C. EMPAT PERNYATAAN DIRI ALLAH
Alkitab tidak meminta kita untuk menerima keberadaan Allah
begitu saja. Sebaliknya, ia menunjukkan kepada kita bagaimana Allah,
melalui RohNya, telah menyatakan diriNya kepada kita -- baik di masa
lampau maupun masa kini.
Saat kita meneliti empat jalur pembuktian Alkitab, ujilah hal
itu dengan pengetahuan Anda tentang alam semesta, hati manusia,
Alkitab dan Yesus Kristus. Lihat, apakah Anda dapat menyetujui bahwa
data-data Alkitab adalah lengkap dalam hal pernyataan Allah kepada
Anda.
PERNYATAAN ALLAH:
- Melalui Penciptaan
- Melalui Akal Budi
- Melalui Komunikasi
- Melalui Kristus
- Melalui Penciptaan
- Melalui Akal Budi
- Melalui Komunikasi
- Melalui Kristus
PERNYATAAN ALLAH: Melalui Penciptaan
PERNYATAAN ALLAH |
Umum | Khusus |
P E N C I P T A A N
|
Tak seorang pun dapat menyangkal bahwa alam semesta
yang kompleks ini adalah suatu keajaiban yang agung
dan menakjubkan. Merenungkan keluasan dan
keagungannya saja dapat membuat kita pusing. Lalu,
bagaimana semua itu dapat ada? Mungkinkah semua ini
terjadi karena suatu ledakan raksasa, sebagaimana
dikemukakan oleh banyak ilmuwan? Atau semua ini
terjadi sebagai hasil perencanaan yang teliti dari
Allah yang Mahabesar?
Mari kita lihat sejenak pada dua bagian Alkitab yang
berbicara tentang pernyataan diri Allah melalui alam
semesta. Pertama, kita lihat kitab Ayub dalam
Perjanjian Lama. Sebagaimana Anda ingat, Ayub dicobai
iblis dengan sangat berat. Seperti manusia zaman
sekarang, Ayub menjumpai kesulitan besar untuk
menjawab pertanyaan: Bagaimana Allah yang baik dapat
mengizinkan ketidakadilan seperti penyakit dan
penderitaan? Ayub dikenal sebagai orang yang
sungguh-sungguh mengasihi Allah, namun kekayaan dan
anak-anaknya diambil, dan ia sendiri dijangkiti bisul.
Bila sebuah jam membuktikan keberadaan seorang pembuat jam, namun
alam semesta tidak dapat membuktikan keberadaan Arsiteknya yang
agung, maka saya setuju untuk disebut seorang bodoh
Voltaire
Setelah berusaha mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
tentang Allah dalam waktu yang lama, Ayub akhirnya mendengar sendiri
dari Allah. Berbicara kepadanya dalam damai, Allah memberitahu Ayub
bahwa untuk melihat Dia Ayub harus melihat melampaui
kesulitan-kesulitan yang menekan dan melihat alam semesta serta dunia
sekitarnya (Ayub 38:1-38). Mari kita perhatikan beberapa
spesifikasi alam semesta dalam firman Allah ini dan melihat kepada
kesimpulan apa kita akan dibawanya.
