PASAL 12
YAKIN DAN TIDAK MALU
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh
ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia
akan menghasilkan banyak buah (Yohanes 12:24).
Ketika seorang datang kepada Kristus, ia memerlukan seseorang lain
untuk memberinya makanan dan bimbingan bagaimana mencari makanan sendiri
dari Firman Allah. Tidak ada orang yang mengingkari kenyataan bahwa
seorang bayi di dalam Kristus memerlukan pertolongan semacam itu. Tetapi
hal yang hendaknya menggugah kita ialah adanya banyak orang yang
memerlukan pertolongan itu terus menerus. Bacalah Ibrani 5:12-14.
Membimbing seorang Kristen baru menuju kedudukan sebagai seorang
pemimpin akan menghabiskan waktu bertahu-tahun yang penuh dengan
kesabaran, pemerliharaan, latihan, dan doa. Tentu saja ongkosnya tenaga
dan waktu besar sekali.
Marilah kita memikirkan ongkos dan latihan ini dari kacamata
seorang gembala sidang yang bertanggung jawan bagi kawanan domba Allah.
Rasul Paulus menyatakan demikian: Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak
bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, supaya kamu tiada beraib dan
tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela ditengah-
tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu
bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, sambil
berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari
Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah
(Filipi 2:14-16).
Pada bagian ini sang rasul membesarkan hati orang di Filipi untuk
melaksanakan pekerjaan dengan bersukacita dan jangan menghabiskan waktu
dengan bersungut-sungut dan mengeluh. Ia menasihita mereka agar melakukan
hal itu pada waktu mereka membagikan Firman Tuhan kepada orang lain.
Alasan mengapa dia sangat prihatin akan hal ini ialah karena
ketakutannya bahwa ia telah bekerja dengan sia-sia. Ini betul-betul
membagikan Firman Tuhan kepada orang lain, Paulus akan merasa bahwa
segala pekerjaannya itu sia-sia saja?
Yohanes menulis perkataan yang agak bersamaan maksudnya, Maka
sekarang, anak-anakku, tinggalah di dalam Kristus, supaya apabila ia
menyatakan diriNya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu
terhadap Dia pada hari kedatanganNya (1Yohanes 2:28). Bukankah dia
berkata bahwa kecuali orang-orang ini belajar untuk tetap berpaut kepada
Kristusnya yaitu, bersekutu dengan Dia setiap hari melalui FirmanNya dan
doa sang rasul akan merasa malu bertemu dengan Kristus pada waktu Ia
datang?
Pernah saya bacakan ayat ini dengan seorang kawan saya yang
menggembalakan sebuah jemaat di pinggiran sebuah kota besar. Ia membaca
dan membaca ulang Filipi 2:16 dan 1Yohanes 2:28 dan hampir
merasa sakit. Ia memandang saya dan berkata, "LeRoy, apa yang saya
lakukan? Saya tidak melatih umat saya untuk membagikan Firman Tuhan kepada
orang lain atau untuk hidup dalam persekutuan bersama Kristus."
Ia melihat kebenaran yang diajarkan dalam ayat-ayat Alkitab
tersebut dan hubungannya dengan pelayanannya. Dia hampir merasa bahwa
lebih baik menanggalkan pekerjaannya. Namun ia menangkap pula penglihatan
untuk menyerahkan dirinya kepada pembinaan beberapa orang untuk memimpin
mereka kepada langkah-langkah pemuridan, pembinaan murid dan pemimpin.
Hari ini ia tidak lagi merasa dihantui oleh kebenaran yang terdapat dalam
kedua bagian Alkitan itu.
Dalam hubungan ini, coba perhatikan baik-baik apa yang dikatakan
dalam 1Yoh 2:12-14. Ia memulai dengan menulis kepada anak-anak, orang
yang baru mengerti bahwa dosanya telah ditebus. Ia juga menulis kepada
mereka karena mereka telah mengenal Bapa. Kemudian ia menulis kepada
bapa-bapa, yaitu mereka yang telah sungguh-sungguh mengenalNya. Akhirnya
ia berbicara kepada anak muda dan mengingat mereka bahwa mereka kuat
dalam Firman Allah dan telah mengalahkan si jahat. Anak-anak baru
mengenal Bapa; orang muda melalui Firman Allah dapat mengalahkan si
jahat; dan bapak-bapak kenal Allah secara intim.
