Home
       

Resources
Artikel
Artikel-artikel MISI
Bahan PA
Misi Allah Bagi Dunia &
Para Pengubah Dunia
Cerita Misi
Alkitab di Seluruh Dunia :
48 Kisah Nyata
Buku
Buku-buku Misi
Doa
Doa bagi Negara
Doa bagi Kota
Doa bagi Suku
PD Timotius
40 Hari Doa
e-KJDN
Info
Sejarah
Ulasan Tokoh MISI
Lembaga
Lebih dekat dengan lembaga MISI
Media
Berbagai program pengabaran Injil
Lintas Budaya
Lintas Religi
Profil Suku di Indonesia
 
 Renungan
 Kesaksian
 
| negara 33
dari 46 negara


T H A I L A N D

Saat misionaris Mike sedang melihat keluar dari jendela kamar hotelnya, ia melihat balon-balon yang berkilauan di kegelapan malam. Dia pun berpikir tentang kegelapan yang menutupi penduduk Thailand.

Dia dan istrinya, Sandy, adalah konsultan bahasa dan baca-tulis dari Papua Nugini. Pasangan ini sering bepergian untuk membantu para misionaris agar mahir memakai bahasa yang akan mereka gunakan dalam penyebaran Injil. Baru-baru ini mereka singgah ke Indonesia dan sekarang Thailand.

Selama di Chiang Mai, Mike dapat mengamati segala macam aktivitas libur nasional Loy Kranthong. Ini merupakan festival besar tiga hari yang diadakan setiap November pada saat bulan purnama. Penduduk di sana percaya bahwa pada saat itu mereka dapat membuang dosa mereka dengan melepaskan balon-balon raksasa yang mereka sebut "lentera-lentera langit". Mereka juga menghanyutkan kapal-kapal kecil (Karthongs) di sungai, lengkap dengan bunga-bunga, lilin-lilin, dan koin-koin untuk menenteramkan hati dewi sungai.

Suara kembang api terdengar berulang-ulang dan kota dipadati penduduk yang meramaikan hari libur ini. Banyak orang Thailand yang percaya bahwa mereka pergi ke surga berkali-kali. Tiap kali mereka kembali ke bumi, mereka hidup dalam wujud yang baru.
[Sumber: New Tribes Mission, November 2006]

Pokok Doa:

  • Berdoalah bagi penduduk Thailand yang masih percaya akan berhala dan upacara-upacaranya. Berdoalah terus agar mereka memiliki kerinduan untuk mencari kehidupan yang kekal setelah kematian.
  • Doakan juga para misionaris yang menyebarkan Injil di sana. Doakanlah mereka agar beroleh hikmat untuk menyampaikan Pesan Keselamatan.

e-JEMMi 46/2006


Chiang Mai, Thailand: Misionaris Dan Cullet, Sorin Joensen, dan Michael Lynch sedang menyusun rencana setelah minggu lalu kembali dari perjalanan sepuluh hari ke wilayah Timur Laut Thailand. Para misionaris tersebut mengunjungi sembilan desa dan untuk pertama kalinya mereka melakukan kontak dengan banyak masyarakat Phu Thai dan mereka menganggap perjalanan tersebut sukses dalam setiap aspeknya.

Mereka mendapati bahwa orang-orang itu sangat ramah, suka menolong, dan sama sekali tidak malu menertawakan beberapa kesalahan berbahasa mereka.

Para pria tersebut sangat tertarik ketika mengetahui bahwa salah satu kekhawatiran mereka -- bahwa bahasa masyarakat daerah tersebut sudah semakin punah -- ternyata tak terbukti.

"Kami tidak ingin menghabiskan bertahun-tahun mempelajari dan menerjemahkan Alkitab untuk satu bahasa yang hampir punah," tulis Michael.

