MEMBESARKAN ANAK-ANAK ROHANI
Saya dan istri memiliki enam orang anak. Sesungguhnya, merupakan
kegembiraan yang tidak terhingga, melihat anak-anak tumbuh secara
jasmani dan rohani. Rasul Yohanes mengatakan, "Bagiku tidak ada
sukacita yang lebih besar daripada mendengar bahwa anak-anakku hidup
dalam kebenaran" (3Yohanes 4). Dalam suratnya yang terdahulu,
Yohanes menulis hal yang sama. "Aku sangat bersukacita bahwa aku
mendapati separuh dari anak-anakku hidup dalam kebenaran sesuai
dengan perintah yang kita terima dari Bapa" (2Yohanes 4).
Tindak Lanjut
Selama dua tahun saya tinggal di rumah Dawson Trotman dan tahun-
tahun berikutnya, saya melayani langsung di bawah kepemimpinannya.
Pada waktu itu, saya banyak mendengar tentang suatu konsep yang
dilalaikan oleh sebagian besar kelompok Kristen pada saat mereka
menjalankan program-program reguler mereka. Dawson menamakan konsep
itu "tindak lanjut", dan ia selalu berbicara tentang konsep itu.
Saya belum pernah mendengar istilah ini digunakan di berbagai
kalangan gereja. Sebenarnya, sepengetahuan saya istilah tersebut
tidak ada dalam teologi mana pun yang ditulis sebelum Perang Dunia
II. Tetapi, Dawson mengajarkannya sebagai prinsip "tindak lanjut"
dengan penuh semangat.
Sebagian besar yang saya tulis, sesungguhnya, boleh dikatakan
merupakan suatu adaptasi ide-ide Dawson yang disampaikan kepada saya
(2Timotius 2:22). Ide-ide ini Allah berikan melalui bermacam-macam
pengalaman dan ujian dalam hidup saya.
Tindak lanjut dapat didefinisikan sebagai proses bimbingan bagi
seorang bayi rohani dalam Kristus menuju kedewasaan rohani. Yang
perlu diperhatikan bahwa tindak lanjut adalah suatu proses.
Keselamatan adalah suatu tindakan. Dalam sedetik seseorang dapat
berpindah dari maut pada hidup melalui iman kepada Yesus Kristus --
lahir baru pada suatu waktu yang pasti. Tetapi, tindak lanjut adalah
proses yang memerlukan waktu dan pengulangan. Pertumbuhan jasmani
dan rohani memang lamban.
Dawson sering menjelaskan, "Untuk membawa seseorang kepada Kristus
memerlukan waktu dua jam. Akan tetapi, untuk membawa seseorang
menuju kedewasaan rohani memerlukan waktu enam bulan sampai dua
tahun." Menurut Dawson, seseorang yang dewasa kekristenannya sanggup
menjadi orangtua rohani dan bertanggung jawab menolong orang lain
menjadi dewasa di dalam Kristus. Ini yang dimaksud pelipatgandaan
secara rohani.
Dua Macam Tindak Lanjut
Pada dasarnya ada dua macam tindak lanjut: pastoral (penggembalaan)
dan personal (pribadi atau orangtua).
Tindak lanjut penggembalaan sebagian besar dilakukan melalui gereja
setempat. Tuhan memberikan kepada pendeta dan pengajar gereja-Nya
tanggung jawab untuk memberi makan dan menggembalakan jemaat.
Tuhan menekankan hal ini kepada Petrus ketika sedang makan bersama-
sama dengan para murid-Nya di tepi danau Galilea setelah
kebangkitan-Nya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku
lebih daripada mereka ini?" Yesus bertanya hal yang sama sampai tiga
kali, dan Petrus tiga kali menjawab "Ya". Kemudian, tiga kali Tuhan
dengan khidmat meminta kepada Petrus untuk menggembalakan domba-
domba-Nya (Yohanes 21:15-17).
Penekanan dalam ayat-ayat ini bukan pada arti kata Yunani mengenai
kasih: phileo dan agapao. Pelajaran utama di sini jelas:
"Gembalakanlah domba-domba-Ku". Pertama-tama, Tuhan ingin Petrus
menaruh perhatian yang serius; kemudian Ia menggarisbawahi
pentingnya tindak lanjut.