- Keajaiban penciptaan bumi (ayat Ayub 38:4-6)
- Keajaiban langit (ayat Ayub 38:7 )
- Keajaiban keseimbangan laut-darat (ayat Ayub 38:8 )
- Keajaiban fajar yang baru (ayat Ayub 38:12)
- Keajaiban dasar samudera raya (ayat Ayub 38:16)
- Keajaiban siklus hidup-mati (ayat Ayub 38:17)
- Keajaiban asalnya terang (ayat Ayub 38:19)
- Keajaiban badai elektronik (ayat Ayub 38:24)
- Keajaiban angin (ayat Ayub 38:24)
- Keajaiban siklus hidrologis (ayat Ayub 38:25-30)
- Keajaiban hewan memelihara anaknya (pasal Ayub 39:1-41:25)
Inti perkataan Allah sebenarnya, "Dalam sengsaramu engkau
bertanya di mana Aku ketika engkau menderita. Lihat kembali dunia di
sekelilingmu dan engkau akan melihat Aku di situ dan diingatkan akan
kebijaksanaan dan kuasaKu". Bruce Demarest, penulis buku General
Revelation (Pewahyuan Umum), menulis, "Dengan perantaraan sebuah
penciptaan yang hebat, Ayub mengerti realita Allah. Tertegun, merasa
rendah dan dipenuhi dengan rasa hormat saat merenungkan Allah dan
karya-karyaNya, Ayub membuka mulutNya dan berkata, 'Hanya dari kata
orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku
sendiri memandang Engkau. Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan
dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu'" (Ayub 42:5-6).
Pilihannya sederhana: pilih Allah yang mandiri atau alam semesta yang
mandiri -- dan alam semesta tidak menampakkan gejala sebagai sesuatu
yang mandiri
- A.J. Hoover
Banyak bagian di Mazmur juga menyaksikan bahwa alam semesta
memberikan bukti tentang keberadaan Allah. Mazmur 19:1-5, misalnya,
mengatakan bahwa suara Allah dapat didengar melalui seluruh
ciptaanNya. Pemazmur menulis:
Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan
pekerjaan tanganNya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan
malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. Tidak ada berita dan
tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; tetapi gema mereka
terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung
bumi. Ia memasang kemah di langit untuk matahari.
Siang dan malam, kata Pemazmur, kemuliaan Allah diberitakan
melalui langit dan cakrawala. Berita mereka tersedia bagi semua yang
mau mendengar, karena suara mereka terpencar ke seluruh dunia dan
akan didengar "sampai ke ujung bumi".
Untuk memberikan contoh yang mendukung pernyataan pemazmur,
kita dapat menggunakan banyak cara. Kita dapat menyampaikan
ketidakmungkinan yang logis bahwa hidup dimulai tanpa stimulus dari
luar, tak peduli berapa waktu yang ditetapkan para ilmuwan untuk
kejadian seperti itu. Kita dapat berbicara tentang pola yang rumit
dari gerak benda-benda angkasa di alam semesta -- termasuk ketepatan
waktu jalur tempuh mereka satu dan lainnya. Kita dapat berbicara
tentang kemiringan yang tepat dari bumi, jaraknya yang tepat dari
matahari dan perjalanannya yang tepat melalui tata surya kita --
semua itu merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh iklim
sedang yang dapat kita nikmati.
Pernyataan-pernyataan dari orang-orang yang tidak percaya, tidaklah
lebih berbobot daripada bukti-bukti nyata yang menunjukkan bahwa alam
semesta direncanakan dengan cermat oleh sang Pencipta
- Russell DeLong
Untuk singkatnya, mari kita meneliti satu bagian kecil yang
penting dari keberadaan kita -- mata. Mari kita lihat bagaimana
rumitnya mata yang menyiratkan keterlibatan seorang perencana yang
berdaya pikir tinggi dan menolak ide perkembangan yang acak.
Menurut kebanyakan orang yang tidak percaya kepada Allah,
kita mencapai keadaan fisik seperti sekarang ini atas dasar evolusi.
Mereka menyatakan bahwa apa yang dimulai dari sesuatu yang bersel
satu, beberapa ratus juta tahun yang lalu, akhirnya berkembang
menjadi manusia. Namun mari kita perhatikan satu organ tubuh yang
kecil ini dan melihat apakah secara logis ia dapat menempuh jalur
evolusi. Bila tidak, bukankah secara rasio kita dapat menyimpulkan
bahwa ia berasal dari tangan "Seorang" Perencana Agung?