Salah satu kunci keberhasilan ialah dengan menolong murid-murid
Saudara berpindah dari masa kanak-anak kepada masa muda dan sehingga
menjadi ayah. Dan cara menjadikan mereka pemenang ialah menanamkan Firman
Tuhan ke dalam hati dan kehidupan mereka.
Hal ini mengingatkan kita akan bagian yang ditulis oleh Rasul
Paulus kepada orang-orangdi TEalonika, Dan karena itulah kami tidak
putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu telah
menerima Firman Allah yang kami beritakan itu, bukan sebagai perkataan
manusia, tetapi--dan memang sungguh-sungguh demikian--sebagai firman
Allah, yang bekerja juga di dalam kamu yang percaya (1Tes 2:13).
Paulus berkata bahwa Firman Allah sekarang sedang bekerja di dalam mereka
laksana sebuah dinamo yang besar, menghasilkan kekuatan yang melebihi
kekuatan manusia yang biasa. Pada suatu hari saya jelaskan kebenaran ini
kepada seorang pendeta, dan ia mengatakan kepada saya "LeRoy, rupanya
Saudara seorang fanatik dalam menarik orang kepada Firman Tuhan dan
menanamkan Firman Tuhan ke dalam hidup mereka".
Saya mengatakan bahwa saya lebih daripada seorang fanatik dalam
memasukkan Firman Tuhan ke dalam kehidupan orang dan membiarkan Firman
itu bertumbuh dengan subur. Saya sudah menyaksikan apa yang telah
diperbuat oleh Firman Tuhan kepada ratusan orang selama beberapa tahun
dan hasil yang luar biasa yang telah mengubah kehidupan mereka.
Masalahnya ialah bahwa hal itu tidak bisa diterima secara obralan.
Tidak pula dapat dilakukan melalui suatu program tertentu. Hal itu hanya
dapat diperoleh melalui perhatian secara pribadi kepada manusia dengan
menolong mereka menerapkan apa yang telah diperolehnya dan melakukan
prinsip-prinsip yang telah dibicarakan di atas sehingga menjadi bagian
hidup mereka sehari-hari.
Segera setelah kita berbicara mengenai perlunya perhatian kepada
orang yang secara individu dan pribadi, beberapa masalah akan timbul.
Yang pertama adalah masalah waktu. Banyak orang sibuk sekali sekarang.
Mereka melakukan pekerjaan lebih dari pada waktu yang tersedia. Apa yang
perlu kita sadari adalah bahwa proses pemuridan tidak makan waktu lebih
banyak tetapi melipatgandakan waktu yang sudah sempit itu. Jika gembala
sidang dapat melayani beberapa orang yang rohani dan bermutu, baik laki-
laki maupun perempuan, mereka dapat mulai meringankan sedikit beban
gembala itu. Mereka dapat melayani bersama-sama dengan dia.
Satu masalah yang lain adalah pilih kasih. Gembala sidang harus
berusaha untuk menghindari diri agar tidak dikritik karena seolah-olah
menganakemaskan beberapa orang. Pada suatu kali saya menantang seorang
pendeta muda untuk mencari orang-orang yang paling baik di dalam
sidangnya dan mulai menolong mereka dalam kehidupan doanya dan mengajar
mereka bagaimana mencari orang-orang yang paling baik di dalam sidangnya
dan mulai menolong mereka dalam kehidupan doanya dan mengajar mereka
bagaimana mencari makanan Firman Allah sendiri. Namun ia kuatir tentang
masalah pilih kasih ini. Sehingga saya menyarankan agar dia memberi
pengumuman kepada seluruh anggota gerejanya dalam kebaktian Minggu pagi
bahwa ia bermaksud memulai sebuah kelompok pemuridan setiap hari Senin
pagi pukul lima dan terbuka bagi setiap anggota yang mau datang. Ia
sebenarnya telah mempunyai dua tiga calon dalam pikirannya. Sebagai
tambahan kepada undang-undang yang telah diumumkannya kepada seluruh
sidangnya, ia menghubungi mereka secara pribadi dan mendorong mereka
untuk datang. Setiap orang mengetahui bahwa sekarang sedang berlangsung
suatu kelas pemuridan, dan setiap orang diberi kesempatan untuk
menghadirinya.
