C.I. SCOFIELD DAN CENTRAL AMERICAN MISSION (CAM)
Pada dekade yang sama ketika A.B. Simpson menugaskan para misionaris
ke seluruh penjuru bumi, ada seorang warga negara Amerika yang
sedang meletakkan dasar kerja untuk kesaksian Injil di Amerika
Tengah. C.I. Scofield bukanlah penginjil pertama yang menangkap visi
untuk melayani Amerika Tengah. Pada akhir tahun 1880-an Amerika
Tengah menarik perhatiannya, akan tetapi pada saat itu, hanya ada
"satu orang saksi Injil berbahasa Spanyol" yang ada di wilayah itu,
berdasarkan penuturan ahli sejarah CAM (Central American Mission).
Para misionaris Amerika yang melakukan penginjilan di sebagian
wilayah dunia telah melupakan "wilayah tetangga" mereka! Dengan
mendasarkan strateginya pada prinsip misionaris yang terdapat dalam
Kisah Para Rasul 1:8, Scofield merasa yakin untuk memperbaiki yang
kesalahan yang telah dilakukan: " ... di Yerusalem dan di seluruh
Yudea dan Samaria .... -- Amerika Tengah adalah wilayah terdekat
yang belum pernah dijangkau oleh umat Kristen di Amerika dan Canada!
Kami telah mengabaikan wilayah ´Samaria´!"
C.I. Scofield lahir di Michigan tahun 1843 dan besar di Tennessee.
Ketika menginjak dewasa, pecah Perang Saudara dan sesuai dengan
undang-undang, dia bergabung dengan tentara Konfederasi dan bertugas
bersama pasukan Lee. Dia mendapatkan tanda penghargaan ´Cross of
Honor´ karena keberaniannya saat bertugas di Antietam. Setelah
perang usai, dia belajar hukum; dan setelah diterima di pengadilan
Kansas pada tahun 1869, dia bekerja di Kansas State Legislature dan
kemudian dia menjadi jaksa Amerika Serikat ketika Presiden Grant
memerintah. Tahun 1879 ketika bekerja di St. Louis, Scofield
ditolong untuk lahir baru oleh seorang kliennya yang dengan berani
bersaksi kepadanya. Sejak pertobatannya tersebut, dia mulai belajar
Alkitab dengan lebih serius dan pada tahun 1883 dia diangkat menjadi
pendeta Congregationalist. Selama 13 tahun, Scofield menjadi pendeta
di Dallas kemudian menjadi pembicara di konferensi, pakar Alkitab
terkenal, dan pendiri serta presiden dari Philadelphia College of
the Bible. Namun sejak awal pelayanannya di Dallas sebagai seorang
pendeta, dia telah terbeban untuk menjangkau Amerika Tengah.
Hudson Taylor, pendiri dari China Inland Mission adalah orang yang
memberikan pengaruh terbesar terhadap Scofield dalam kegiatan
misinya. Selama beberapa musim panas, Scofield mengikuti Niagara
Bible Conference di Niagara, New York. Dalam konferensi tersebut,
Scofield menjalin persahabatan dengan Taylor yang mempertajam
sensitivitasnya terhadap pelayanan misi ke luar negeri. Kemudian
pada musim panas 1888, Scofield mempelajari secara spesifik
kebutuhan orang-orang di Costa Rica yang mengabaikan nilai-nilai
keagamaan.
Ketika Scofield kembali ke Dallas, dia mengumpulkan semua pemimpin
gereja dan menceritakan kemiskinan rohani masyarakat di Costa Rica.
Dia membentuk persekutuan doa untuk mendoakan 280.000 penduduk Costa
Rica. Setelah pertemuan tersebut, seseorang yang hadir di pertemuan
melakukan penyelidikan ke negara-negara bagian Amerika Tengah. Dia
menemukan bahwa di setiap wilayah itu, kecuali di Guatemala, belum
ada misionaris Kristen yang bisa berbahasa Spanyol.
Mengetahui informasi seperti itu, Scofield tidak bisa tinggal diam.
Pada musim gugur 1890, dia mengundang para pemimpin gerejanya ke
rumahnya untuk mengatur pelayanan misi bagi Amerika Tengah (Central
American Mission -- CAM). Dalam jangka empat bulan, pelayanan misi
tersebut mendapatkan kandidat pertama, William McConnell, yang
dikirim ke Costa Rica.
Namun, ada yang lebih lagi di balik pendirian CAM daripada hanya
sekedar pendeta yang antusias, jemaat yang mendukung, dan sepasang
misionaris yang mau diutus. Ketika McConnell datang di Costa Rica,
dia bertemu dengan dua orang wanita yang sungguh mengenal Allah, Ny.
Ross dan Ny. Lang. Para suami kedua wanita ini adalah pemilik
perkebunan kopi yang tinggal di San Jose -- komunitas berbahasa
Inggris. Mereka aktif di gereja yang didirikan oleh Scotch
Presbyterians. Kedua wanita tersebut, sama halnya dengan Scofield,
memiliki beban untuk memenuhi kebutuhan rohani di Costa Rica. Mereka
berdua selalu berdoa bersama untuk kedatangan misionaris di Costa
Rica. Bulan terus berlalu dan mereka mulai kuatir karena doa-doa
mereka belum dijawab. Ada godaan untuk menghentikan persekutuan doa
itu, namun keduanya memilih untuk terus melakukannya. Allah menjawab
doa mereka dengan kehadiran McConnel dan keluarganya di Costa Rica
pada awal 1891. Beberapa tahun kemudian, McConnell menggambarkan
kedua wanita itu sebagai "penduduk pertama yang menerima keluarganya
dengan sepenuh hati dan mendorong dalam pelayanan kami". Kedua
wanita itu telah menjadi "teman dan penolong yang setia selamanya".
Pada tahun 1894, ada tujuh misionari CAM di Costa Rica dan pelayanan
misi CAM sedang mencari ladang-ladang pelayanan lainnya. Usaha-usaha
pertama yang dilakukan sangatlah sulit terutama dengan meninggalnya
dua misionaris yang sedang melakukan perjalanan melalui El Salvador
karena menderita demam kuning. Pada tahun 1895, H.C. Dillon dikirim
untuk melakukan penelitian tentang prospek-prospek untuk
mengembangkan pelayanan di Amerika Tengah. Sepulang dari tugasnya,
Dillon menuliskan,
"Sepertinya aneh bagiku, karena ada ladang pelayanan yang begitu
besar berada tepat di depan kita. Ladang itu terdiri atas beragam
bangsa yang selama satu abad tidak pernah disentuh oleh pelayanan
misi .... Bahkan ada suku-suku besar yang dapat dicapai dalam
jangka waktu 10 hari dari New Orleans. Siapa yang mau diutus ke
sana?"
Pada tahun berikutnya, CAM membuka ladang pelayanan baru di Honduras
dan El Salvador, dan pada tahun 1899 pelayanan di Guatemala dibuka
dan pada tahun berikutnya di Nicaragua. Setelah satu dekade
pelayanan CAM memiliki 25 misionaris yang melayani di lima ladang
yang ada Amerika Tengah. Pelayanan CAM terus berkembang dan tetap
aktif sampai sekarang dengan hampir 300 ratus misionaris di enam
Republik Amerika Tengah ditambah Mexico.
Diterjemahkan dan diringkas dari salah satu artikel di:
Judul Buku: | : | From Jerusalem to Irian Jaya -- A Biographical History of Christian Missions |
Penulis | : | Ruth A. Tucker |
Halaman | : | 304-306 |
e-JEMMi 48/2004