Inilah kasusnya. Bila kita mengambil bagian mana saja dari
mata -- misalnya retina -- maka mata tidak akan berfungsi. Atau ambil
lensanya. Tidak ada penglihatan. Ambil korneanya? Kebutaan. Bagi
mata, untuk dapat berfungsi, semua bagian harus ada dan bekerja. Hal
ini saja sudah merupakan argumentasi kuat tentang adanya perencanaan.
Sebab apa yang tidak nampak dari padaNya, yaitu kekuatanNya yang
kekal dan keilahianNya, dapat nampak kepada pikiran dari karyaNya
sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih
- Paulus (Roma 1:20)
Namun mari kita lihat dengan cara lain. Kita bawa konsep ini
kembali ke dalam rantai evolusi. Pada suatu ketika dalam perjalanan
evolusi, suatu makhluk yang kelak akan menjadi manusia harus mulai
memiliki mata. Namun bagaimana mulainya? Mata tidak mungkin
berevolusi, karena tidak ada sesuatu yang dapat menyebabkan makhluk
itu mulai membentuk mata yang tidak dapat melihat. Teori evolusi
mengatakan bahwa perubahan terjadi karena adaptasi. Lalu, apa yang
menyebabkan suatu makhluk tak bermata menghendaki mata yang tak
berguna pada kepalanya? Bagaimana ia tahu bahwa ia akan membutuhkan
mata yang dapat melihat?
Mata dapat berfungsi atau tidak, dan tak ada alasan bagi
suatu makhluk untuk mulai membentuk mata yang tak sempurna supaya
kelak pada tingkat evolusi lebih tinggi menjadi mata yang dapat
melihat. Lalu, di mana mata itu mulai? Secara kebetulan atau
direncanakan? Kerumitan struktur mata yang mengherankan dan
kesalingterkaitan semua bagiannya membuktikan adanya "Seorang"
Perencana dan Pencipta yang tahu apa yang Dia lakukan. (Ilustrasi ini
diambil dari buku The Truth: God or Evolution? karya Marshall dan
Sandra Hall, terbitan Baker Book House, 1975).
Alkitab menyatakan bahwa Allah adalah sumber dari segala
sesuatu. Penulis surat Ibrani menegaskan hal itu dengan mengatakan:
Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh
firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa
yang tidak dapat kita lihat (Ibr 11:3).
Ini merupakan penyataan yang mengherankan. Ia menegaskan
bahwa Allah menjadikan seluruh alam semesta dengan menggunakan
bahan-bahan yang tak dapat kita lihat -- hanya dengan firmanNya.
Alam semesta adalah sumber teologi. Alkitab menegaskan bahwa Allah
telah menampakkan diriNya melalui alam semesta
- A.H. Strong
Walaupun nampak sulit untuk dipercaya, namun hal ini masih
jauh lebih masuk akal daripada pilihan lain. Jika memang alam semesta
tidak diciptakan oleh Allah dari kehampaan, maka jawaban yang paling
tepat setelah itu ialah bahwa alam semesta diciptakan oleh "bukan
siapa pun" dari kehampaan. Bandingkan kedua ide tersebut berdasarkan
akal sehat dan lihat kesimpulan apa yang Anda capai.
- Melalui Penciptaan
- Melalui Akal Budi
- Melalui Komunikasi
- Melalui Kristus
PERNYATAAN ALLAH: Melalui Akal Budi
PERNYATAAN ALLAH |
Umum | Khusus |
P E N C I P T A A N
|
A K A L
B U D I |
Mengapa hak-hak azasi manusia begitu penting bagi
orang-orang di seluruh dunia? Bagaimana suatu
kelompok seperti Amnesty International dapat
menentukan apa yang merupakan perlakuan layak bagi
manusia, tanpa melihat siapa mereka dan di mana
mereka hidup? Mengapa orang-orang di seluruh dunia
memiliki standar moral yang sangat mirip satu dengan
yang lain? Mungkinkah dasar
pengetahuan tentang yang benar dan salah ini
merupakan kesaksian dari dalam diri kita tentang
keberadaan Allah? Jika demikian, kita seharusnya
dapat melihat suatu pernyataan universal tentang
kesadaran akan Allah.
