Home
       

Resources
Artikel
Artikel-artikel MISI
Bahan PA
Misi Allah Bagi Dunia &
Para Pengubah Dunia
Cerita Misi
Alkitab di Seluruh Dunia :
48 Kisah Nyata
Buku
Buku-buku Misi
Doa
Doa bagi Negara
Doa bagi Kota
Doa bagi Suku
PD Timotius
40 Hari Doa
e-KJDN
Info
Sejarah
Ulasan Tokoh MISI
Lembaga
Lebih dekat dengan lembaga MISI
Media
Berbagai program pengabaran Injil
Lintas
Lintas Religi
Profil Suku di Indonesia
 
 Renungan
 Kesaksian
 
 
| suku 10
dari 61 suku
SUKU BATIN
Jambi

Letak : Jambi
Populasi : 70.000 jiwa
Bahasa : Batin
Anggota Gereja : 10 (0,014%)
Alkitab dalam bahasa Batin : Tidak Ada
Film Yesus dalam bahasa Batin : Tidak Ada
Siaran radio pelayanan dalam bahasa : Tidak Ada

Suku Batin berdiam di sekitar Pegunungan Bukit Barisan, Kabupaten Sarolangun Bangko dan Bungo Tebo, Propinsi Jambi. Wilayah tempat tinggal orang Batin meliputi Kecamatan Jangkat, Muara Siau, Bangko, Tabir, dan Muara Bungo. Selain suku Batin, wilayah Jambi juga sudah lama didiami oleh suku-suku lain, yaitu suku Kubu, suku Melayu Jambi dan suku Kerinci. Menurut cerita rakyat setempat, nenek moyang orang Batin adalah suku bangsa Kerinci yang pindah dari kaki Gunung Kerinci ke daerah tempat tinggal mereka sekarang ini. Kebudayaan Minangkabau yang sangat mempengaruhi suku Kerinci ke daerah tempat tinggal mereka sekarang ini. Kebudayaan Minangkabau yang sangat mempengaruhi suku Kerinci ini juga terlihat pada kehidupan orang Batin.

SOSIAL BUDAYA

Orang Batin suka hidup berpindah-pindah dan berjiwa gotong royong. Sifat gotong royong yang sangat menonjol juga terlihat di antara dua kampung yang berbeda, di mana hubungan antara kepala kampung yang satu dengan lainnya sangatlah baik. Ada 5 (lima) mata pencaharian utama suku Batin, yaitu bertani, berkebun, mengumpulkan hasil hutan, mendulang emas dan sebagai nelayan. Ladang mereka disebut umo talang, ditanami dengan padi, palawija, karet dan kopi.

Kebudayaan orang Batin merupakan perpaduan unsur-unsur kebudayaan Minangkabau dan Melayu Jambi. Misalnya, dalam hal berbahasa dan sistem kekerabatan. Bahasa batin termasuk bagian dari bahasa Melayu Jambi, tetapi dialek bahasa Batin banyak dipengaruhi oleh bahasa Minangkabau. Sistem kekerabatan orang Batin adalah matrilineal (garis keturunan ditarik dari pihak ibu). Dalam kehidupan sehari-hari, orang Batin lebih dekat dengan kerabat pihak ibu daripada kerabat pihak ayah. Tetapi laki-laki tetap berperan sebagai kepala keluarga dalam rumah tangganya. Di samping sistem pendidikan umum yang dijalankan di sekolah-sekolah, juga terdapat pendidikan dari madrasah-madrasah.

Sebuah dusun dihuni oleh sejumlah keluarga luas yang disebut piak. Setiap piak dikepalai oleh seorang ninik mamak. Pemimpin dusun yang bergelar rio diangkat berdasarkan hasil musyawarah dari seluruh ninik mamak. Dalam menjalankan kepemimpinannya, rio didampingi oleh para ninik mamak. Dengan demikian segala keputusan rio haruslah diambil dengan persetujuan para ninik mamak dari piak yang ada di dusun tersebut.

Suku Batin memiliki ciri khas dalam mendirikan bangunan tempat tinggal mereka. Persiapan pembangunan sebuah rumah baru dimulai pada saat lahirnya seorang puteri dalam keluarga tersebut. Rumah tersebut biasanya berbentuk bangsal dengan ukuran 9x12 m dan biasanya juga dilengkapi dengan tempat penyimpanan hasil panen dan barang-barang pusaka. Bangunan itu biasanya juga dipenuhi dengan ukiran-ukiran dari kayu yang bermotifkan tumbuh-tumbuhan dan binatang. Bangunan tempat tinggal suku Batin itu biasanya disebut dengan istilah Kajang Lako.

AGAMA/KEPERCAYAAN

Hampir semua orang Batin adalah pemeluk agama Islam. Napas agama Islam juga terlihat dalam berbagai bentuk kesenian yang berkembang di daerah ini. Walau demikian, masih ada juga kepercayaan terhadap adanya makhluk halus/roh-roh di tempat-tempat tertentu, dewa-dewa dan kekuatan gaib.

KEBUTUHAN

Sebagian besar orang Batin hidup berpindah-pindah mungkin dikarenakan mereka bertani dengan menerapkan sistem ladang. Selain itu, kondisi alam daerah Jambi yang memiliki tingkat penyinaran matahari yang rendah ini kurang menguntungkan untuk meningkatkan produksi pertanian. Karena itu dibutuhkan pengetahuan dan ketrampilan untuk bertani dengan sistem yang lebih baik. Selain itu, mereka memerlukan fasilitas penyediaan air bersih dan sarana transportasi yang baik dan ekonomis. Masih ada yang tergantung pada sungai sebagai sumber air minum karena PAM (Perusahaan Air Minum) belum menjangkau seluruh wilayah. Sungai menjadi sarana transportasi yang penting. Lalu lintas darat kurang baik dan memerlukan biaya mahal.

POKOK DOA
Kemudian daripada itu aku melihat : sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhintung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Dan dengan suara nyaring mereka berseru : "Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba !" (\\/TB #Wahyu 7:9-10*\\)
  1. Berdoa agar Tuhan mencurahkan Roh Kudus, berkat dan kasihNya di tengah-tengah suku Batin, agar terang dan kemuliaan Tuhan bercahaya di atasnya. Berdoa agar hati mereka disentuh oleh kasih Tuhan melalui berbagai cara dan mereka yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan.
  2. Berdoa agar Tuhan yang empunya tuaian membangkitkan gerejaNya untuk bersatu dan bekerjasama, menyediakan pekerja : pendoa syafaat, penerjemah Alkitab, kaum profesional, penabur dan penuai untuk memberkati dan meningkatkan kesejahteraan hidup suku Batin
  3. Berdoa bagi adanya lembaga & gereja yang digerakkan oleh Tuhan untuk mengadopsi suku Batin yang juga berbeban dalam meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.

Jika saudara ingin mengetahui informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi :
PJRN
Kotak Pos 6739/JKUKP - Jakarta 14607
Telp/Fax. (021) 45843235-42

Untuk kalangan sendiri
|



 Ke atas 
© 2003 YLSA