Anak-anak mempelajari bahasa Phu Thai sebagai bahasa ibu mereka dan orang-orang yakin bahwa kondisi ini masih akan berlangsung lama. Walaupun orang-orang juga berbicara dalam bahasa Thai tengah (bahasa yang sedang dipelajari para misionaris tadi), pada dasarnya mereka berbicara dalam bahasa Phu Thai hampir setiap saat.

"Saya percaya bahwa jika kami hidup di antara warga Phu Thai, mau tidak mau kami pasti akan belajar bahasa Phu Thai," tulis Dan.

"Salah satu hal negatif yang kami pelajari," tulis Michael, "adalah bahwa banyak anak muda berusia antara 20-35 tahun yang meninggalkan desanya dan bekerja di kota-kota besar di Thailand. Mereka melakukannya karena masyarakat Phu Thai relatif miskin dan tak banyak pekerjaan yang bisa mereka lakukan di desa. Mereka dapat bekerja di kota-kota macam Bangkok dan mendapatkan lebih banyak uang daripada yang bisa mereka dapatkan jika hidup di desa. Kami tak yakin mengenai dampak dari hal ini terhadap pelayanan kami di masa mendatang."

Di setiap desa yang dikunjungi para misionaris, mula-mula mereka akan menanyakan di mana tempat tinggal kepala desa. Di sebuah desa, seorang wanita yang mereka tanyai menunjuk ke satu arah dan mengatakan bahwa letaknya jauh.

"Waktu itu, mungkin ia melihat wajah-wajah kami yang hampir putus asa sehingga ia pun memutuskan akan mengantarkan kami ke tempat itu," tulis Michael. "Ia naik ke atas truk dengan cucunya dan mengantar kami ke rumah kepala desa."

"Kepala desa sedang tidak ada di rumah ketika kami sampai, jadi wanita itu menawarkan untuk membawa kami mengunjungi Kamnam, seorang petugas yang mengawasi semua kepala desa di wilayah itu. Ia sedang menghadiri sebuah pertemuan di mana Phu Waa, gubernur provinsi tersebut berpidato. Saat kami tiba di sana, wanita tersebut menghilang di antara kerumunan lebih dari empat ratus orang yang duduk di bawah tenda besar untuk beberapa saat kemudian kembali bersama Kamnam."

Setelah memperkenalkan diri dan berbincang-bincang sebentar, para misionaris diundang untuk makan siang bersama pak gubernur.

"Tidak perlu disangsikan lagi, ini adalah pengalaman yang sedikit di luar perkiraan dan persiapan kami, dan kami diam-diam segera berdoa agar hikmat turun saat kami berbicara dan makan siang bersama dengan asisten gubernur."
[Sumber: New Tribes Mission, Juni 2006]

Pokok Doa:

  • Berdoalah untuk para misionaris yang saat ini sedang mengambil keputusan mengenai pengadaan pelayanan di antara orang Phu Thai. Mari bersama-sama memohon agar Allah mengaruniakan hikmat bagi tim NTM selama melayani di sana.
  • Doakan juga agar hati dan pikiran penduduk Phu Thai dibukakan dengan firman Allah yang membawa pencerahan dalam hidup mereka.

e-JEMMi 28/2006


CHIANG MAI, Thailand: Meski kecelakaan sudah menjadi hal biasa bagi orang Prai, tiga kecelakaan yang terjadi di sana telah menarik perhatian banyak orang.

Sekitar seminggu yang lalu, misionaris David dan Fran Jordan mendengar bahwa Lut, seorang Prai beragama Kristen, terluka dalam sebuah kecelakaan sepeda motor. Bajunya tersangkut rantai sepeda motor; dia jatuh dan terseret sejauh beberapa meter dengan jemari dan sikunya masuk ke rantai itu. Masih banyak orang Prai yang mengendarai sepeda motor kecil yang seringkali sudah bobrok di jalan pegunungan untuk pergi ke sawah atau mengunjungi tetangga mereka. "Jika Anda melihat mereka mengendarai motor itu, memacunya di jalanan bukit yang curam dan meluncur ke turunan tajam, Anda bisa melihat bahwa `olahraga ekstrim` sudah menjadi bagian dari keseharian mereka," tulis Fran. Keengganan untuk memerhatikan faktor keselamatan dan lingkungan seringkali menjadi penyebab utama dalam banyak peristiwa kecelakaan.