Satu aktivitas manusia yang nampaknya menguatkan
konsep pengetahuan universal tentang Allah adalah
perhatian besar manusia terhadap agama. Dalam setiap
budaya dan daerah, orang-orang melakukan ibadah.
Walaupun seringkali mereka tidak tahu apa yang mereka
sembah, namun pasti ada alasan yang kuat mengapa
mereka melakukan hal itu. Dalam diri setiap manusia, ada perasaan bahwa
ada suatu "makhluk" yang berada di atasnya. Dr. Robert Ratray, seorang
pakar dalam agama-agama tradisional Afrika, melihat adanya sifat
yang sangat khusus tentang pengetahuan akan Allah yang ada pada manusia
melalui pernyataan batin, lepas dari firman Allah. Berbicara tentang
orang-orang Ashanti yang hidup di pantai Emas, Afrika, ia mengatakan:
Saya yakin bahwa dalam pikiran orang Ashanti, konsep tentang makhluk
tertinggi tak ada hubungannya sama sekali dengan pengaruh pekabaran
Injil, hubungan dengan orang Kristen, maupun, menurut saya, dengan
orang-orang dari kepercayaan lain.... Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa benar makhluk tertinggi yang konsepnya telah menyatu dengan pikiran
orang Ashanti, adalah Yehovanya orang Israel. Kita telah melihat bahwa
umat manusia memiliki suatu kesaksian batin tentang keberadaan Allah
dan sifat moralNya.
Dalam Kisah 17:1-34, kita melihat contoh tentang
kecenderungan manusia untuk beribadah -- suatu hal yang menyaksikan
tentang keberadaan Allah dan menunjukkan kecenderungan manusia untuk
menyalahartikan pengetahuan yang ia miliki. Ketika Paulus tiba di
Atena, ia melihat bahwa kota itu penuh dengan berhala. Mulai dari
ayat Kisah 17:22 kita membaca:
Paulus pergi berdiri di atas Areopagus dan berkata: "Hai
orang-orang Atena, aku lihat, bahwa dalam segala hal kamu sangat
beribadah kepada dewa-dewa. Sebab ketika aku berjalan-jalan di kotamu
dan melihat-lihat barang-barang pujaanmu, aku menjumpai juga sebuah
mezbah dengan tulisan: KEPADA ALLAH YANG TIDAK DIKENAL. Apa yang kamu
sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu" (ayat
Kisah 17:22-23).
Kemudian Paulus menggunakan kesempatan ini untuk
memperkenalkan satu-satunya Allah yang sejati kepada
penyembah-penyembah berhala itu. Yang menarik untuk disimak adalah
bahwa orang-orang Atena memiliki pengetahuan yang begitu mendalam
tentang Allah, sehingga di samping semua berhala, mereka juga
menyembah seorang allah yang tidak dikenal, hanya untuk memastikan
bahwa tidak ada satu allah pun yang luput mereka sembah. Mereka tidak
perlu diyakinkan tentang keberadaan Allah; mereka hanya perlu
diarahkan kepada Allah yang benar.
Sebelumnya, dalam surat Roma Paulus mengajukan pertanyaan
tentang pengetahuan batin yang mendasar dalam hati semua orang.
Ketika ia berbicara tentang orang yang bukan Yahudi, ia berkata bahwa
"isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati
mereka turut bersaksi" (Rom 2:15). Paulus mengimplikasikan bahwa semua
orang, hingga taraf tertentu, mengerti apa yang benar dan salah
karena Allah telah memberikan pengetahuan ini kepada mereka. Juga
orang-orang yang tak pernah terdidik dalam peraturan-peraturan
Perjanjian Lama, khususnya Sepuluh Perintah Allah, memiliki
pengetahuan batin tentang ide-ide yang mendasar ini. Menurut Paulus,
hal ini adalah pengetahuan yang diberikan oleh Allah. Adanya
kesadaran universal tentang perbuatan yang layak inilah yang menjadi
bukti keberadaan Allah.
