuhan
untuk mengadopsi suku Rejang yang juga berbeban dalam
meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.
Jika saudara ingin mengetahui informasi lebih lanjut,
silahkan menghubungi :
PJRN
Kotak Pos 6739/JKUKP - Jakarta 14607
Telp/Fax. (021) 45843235-42
Untuk kalangan sendiri