Di hari yang sama, seorang Kristen suku Prai mendapatkan luka di sepanjang perutnya saat motornya yang tidak memiliki rem terperosok ke jurang dan kabelnya menjerat tubuhnya, sementara beberapa bagian lain menggores dan memutuskan otot tendonnya. Orang-orang pun mulai membicarakan hal itu. "Beberapa orang mengatakan kalau orang-orang Kristen itu tidak dilindungi karena ditinggalkan oleh roh mereka," tulis Fran Jordan. "Hal ini akan menimbulkan keraguan pada mereka yang masih belum dewasa imannya, yang saat ini belum mendalami Alkitab secara konsisten." Namun, ada juga orang Kristen suku Prai yang memakai kesempatan ini untuk melayani satu sama lain, untuk berdoa dan bertumbuh dalam iman mereka. Nute, seorang pemuda Kristen Prai yang mengajar baca-tulis, secara sukarela menunggui Lut di rumah sakit dan membantu merawatnya.

E-Shy, seorang guru Alkitab Prai, telah pulih dari kecelakaan yang baru ia alami dan harus menghabiskan sebulan lagi untuk melatih tubuhnya. Selama penyembuhannya, ia menghabiskan banyak waktu untuk mendoakan orang-orang Prai di desa tempat ia dan suaminya melayani. Sementara itu, Tate, menantu Lut yang sama-sama Kristen, telah mengalami kemajuan besar dalam membaca selama menjalani terapi fisik atas kecelakaan yang membuatnya lumpuh. "Ia terus mendengarkan kaset pengajaran Alkitab dan sering melakukan kontak telepon dengan kami dan orang Kristen Prai lainnya," tulis Fran. "Kami sangat bersyukur atas perawatan dan latihan yang ia terima, dan kami tahu bahwa Tuhan memakai doa-doa Anda untuk menguatkan dan menyemangatinya."
[Sumber: New Tribes Mission, Mei 2006]

Pokok Doa:

  • Doakan tim NTM yang melayani orang-orang Prai agar sungguh-sungguh menjadi alat yang luar biasa di antara suku ini. Doakan agar mereka beroleh hikmat saat memberitakan Injil kepada orang-orang Prai yang masih percaya pada roh-roh, juga agar mereka dapat menguatkan orang Prai yang baru percaya.
  • Doakan agar orang-orang percaya Prai memandang semua kejadian yang menimpa mereka dengan cara pandang Tuhan sehingga dapat memberi dampak bagi mereka yang masih meragukan kekuatan Tuhan.

e-JEMMi 20/2006


Saat ini orang-orang Kristen di Thailand telah memiliki Alkitab terjemahan baru yang akan menolong mereka dalam melakukan penginjilan. Perwakilan dari World Bible Translation Center (WBTC) [lihat kolom PROFIL/SUMBER MISI di atas] mengatakan bahwa organisasi ini baru saja meluncurkan Alkitab Perjanjian Baru dalam bahasa Thailand yang mudah dipahami. Paling tidak ada sekelompok orang yang akan mendapatkan kemudahan dengan diterbitkannya Alkitab PB tersebut. Banyak orang yang berusaha menjangkau generasi muda di Thailand akan sangat tertolong dengan adanya Alkitab itu. Generasi muda yang membaca Alkitab terjemahan baru itu akan dengan mudah memahami apa yang mereka baca. Saat ini baru tersedia 30 Alkitab PB terjemahan baru dalam bahasa Thailand. Penerjemahan adalah suatu proyek yang memakan banyak biaya, WBTC membutuhkan orang-orang yang dapat menolong pelayanan penerjemahan mereka, baik dukungan doa maupun dukungan finansial.