Roma 1:18-32 memberikan bukti yang kuat bahwa setiap orang
memiliki pengetahuan batin tentang Allah. Sebagai contoh, pikirkan
ayat-ayat berikut ini:
- "Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan
kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman"
(ayat Roma 1:18).
- "Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi
mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka" (ayat Roma 1:19).
- "Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia
sebagai Allah atau mengucap syukur kepadaNya" (ayat Roma 1:21).
- "Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja
dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji
selama-lamanya" (ayat Roma 1:25).
- "...mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah" (ayat Roma 1:28).
- "Sebab walaupun mereka mengetahui tuntutan-tuntutan hukum Allah,
mereka tetap berbuat jahat (ayat Roma 1:32).
Setiap orang memiliki pengetahuan batin tentang Allah. Paulus
mengatakan bahwa "apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata
bagi mereka." Namun walaupun semua manusia memiliki kesaksian batin
bahwa Allah ada, beberapa orang tidak mau mengakuinya -- mereka
"menindas kebenaran".
Untuk mengakhiri bagian ini, mari kita ingat sejenak reaksi
orang-orang di seluruh dunia bila mereka membaca tentang
perbuatan-perbuatan keji terorisme atau pelanggaran hak azasi
manusia. Perbuatan-perbuatan seperti itu menjijikkan bagi semua
orang, tanpa memperhatikan keyakinan atau latar belakang mereka.
Mengapa? Apakah ini merupakan hasil dari perilaku sosial yang
dipelajari ketika kita menaiki tangga evolusi? Bila demikian,
moralitas yang kita miliki hanyalah suatu sifat hewani yang maju.
Demikian juga dengan sifat-sifat khusus lainnya, seperti intelektual,
belas kasihan, bahkan penalaran ilmiah. Di mana permulaan sifat-sifat
ini pada kera? Mengapa hanya satu makhluk -- manusia -- memiliki
hal-hal ini, walaupun teori evolusi akan menyatakan bahwa keberadaan
hewan-hewan jauh lebih lama dari manusia? Dan, apakah yang
menyebabkan kera pertama mulai mengembangkan moral, belas kasihan dan
sifat-sifat khas lainnya yang ada pada manusia?
Apakah tidak akan jauh lebih masuk akal untuk dipercaya bahwa
suatu jenis makhluk bermoral karena memiliki Pencipta yang bermoral
-- "Seorang" yang menanamkan sifat-sifat tersebut pada semua manusia?
- Melalui Penciptaan
- Melalui Akal Budi
- Melalui Komunikasi
- Melalui Kristus
PERNYATAAN ALLAH: Melalui Komunikasi
PERNYATAAN ALLAH |
Umum | Khusus |
P E N C I P T A A N
|
A K A L
B U D I |
K O M U N I K A S I |
Walaupun Allah telah menyatakan keberadaanNya melalui
kesadaran batin dalam diri kita, hal ini belumlah
cukup. Kita tidak akan mampu mengetahui segala
sesuatu yang perlu kita ketahui tentang Dia bila Dia
tidak memutuskan untuk mengatakannya kepada kita
secara khusus tentang diriNya melalui cara-cara lain.
