Home
       

Resources
Artikel
Artikel-artikel MISI
Bahan PA
Misi Allah Bagi Dunia &
Para Pengubah Dunia
Cerita Misi
Alkitab di Seluruh Dunia :
48 Kisah Nyata
Buku
Buku-buku Misi
Doa
Doa bagi Negara
Doa bagi Kota
Doa bagi Suku
PD Timotius
40 Hari Doa
e-KJDN
Info
Sejarah
Ulasan Tokoh MISI
Lembaga
Lebih dekat dengan lembaga MISI
Media
Berbagai program pengabaran Injil
Lintas
Lintas Religi
Profil Suku di Indonesia
 
 Renungan
 Kesaksian
 
 
| suku 39
dari 61 suku
SUKU LINTANG
Sumatera Selatan

Letak : Sumatera Selatan
Populasi : 70.000
Bahasa : Lintang
Anggota Gereja : 0%
Alkitab dalam bahasa Lintang : Tidak Ada
Film Yesus dalam bahasa Lintang : Tidak Ada
Siaran radio pelayanan dalam bahasa Lintang : Tidak Ada

Kawasan pegunungan Bukit Barisan di Sumatera Selatan merupakan tempat tinggal suku Lintang, diapit oleh suku Pasemah dan Rejang. Suku Lintang merupakan salah satu suku Melayu yang tinggal di sepanjang tepi sungai Musi di Propinsi Sumatera Selatan. Secara geografis, ada 4 `pintu masuk' ke daerah mereka : Muarapinang, Pendopo, Tebingtinggi dan Ulumusi.

SOSIAL BUDAYA

Suku Melayu Lintang hidup dari bercocok tanam yang menghasilkan : kopi, beras, kemiri, karet dan sayur-sayuran. Mereka juga beternak kambing, kerbau, anjing, ayam, itik, bebek, dll. Mereka tidak mencari nafkah di sektor perikanan walaupun tinggal di tepi sungai. Kondisi perekonomian suku Lintang masih sangat memprihatinkan, sehingga mereka tidak segan-segan melakukan hal-hal yang negatif untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Sistem kekeluargaan menganut sistem patrilineal. Para pria bekerja sebagai petani, tetapi pekerjaan itu hanyalah musiman dengan panen kopi yang hanya setahun sekali. Para wanita juga ikut bekerja di ladang, dan seringkali meninggalkan anak-anaknya di rumah, sehingga anak-anak sedikit mendapatkan pengawasan dan terlalu bebas. Sedangkan kelompok orang Lintang yang tidak mengerjakan pekerjaan kasar biasanya mempunyai kuku panjang di jari kelingkingnya. Kaum muda suku Lintang biasanya memilih pasangan hidupnya sendiri tetapi pengaturannya dilakukan pihak keluarga. Rumah-rumah mereka terbuat dari kayu dan dibangun di atas tiang-tiang penyangga (rumah panggung).

Pemimpin masyarakat biasanya adalah kaum pria dan orang Lintang asli. Kepemimpinan kaum pria ini sudah melekat kuat dalam masyarakat Muslim. Bila timbul konflik, mereka menyelesaikannya di tingkat keluarga; bila masih tidak bisa diselesaikan, masalahnya akan dibawa ke para pemimpin/penatua desa. Kalau tetap tidak bisa diselesaikan, biasanya akan dibawa ke polisi/makamah agama.

Tidak ada bentuk kesenian khusus yang bisa ditemukan di sini kecuali seni pencak silat yang diajarkan di sekolah-sekolah Islam. Demikian pula tari-tarian yang dulu pernah ada tetapi sekarang tidak dikembangkan. Perayaan-perayaan/upacara tradisional yang mereka lakukan umumnya berhubungan dengan agama Islam, seperti : Idul Fitri, perayaan pernikahan, dan khitanan.

AGAMA/KEPERCAYAAN

Orang Lintang adalah penganut Islam yang cukup kuat. Hal ini terlihat dengan banyaknya mesjid-mesjid dan pesantren untuk melatih kaum mudanya.

KEBUTUHAN

Saat ini orang Lintang membutuhkan perbaikan sarana-sarana kesehatan, karena banyaknya penyakit yang menyerang mereka, antara lain : malaria, typhus, penyakit kulit, diare, infeksi saluran pernafasan, dll, akibat cara hidup mereka yang kurang bersih. Mereka juga butuh saluran air bersih karena selama ini masih sepenuhnya bergantung pada air sungai. Dalam bidang pendidikan mereka membutuhkan guru karena banyaknya sekolah yang kekurangan tenaga pengajar. Sektor pertanian pun masih sangat perlu diperbaiki guna meningkatkan produksi pertanian masyarakat di daerah ini.

POKOK DOA

Kemudian daripada itu aku melihat : sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhintung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Dan dengan suara nyaring mereka berseru : "Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba !" (\\/TB #Wahyu 7:9-10*\\)

  1. Berdoa agar Tuhan mencurahkan Roh Kudus, berkat dan kasihNya di tengah-tengah suku Lintang, agar terang dan kemuliaan Tuhan bercahaya di atasnya. Berdoa agar hati mereka disentuh oleh kasih Tuhan melalui berbagai cara dan mereka yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan.
  2. Berdoa agar Tuhan yang empunya tuaian membangkitkan gerejaNya untuk bersatu dan bekerjasama, menyediakan pekerja : pendoa syafaat, penerjemah Alkitab, kaum profesional, penabur dan penuai untuk memberkati dan meningkatkan kesejahteraan hidup suku Lintang.
  3. Berdoa bagi adanya lembaga & gereja yang digerakkan oleh Tuhan untuk mengadopsi suku Lintang yang juga berbeban dalam meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.

Jika saudara ingin mengetahui informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi :
PJRN
Kotak Pos 6739/JKUKP - Jakarta 14607
Telp/Fax. (021) 45843235-42

Untuk kalangan sendiri
|



 Ke atas 
© 2003 YLSA