Sumber: Mission Network News, January 2002

  • Segala puji syukur kepada Allah yang telah memberikan hikmat-Nya kepada para pekerja WBTC sehingga mereka berhasil menyelesaikan proyek penerjemahan Alkitab Perjanjian Baru dalam bahasa Thailand dan dukung terus organisasi ini, melalui doa dan dana, agar dapat mengembangkan pelayanan penerjemahan yang mereka lakukan.
  • Berdoa agar Alkitab itu bisa dipakai untuk menjangkau generasi muda Thailand.

e-JEMMi 08/2002


Persekutuan-persekutuan injili yang diadakan dua hari berturut-turut di ibukota Thailand telah menjaring hasil panen spiritual di antara para pengungsi Myanmar. Lebih dari 250 orang non-Kristen menghadiri persekutuan yang diadakan di sebuah hotel di Bangkok. Sebagian besar mereka adalah suku Karen yang ada di Myanmar, suku yang telah lama berselisih dengan pemerintah. Persekutuan tersebut disponsori oleh sebuah pelayanan yang telah menjangkau ribuan imigran Myanmar dan para pengungsi di Bangkok. Dalam persekutuan tersebut, ada 67 orang maju ke depan dan menyerahkan hidupnya kepada Kristus.

Sumber: FridayFax, December 14, 2001

  • Doakan untuk proses follow-up bagi para petobat baru.
  • Doakan supaya Allah senantiasa memelihara iman mereka dan menguatkan mereka untuk menjadi saksi-saksi Kristus dalam menjangkau para pengungsi lain.

e-JEMMi 01/2002


Kekristenan memainkan peran penting dalam Konferensi AIDS Internasional di Thailand. Tidak seperti dua tahun lalu, saat ini kelompok Kristen memainkan peran yang cukup besar. Ada lebih dari 100 organisasi keagamaan turut berpartisipasi. Lynn Arnold dari World Vision mengatakan bahwa mereka telah memimpin 19 jalur. Dia mengatakan bahwa dunia sekuler lebih bisa menerima kekristenan. "Mereka bisa melihat nilai dari sebuah organisasi keagamaan ketika mereka menyaksikan salah satu staf dari World Vision menjaga seorang pengidap AIDS yang sedang sekarat. Mereka mengatakan, pada saat ini hanya organisasi World Vision yang dapat memberikan dukungan pada orang yang membutuhkannya." Akan tetapi, Arnold juga mengatakan bahwa komunitas Kristen Internasional belum sepenuhnya membantu anak-anak yatim dan para janda dari pengidap AIDS. "Jika orang Kristen tidak siap berada di sana untuk membantu ketika para anak yatim tersebut dalam keadaan tertekan -- atau, apakah yang akan kita lakukan terhadap para janda yang ditinggal mati suaminya karena mengidap AIDS. Apakah kita akan diam berlindung dibalik sikap yang menghakimi, ataukah kita terpanggil untuk mengikuti apa yang seharusnya kita lakukan?" Jika dalam hal ini gereja gagal, maka banyak orang yang mencari Tuhan akan meninggal tanpa mengenal Yesus.
Sumber: Mission Network News, July 16th, 2004

  • Mohon dukungan doa supaya lebih banyak orang Kristen yang tergerak hatinya untuk melayani para pengidap AIDS dan keluarganya.
  • Doakan agar Tuhan menguatkan hati anak-anak yatim yang tertekan dan para janda yang ditinggal mati suaminya karena AIDS.