Kita dapat melihat hasil pernyataan diri yang samar
dengan memperhatikan ritual dan penyembahan berhala pada suku-suku primitif. Mereka menyadarinya
melalui alam semesta dan akal budi bahwa ada
"Seorang" yang lebih tinggi dari mereka, namun mereka
tidak memiliki pengetahuan tentang siapa "Seorang"
itu sebenarnya. Karena itu mereka berusaha menyembah
Allah tanpa mengenalNya. Ritual-ritual pengurbanan
mereka menunjukkan kesadaran mereka akan "Seorang"
yang mereka rasa harus mereka puaskan. Perhatian
mereka pada roh-roh jahat menunjukkan pengetahuan
batin mereka terhadap hal yang baik dan jahat. Yang
perlu dimengerti oleh orang-orang ini adalah bahwa
pengetahuan belaka akan adanya Allah tak dapat
memuaskan hati manusia. Manusia perlu mengenal Allah secara pribadi.
Itulah sebabnya sangat penting bagi kita untuk melihat cara
ketiga yang dipilih Allah agar kita mengetahui keberadaanNya. Selama
beribu-ribu tahun, melalui berbagai peristiwa yang terjadi dalam
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dan dituliskan oleh orang-orang
yang diilhami Allah, Allah berkomunikasi dengan umat manusia dengan
cara-cara yang khusus. Melalui penyataan-penyataan khusus inilah kita
mengetahui seperti apa Allah dan apa yang diharapkanNya dari kita.
Kita tidak akan pernah memperoleh 100 persen (Allah) dalam Alkitab
melalui bukti-bukti dari teologi alam semesta
- A.J. Hoover
Alkitab membuat hal ini jelas bahwa jejak-jejak bukti
peryataan khusus mengarah ke awal Penciptaan. Misalnya, Allah
berbicara secara langsung kepada Adam di taman Eden. Dia bertemu
dengan Adam setiap sore untuk bercakap-cakap. Allah memberitahukan
kepadanya tentang satu-satunya pohon yang terlarang baginya.
Kemudian, ketika Adam dan Hawa melanggar perintah itu, Dia secara
tegas menyampaikan penghakimanNya atas mereka.
Allah terus mengadakan komunikasi dengan berbagai orang
setelah Adam dan Hawa dikeluarkan dari taman Eden. Kain mendengar
suaraNya. Demikian juga Henokh, Nuh, Abraham, Ishak dan Yakub. Bagi
orang-orang zaman dulu tersebut, keberadaan Allah sungguh nyata.
Mereka mendengar Dia dengan cara yang membuat keberadaanNya tidak
diragukan lagi.
Pernyataan khusus Allah kepada umat manusia juga terjadi
dalam bentuk lain. Selain berbicara dengan tegas secara langsung
kepada orang-orang tersebut di atas dan lainnya, Dia juga
berkomunikasi dengan cara yang tidak begitu langsung, namun sama
berartinya. Lewat inspirasi RohNya Dia membuat sejumlah orang
menuliskan serangkaian dokumen yang kini kita namakan Alkitab.
Untuk menunjukkan pernyataan Alkitab bahwa Allah berbicara
secara langsung melalui penulis-penulisnya, kita dapat melihat
beberapa ayat dalam Perjanjian Baru. Dalam 2Petrus 1:21, sang rasul
berkata:
Sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia,
tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas
nama Allah.
Inilah pernyataan bahwa penulis-penulis Perjanjian Lama yang
berbicara tentang hal-hal seperti penghakiman Allah,
peristiwa-peristiwa masa depan, kedatangan Kristus, dan hubungan
Allah dengan Israel, tidak berbicara atas nama mereka sendiri. Mereka
berbicara atas nama Allah Pencipta.
Ayat lain yang berbicara tentang pernyataan khusus adalah 2Timotius 3:16
dimana Paulus berkata:
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk
mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki
kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
Sekali lagi, pernyataan tersebut disampaikan dengan cara
Allah menyatakan diri secara khusus melalui kata-kata di Alkitab.
Ayat-ayat dalam 2Timotius ini menunjukkan bahwa dengan membaca dan
menaati kata-kata tersebut, seseorang dapat akrab dengan pikiran
Allah sehingga ia dapat menjadi pribadi yang dikehendaki Allah.