Dalam percakapan di ruang atas tertulis dalam Yohanes 14-16, lima
kali Yesus menjelaskan, bahwa bukti kasih kita kepada-Nya ialah
ketaatan pada perintah-Nya (Yohanes 14:15,21,23; 15:10,14).
"Gembalakan domba-domba-Ku." Peliharalah mereka dengan kasih melalui
Firman Allah.
Petrus tidak pernah lupa pada pelajaran yang sangat jelas ini. Di
akhir hidupnya, ia meminta dengan sangat kepada rekan-rekan penatua,
"Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan
paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan
jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri.
Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka
yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan
bagi kawanan domba itu" (1Petrus 5:2,3). Petrus menambahkan, bahwa
sebuah "mahkota kemuliaan" akan diterima oleh setiap pendeta dan
guru-guru yang dengan setia menggembalakan domba-domba-Nya (1Petrus
5:4). Suatu tindak lanjut penggembalaan begitu penting bagi
pertumbuhan seorang Kristen.
Tindak lanjut pribadi yang juga sangat penting untuk pelatihan
rohani sebaiknya berlangsung di rumah dan di gereja. Sungguh
merupakan suatu keberuntungan bila seorang petobat baru tidak hanya
mendapat seorang pendeta yang baik, tetapi juga bersedia menjadi
orangtua rohani baginya. Pendeta harus melayani banyak orang; ia
memiliki waktu yang sangat terbatas untuk melayani jemaat pribadi
lepas pribadi. Jadi, seluruh Tubuh Kristus perlu dilibatkan dalam
upaya tindak lanjut. Setiap orang Kristen yang dewasa, setiap murid
Yesus yang sejati, baik pria maupun wanita, hendaknya menunjukkan
fungsi sebagai seorang ayah yang mampu memberi nasihat (1Tesalonika
2:11) atau seorang ibu yang mendidik (1Tesalonika 2:7).
Yesus telah memanggil semua murid sejati-Nya untuk memuliakan Allah
dengan jalan menghasilkan buah yang tetap (Yohanes 15:8,16). Tindak
lanjut bukan merupakan suatu teori abstrak atau kebenaran rohani
yang mati. Upaya tindak lanjut menuntut suatu tindakan. Saya telah
menerima tanggung jawab menjadi orangtua yang membesarkan enam anak
secara jasmani yang telah Allah berikan kepada saya. Saya juga telah
menerima dengan sungguh-sungguh hak menjadi orangtua rohani bagi
individu-individu tertentu yang telah Tuhan percayakan dalam hidup
saya. Ada yang menjadi anak rohani karena saya pribadi membawa
mereka kepada Kristus. Ada juga yang menjadi anak rohani saya karena
Allah membangkitkan minat dalam hati saya setelah melihat kebutuhan
mereka.
Empat Cara Melakukan Tindak Lanjut
Ada empat cara dalam tindak lanjut. Keempat cara tersebut ditulis
oleh Paulus dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Tesalonika:
Doa, kontak pribadi, pena, dan orang yang mempunyai otoritas.
Doa -- Paulus berkata kepada jemaat di Tesalonika bahwa ia berdoa
siang dan malam supaya mereka menjadi dewasa dalam iman
(1Tesalonika 3:10). Di depan umum, Dr. Billy Graham pernah
berkata bahwa para pendoa kampanye penginjilan sangat ditentukan
oleh ribuan orang Kristen yang setia. Dari sinilah bisa terjadi
pertobatan.
Kontak Pribadi -- Doa dan kunjungan berjalan bersama. Paulus
berulang-ulang mengatakan di Tesalonika, "Kami berdoa sungguh-
sungguh supaya kita bertemu muka dengan muka dan menambahkan apa
yang masih kurang pada imanmu" (1Tesalonika 3:10). Kepada orang-
orang di Roma, Paulus menyatakan kekecewaannya karena halangan-
halangan yang ada sehingga ia tidak berkesempatan mengunjungi
mereka (Roma 1:10-13). Pernyataan yang sama juga dituliskan
Paulus kepada orang-orang di Korintus, Filipi, dan Kolose.