e-JEMMi 32/2004


"Pada bulan Mei 2004, untuk pertama kalinya, kongres misionari strategis diadakan di Thailand." demikian laporan koordinator wilayah Asia dari organisasi DAWN Movement. Hasil resmi dari kongres tersebut adalah komitmen dari semua peserta untuk merintis sebuah gereja baru di setiap negara, yang rata-rata mempunyai 800 distrik, yang diharapkan akan ada seorang Kristen di tersebar di 8000 sub- distrik yang ada, dan ada seorang saksi Kristen yang tinggal di wilayah yang mempunyai 80.000 desa. "Rencana nasional baru" tersebut telah menyatukan tiga aliran Protestan di Thailand (the Evangelical Fellowship of Thailand, the Church of Christ of Thailand (CCT), dan the Baptists Association) menjadi Thailand Evangelism Commission (TEC). Motto dari kongres tersebut adalah "Get together, go together, gain together", yang juga menandai perayaan ulang tahun kekristenan yang ke-175 di Thailand.

Pelayanan misi dan gereja-gereja membutuhkan waktu selama hampir dua abad untuk merintis berdirinya 4000 gereja Kristen di Thailand yang sekarang berpopulasi 63 juta orang. Proyek perintisan gereja regional telah berkembang di beberapa propinsi, dimana gereja-gereja dalam satu wilayah bekerja sama untuk merintis berdirinya gereja- gereja baru.
[Sumber: FridayFax, August 27, 2004]

  • Naikkan doa ucapan syukur untuk gereja-gereja baru yang telah berdiri di Thailand. Doakan pertumbuhan jemaat gereja-gereja yang ada di sana agar menjangkau lebih banyak jiwa lagi.
  • Berdoa supaya keputusan yang diambil oleh para pekerja di Thailand yang mengikuti kongres misionaris bisa benar-benar dilaksanakan. Dengan demikian, ada gereja didirikan di setiap wilayah Thailand.

e-JEMMi 36/2004


Sekitar tiga minggu yang lalu, tsunami telah melanda Asia, dan orang-orang Kristen telah memberikan respon-respon yang positif. Perwakilan dari Campus Crusade sedang menyiapkan Proyek Film YESUS di Thailand. Perwakilan tersebut mengatakan bahwa organisasinya telah mengirim 250 siswa dan staf untuk membantu pasukan militer dalam menyediakan bantuan. Namun, pelayanan yang sesungguhnya terjadi ketika mereka mempunyai kesempatan untuk berbicara langsung dengan para korban. "Kami hanya mendengarkan cerita-cerita mereka. Kami hanya sekilas menjelaskan bahwa Allah mengasihi mereka dan dapat memberi mereka harapan baru. Dan kami bertanya, apakah kami boleh berdoa untuk mereka. Mereka menerima doa kami dan pada hari berikutnya ketika kami kembali, mereka sudah sangat terbuka." Banyak orang yang mulai membuka hati kepada Kristus. Perwakilan itu juga mengatakan bahwa keterbukaan itu membuka jalan bagi penyaluran video Film YESUS ke wilayah tersebut. "Kami merasa bahwa kita dapat menggunakan kesempatan ini untuk mendistribusikan Film YESUS ke setiap rumah karena sekarang mereka lebih terbuka. Saat ini, kami merasa bahwa mereka membutuhkan penghiburan karena banyak di antara mereka yang kehilangan anggota keluarga yang mereka kasihi."
[Sumber: Mission Network News, January 17th 2005]

  • Berdoa untuk para siswa dan staf yang menjadi relawan di Thailand agar mereka bisa melayani kebutuhan para korban dan memberikan penghiburan yang mereka butuhkan.
  • Berdoa untuk penduduk Thailand agar mereka semakin terbuka untuk mengenal kasih Allah dan percaya bahwa Ia akan memberikan pengharapan baru.