Roh TUHAN berbicara dengan perantaraanku, firmanNya ada di lidahku
- Daud (2Samuel 23:2)
Namun, dapatkah kita melihat bukti -- selain yang dikatakan
Alkitab tentang dirinya sendiri -- bahwa buku ini berbeda dari semua
buku agama-agama lain? Apakah ia cukup bermakna untuk dapat dipercaya
sebagai alat komunikasi khusus dari Allah? Bila kita melihat keunikan
Alkitab, hal ini menunjukkan bahwa ia bukan suatu kumpulan tulisan
dari orang-orang biasa. Sebaliknya, ia merupakan kumpulan
dokumen-dokumen yang akurat dan menakjubkan selama beribu-ribu tahun.
Ia menjadi bukti dari sesuatu yang tersusun dan terjaga secara ajaib.
Ia unik di antara buku-buku lain karena banyak sebab.
- Satu cerita tunggal teranyam dalam kitab-kitabnya, walaupun
orang-orang yang menulisnya tidak mungkin untuk bekerjasama.
- Kitab-kitab Perjanjian Lama meramalkan dan kitab-kitab Perjanjian
Baru memproklamirkan kedatangan seorang Mesias-Raja.
- Bila Alkitab berbicara tentang hal-hal ilmiah (walaupun tentang
hal-hal tersebut para penulis tidak mungkin memiliki bukti-bukti
empiris), maka ia adalah tepat (Ayub 26:7-12; Yes 40:22; 1Kor 15:39).
- Fakta-fakta dan nama-nama bersejarah dalam Alkitab secara
terus-menerus terbukti kebenarannya dalam berbagai penelitian dan
penemuan arkeologi.
- Dokumen-dokumen yang diterjemahkan menjadi Alkitab telah terjaga
dengan cara-cara yang ajaib, sehingga memberikan catatan-catatan yang
tepat tentang apa yang ditulis oleh penulis-penulis Alkitab.
- Tulisan-tulisan itu menyatakan diri berasal dari Allah (Yer 1:2;
Yeh 1:1-3; Zef 1:1).
Tidak terlalu jauh bila kita menyimpulkan bahwa dengan
cara-cara komunikasi yang khusus, Allah telah menyatakan kepada kita
lebih dari sekadar keberadaanNya. Dia memberitahu kita tentang sifat,
kehendak dan kasihNya kepada umat manusia. Itu sebabnya Alkitab
begitu penting. Ia memberitahu kita bagaimana kita dapat menemukan
damai dengan Allah Pencipta dan bagaimana kita dapat hidup dengan
cara yang berkenan kepadaNya.
- Melalui Penciptaan
- Melalui Akal Budi
- Melalui Komunikasi
- Melalui Kristus
PERNYATAAN ALLAH: Melalui Kristus
PERNYATAAN ALLAH |
Umum | Khusus |
P E N C I P T A A N
|
A K A L
B U D I |
K O M U N I K A S I |
K R I S T U S |
MANUSIA |
---|
Walaupun kita mengenal Allah melalui alam semesta,
sadar bahwa Dia ada karena kita memiliki pengetahuan
tentang Dia dalam hati kita dan telah membaca tentang
Dia dalam Alkitab, namun faktor-faktor itu saja tidak
akan memberikan pernyataan yang lengkap tentang
Allah. Untuk mengetahui Allah selengkap mungkin,
kita perlu melihatNya saat Dia berinteraksi dengan
umat manusia. Kita perlu melihat bahwa Dia
dapat menggenapi nubuatan-nubuatan dari para nabi
Perjanjian Lama. Hal ini dapat terjadi hanya bila
kita melihat Allah ketika Dia menyatakan diri melalui
Kristus.
Walaupun kita sering berpikir demikian, sebenarnya
pernyataan Allah melalui Kristus tidak dimulai di
palungan Betlehem. Dalam Alkitab, Yesus
diidentifikasi sebagai Pencipta segala sesuatu
(Yoh 1:1-3). Dia lebih dari "Seorang" bayi
Yahudi terkenal yang terbaring dalam kandang di
Yehuda. Dia merupakan sumber dari semua bukti tentang
Allah yang dapat ditemukan dalam penciptaan, akal budi dan komunikasi.