Kenyataannya ialah bahwa hanya yang sungguh-sungguh lapar rohani
yang akan datang. Beberapa waktu kemudian dua atau tiga orang akan gugur
namun mereka yang tinggal tetap adalah mereka yang menjadi bakal pemimpin
gereja yang sungguh.
Salah satu jalan terbaik bagi seorang gembala sidang untuk memulai
pelayanan semacam ini ialah dengan meprioritaskannya kepada para penatua
atau diakon. Gembala yang ingin berhasil dalam pemuridan banyak anggota
gereja harus memulainya dengan kepemimpinan yang sudah ada. Para penatua
atau diakon adalah orang-orang yang tepat untuk mulai. Jika orang-orang
semacam ini dapat dijangkau dan dilatih, pendeta akan membungkamkan
tukang kritik dan hal-hal negatif lainnya dari anggota jemaat.
Hal lain yang dapat diperbuat oleh pendeta ialah dengan menggunakan
kreativitas dalam menentukan bagaimana ia dapat memperlengkapi dengan
baik organisasi dan program-program yang sudah ada untuk menolong
tujuan pemuridannya. Organisasi di dalam gereja seperti Sekolah Minggu,
kaum wanita dan kaum pria dapat dibimbing supaya membantu program
pemuridan. Pemuridan yang sesungguhnya tidak dapat dilakukan secara
besar-besaran melalui organisasi yang sudah besar ini, tetapi kita harus
menyadari bahwa banyak pria dan wanita yang setia akan muncul dari
kelompok tersebut.
Seorang pendeta yang sudah melaksanakan pelayanan semacam itu
selama tiga setengah tahun menceritakan kepada saya bahwa kelompok orang
di dalam gerejanya yang paling terbuka dan dapat diajar adalah sekelompok
pemuda yang tidak menduduki jabatan apa-apa di dalam kepentingan gereja.
Karena mereka membuka diri dan bersedia, ia mulai dengan mereka. Sekarang,
setelah tiga setengah tahun, orang-orang muda ini telah menduduki posisi
kepemimpinan di dalam gereja dan sedang melakukan pekerjaan yang baik.
Kesaksian pendeta itu memberikan gambaran kepada kita bahwa tidak
ada peraturan tertentu yang harus diikuti. Yang haru kita perbuat adalah
menggunakan setiap situasi dan mulai dari sana dengan usaha penuh dan
daya cipta. Jika para diakon atau penatua menyukai dan menyambutnya, maka
kita harus melatih mereka dalam kepemimpinan. Namun jika mereka tidak
melihat kegunaannya, barangkali Allah akan memakai orang lain di dalam
sidang yang akan menyambutnya.
Pendeta perlu terus menggunakan kedua belah lututnya dan mengikuti
teladan Kristus (Mar 3:14). Jadi pakailah semalam penuh untuk
berdoa, meminta kepada Tuhan agar menunjukkan orang-orang--pria dan
wanita--yang tepat untuk dilibatkan dalam pelayanan Saudara. Di samping
masalah yang mungkin timbul melalui cara pendekatan ini, kita harus
menyadari bahwa menjadikan murid bukanlah sesuatu tugas tambahan atau
usulan, tetapi suatu perintah. Hal itu merupakan bagian yang penting
dalam Amanat Agung (Matius 28:19). Kita harus mencari Allah di
dalam doa dan membiarkan Dia memberikan kepada kita buah pikiran yang
baru dan segar.
* * * * * *
Beberapa dari bahan yang ada di dalam buku ini mungkin tidak
sesuai dengan situasi di tempat Saudara sekarang. Mungkin Saudara
berharap agar saya bisa membicarakan beberapa hal secara lebih
terperinci. Memang sukar sekali untuk membayangkan setiap situasi yang
mungkin terjadi. Kemungkinan besar ada beberapa hal yang tidak cocok
dengan pelayanan Saudara.
Meskipun ada banyak hal yang tidak dapat diterapkan, kiranya
Saudara akan berusaha menerapkan beberapa di dalam hidup Saudara sendiri
dan di dalam pelayanan Saudara. Biarlah buku ini merupakan buku referensi
tentang suatu metode yang telah berhasil di seluruh dunia dan yang
didasarkan pada ajaran Firman Tuhan. Kiranya Roh Kudus akan menggunakannya
untuk mengangkat ribuan pekerja yang bermutu rohani tinggi bagi kemuliaan
Tuhan Yesus Kristus.