e-JEMMi 04/2005


Tim Film YESUS kembali melakukan pelayanan di Thailand di wilayah yang dilanda tsunami. Para relawan dari proyek Film YESUS adalah termasuk orang-orang pertama yang tiba di wilayah yang dilanda tsunami. Ada 250 pelajar dan staf dari Bangkok yang melihat kebutuhan para korban, dan mereka rindu untuk bisa kembali ke Thailand untuk melayani para korban tersebut. Minggu lalu, kerinduan mereka terpenuhi dan bisa menjejakkan kaki di Thailand. Para relawan ini membantu para korban yang selamat untuk membangun kembali tempat tinggal mereka, mengatur persediaan bantuan, dan mensharingkan tentang berita pengharapan melalui pemutaran Film YESUS dalam bahasa lokal setempat. Para pemimpin tim Film YESUS berdoa agar mereka memiliki kesempatan untuk menceritakan tentang Kabar Baik kepada para korban.
[Sumber: Mission Network News, February 1st, 2005]

  • Doakan para relawan dari proyek Film YESUS supaya usahanya untuk membantu para korban bencana tsunami dapat terwujud, yaitu memulihkan kehidupan para korban, baik secara jasmani maupun rohani.
  • Berdoa supaya para relawan tersebut mempunyai kesempatan untuk mensharingkan tentang Kabar Baik melalui Film YESUS yang diputar di wilayah tersebut.

e-JEMMi 07/2005


Banjir di Thailand telah menghancurkan rekaman master Alkitab, maka proses pengerjaannya pun tertunda. Saat topan Katrina menyita perhatian berita dunia, bencana alam lainnya telah membuat pelayanan di Thailand tertunda. Banjir yang terjadi bulan lalu di bagian Utara Thailand telah memaksa dievakuasinya 100.000 orang dan mengakibatkan kerugian sekitar 50 ribu dollar bagi Talking Bibles International, demikian menurut Paul Hoekstra. "Salah satu studio yang kami gunakan untuk memproduksi rekaman Perjanjian Baru, telah rusak. Air masuk hingga setinggi jendela dan mengakibatkan kerusakan pada peralatan serta rekaman-rekaman master berharga yang ada di studio." Namun, karena master-master itu juga disimpan di Amerika Serikat, program itu masih dapat diselamatkan. Namun, kata Hoekstra, bagaimana pun bencana itu tetap mempunyai dampak terhadap pekerjaan mereka. "Kejadian itu telah menunda proses distribusi ke orang-orang di Thailand. Kami sedang mengerjakan rekaman Alkitab dalam tiga bahasa saat bencana ini terjadi, yaitu bahasa Karen, bahasa Lahu, dan Thaileu. Ketiganya adalah bahasa dari suku-suku yang tinggal di bukit-bukit di Utara Thailand."
[Sumber: Mission Network News, September 13nd 2005]

  • Berdoa untuk pemulihan pelayanan Talking Bibles International. Kiranya kerusakan akibat banjir ini membawa berkat terselubung bagi pelayanan mereka.
  • Doakan kebutuhan dana untuk perbaikan studio dan kelanjutan proyek yang diperlukan pasca banjir ini.

e-JEMMi 38/2005


Pantai sepanjang 30 mil yang membentang antara Thaimuang dan Takuapa telah diluluhlantakan oleh gelombang tsunami akhir Desember 2004 lalu. Khao Lak, daerah yang selama berminggu-minggu selalu dibicarakan orang setelah musibah ini, juga termasuk dalam wilayah yang hancur. Ratusan tenaga sukarelawan membantu penduduk setempat dan tentara Thailand untuk membangun kembali daerah Khao Lak. Kebanyakan dari sukarelawan yang telah menyumbangkan tenaga dan hartanya adalah orang-orang yang telah mengenal kasih Kristus, dan kesaksian hidup mereka telah menyebabkan banyak orang mulai memikirkan tentang Yesus. Lebih dari 20 gereja baru mulai dibangun di daerah ini sejak tsunami berlalu, kebanyakkan berupa gereja rumah kecil yang dipimpin oleh penduduk setempat yang giat dalam mengurusi kebutuhan penduduk. "Orang Kristen sebelumnya tak pernah terlibat sedemikian dalam di semua wilayah di Thailand," komentar seorang pendeta. Tentu, banyak orang yang datang ke gereja hanya untuk mendapatkan kebutuhan hidup jasmaninya, namun mereka juga sedang menggumulkan pertanyaan-pertanyaan mendasar dalam hidup mereka. Para pengungsi tersebut ada yang kehilangan keluarga, sahabat, ataupun tetangga-tetangganya akibat tsunami. Di salah satu gereja, seorang wanita berusia 27 tahun yang kehilangan suami dan semua anaknya menceritakan bagaimana kitab Roma mampu menenangkannya, membuat dirinya dapat tidur kembali. Di gereja itu, 19 orang telah dibaptis bulan lalu.
[Sumber: FridayFax: October 20, 2005]