Selain itu, dalam hidupNya selama 33 tahun di dunia, Yesus
menunjukkan kepribadian dan sifat Allah kepada manusia. Yesus
mengatakan bahwa melihatNya berarti melihat Bapa (Yoh 14:9). Di
samping itu, Rasul Yohanes menyatakan: "Tidak seorangpun yang pernah
melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa,
Dialah yang menyatakanNya" (Yoh 1:18).
Sebuah ungkapan yang menunjukkan bahwa Allah secara khusus
menyatakan diriNya kepada manusia melalui Kristus, dapat ditemukan
pada permulaan surat Ibrani:
Setelah pada zaman dahulu Allah berulangkali dan dalam
pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan
perantara nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah
berbicara kepada kita dengan perantara AnakNya
(Ibr 1:1-2).
Dengan demikian, cara keempat Allah menyatakan diriNya kepada
manusia adalah melalui kedatangan Kristus ke dunia. Yesus merupakan
bukti darah-dan-daging bahwa Allah ada. Bahkan kedatangan Yesus ke
dunia sebagai manusia merupakan pernyataan Allah yang terhebat,
karena Yesus Kristus adalah Allah.
Dalam Roma 9:5 Rasul Paulus mengatakan, "Ia adalah Allah yang
harus dipuji sampai selama-lamanya". Yohanes dalam suratnya yang
pertama menyatakan, "Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah
datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita
mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam
AnakNya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang
kekal" (1Yoh 5:20). Dan dalam Ibrani 1:8, Bapa berkata kepada
Anak, "TakhtaMu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya."
Ya, Dia yang melewati jalan-jalan berdebu di Galilea sambil
menyembuhkan yang sakit, membangkitkan yang mati dan mengajarkan
kebenaran kerajaan Allah, adalah Allah yang berinkarnasi. Bila Dia
berbicara, Allah yang berbicara; bila Dia bertindak, Allah yang
bertindak. Alkitab mengidentifikasikan diri sebagai firman yang
tertulis, dan Kristus dinamakan Firman Allah yang hidup (Yoh 1:1-14).
Renungkanlah apa artinya bahwa Kristus adalah pernyataan Allah yang
terhebat. Bila Anda ingin mengetahui jawaban Allah terhadap mereka
yang berada dalam kebutuhan fisik yang terdalam, lihatlah pada Yesus
ketika ia menjawab kebutuhan orang banyak dengan penuh belas kasihan.
Bila Anda ingin mengetahui sikap Allah tentang legalisme dan
pembenaran diri, lihatlah hubungan Kristus dengan kaum Farisi. Bila
Anda ingin mengetahui perasaan Allah terhadap mereka yang bertobat,
lihatlah pada Anak Allah ketika Dia mengampuni mereka yang
sungguh-sungguh berubah hatinya. Bila Anda ingin mengetahui hubungan
Allah dengan mereka yang percaya kepadaNya, lihatlah pada Yesus dalam
pimpinanNya yang lemah lembut terhadap murid-muridNya.
Mengenal Yesus berarti mengenal Allah (Yoh 8:19; 14:7). Melihat Dia
berarti melihat Allah (Yoh 12:45; 14:9). Percaya kepadaNya berarti
percaya kepada Allah (Yoh 12:44; 14:1). Menerima Dia berarti menerima
Allah (Mr 9:37)
- John Stott
Oleh karena itu, bila Anda ingin mengenal Allah, lihatlah
Yesus Kristus. Hanya melalui Yesus yang datang sebagai manusia,
terbuka jalan bagi kita yang hidup sesudah masa Perjanjian Lama untuk
berkenalan dengan Allah.