  • Doakan para sukarelawan yang masih berada di sana untuk membantu para korban supaya mereka diberikan keteguhan dalam pelayanan mereka dan dapat mensharingkan kasih Kristus kepada orang-orang yang belum percaya.
  • Berdoa untuk petobat-petobat baru agar mereka memiliki kesungguhan hati kepada Kristus. Berdoa supaya itu bukan hanya kepura-puraan demi memenuhi kebutuhan jasmani mereka.

e-JEMMi 45/2005


Berikut ini adalah kesaksian nyata dari Thailand. Daa mengatakan kepada MaeJo, seorang yang percaya dari Suku Bruu, bahwa ketika dia membandingkan hal-hal di Alkitab dengan kehidupan nyata, maka dia dapat melihat bahwa semuanya sesuai dan benar-benar nyata seperti yang tertulis di Alkitab.

Misionaris Mary Aspinwall pun baru-baru ini meluangkan banyak waktunya dengan Daa untuk mengajarinya tentang pemahaman Alkitab dan penginjilan. Daa terlihat sangat bersemangat dan menyatakan keinginannya agar MaeJo bisa terus mengajarinya tentang Alkitab setelah kegiatan memanen padi selesai. Daa juga berharap supaya keluarganya akan turut mendengarkan pengajaran itu pula.

MaeJo juga memberikan pengaruh atas Nii, yang mulai muncul keluar dari lingkungannya dan telah siap untuk memberitakan pada dunia akan imannya pada Kristus. Nii telah bergabung dengan MaeJo untuk membantu menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Bruu. Kedua wanita itu pun menghadiri sebuah seminar penerjemahan dan merasa begitu dikuatkan dengan apa yang mereka pelajari.

Mary menyatakan, "Kami sangat bersyukur atas tim yang Tuhan telah berikan kepada kami dan hanya berharap supaya kami dapat mempunyai lebih banyak waktu untuk bertekun dalam tugas penerjemahan ke dalam bahasa Bruu sehingga prosesnya dapat berjalan lebih cepat." Terjemahan Alkitab yang sudah ada dalam bahasa Bruu semakin banyak digunakan. Orang-orang mulai mengajarkan Alkitab dengan terjemahan itu di gereja-gereja. Hal itu membuat kami semakin tertantang untuk menyediakan lebih banyak lagi Alkitab dalam bahasa Bruu dan memberikannya kepada jemaat di Thailand.
[Sumber: Get Info -- New Tribes Mission, November 10th, 2005]

  • Bersyukur untuk MaeJo dan Nii yang mempunyai kerinduan untuk menerjemahkan Alkitab dalam bahasa Bruu dan doakan agar mereka dapat menghasilkan terjemahan dengan benar dan jelas dalam bahasa Bruu.
  • Berdoa untuk Daa dan keluarganya (juga keluarga-keluarga lain di Thailand) supaya mendapatkan pengetahuan dan pemahaman yang benar tentang Kristus.

e-JEMMi 46/2005



|




 Ke atas 
© 2003 YLSA