Dalam kampanye pekabaran Injil yang mendapat sponsor dari TEL
(Training Evangelistic Leadership) di Asia, kami selalu berusaha
mengadakan kontak pribadi dengan setiap orang yang menjawab
panggilan untuk menerima Kristus.
Pertama, setiap petobat akan dibebankan kepada seorang pembimbing
yang akan meluangkan waktu tiga puluh menit untuk menjelaskan
keselamatan dengan gambar ilustrasi jembatan sebagai sebuah pola
dasar. Setelah bimbingan selesai, ada doa pribadi oleh si petobat
baru ini. Pembimbing berdoa bagi si petobat baru dengan menyebut
namanya. Si petobat baru didorong untuk berdoa dengan bersuara
dan dengan kata-katanya sendiri. Berdoa dalam iman kepada Tuhan
Yesus Kristus, yang ia terima di dalam hatinya sebagai juru
Selamat pribadi.
Dalam waktu seminggu, kami juga mencoba mengunjungi rumah masing-
masing orang yang telah menulis suatu keputusan menerima Kristus,
khususnya setiap orang yang berasal dari suatu latar belakang
non-Kristen. Dalam KKR-KKR TEL, setiap petobat diserahkan kepada
sebuah gereja setempat yang khusus, menurut petunjuk-petunjuk
yang diatur sebelumnya. Para staf TEL menawarkan pelayanan-
pelayanan mereka untuk membantu dan melatih para anggota gereja
untuk program kunjungan kepada para petobat baru.
Di suatu KKR di Jepang utara, para anggota gereja setempat
mengunjungi 55 orang petobat baru yang berlatar belakang
nonKristen. Empat puluh empat dari jumlah itu memberikan
tanggapan dengan menghadiri, untuk pertama kalinya, salah satu
kebaktian gereja setempat. Orang memberikan tanggapan apa bila
dikunjungi secara pribadi, khususnya pada saat mereka merasakan
kasih dan perhatian.
Pena -- Pena dapat melengkapi kunjungan-kunjungan pribadi. Banyak
surat kiriman dalam Perjanjian Baru sesungguhnya merupakan surat-
surat tindak lanjut yang ditujukan kepada kelompok jiwa baru.
Paulus berkomunikasi melalui surat-surat ketika ia berkeliling
dari kota ke kota, dan bahkan ia tetap mengirim surat-surat
ketika ia berada dalam penjara.
Dalam pelayanan kami di Asia, kami mengirimkan bahan Pemahaman
Alkitab kepada setiap petobat baru dan menganjurkan mereka agar
ikut program penghafalan ayat Alkitab. Itu semua dilakukan dengan
kontak pribadi dan kursus tertulis. Seorang pria Jepang bertobat
ketika ia mengikuti Pemahaman Alkitab Para Navigator dari dalam
penjara. Ia mengirim setiap pelajaran berikutnya ke kantor kami.
Kami memberikan koreksi setiap pelajaran, dan mengirimkan lagi
bahan-bahan pelajaran. Dua tahun kemudian, tiba-tiba ia muncul di
rumah saya. Ia memerlukan tempat tinggal. Seorang residivis yang
tidak dapat dipercaya? Bukan, ia adalah seorang saudara Kristen
yang telah ditebus dengan anugerah-Nya!
Saya menerimanya dalam rumah saya yang bergaya Jepang dengan
pintu kayu dorong yang tidak pernah dikunci. Ia menjadi orang
kepercayaan keluarga. Saya memberinya pekerjaan di kantor kami
untuk memeriksa, memberikan nilai pelajaran kursus tertulis
Alkitab seperti yang pernah diikutinya selama di penjara dan ia
juga bersaksi di penjara-penjara dan pertemuan pekabaran Injil
lainnya. Pada suatu ketika ia jatuh cinta dan menikah dengan
rekan kerjanya, seorang wanita yang penyerahan hidupnya tinggi.
Mereka berumah tangga dan menjadi saksi yang sangat baik mengenai
anugerah Allah. Tsuchiya, yang menjadi seorang majelis gereja, --
karena anugerah -- adalah hasil buah pemahaman Alkitab tertulis,
metode tindak lanjut pena.
Perwakilan -- Tiga metode pertama adalah sarana paling baik dalam
mengadakan tindak lanjut. Tetapi, kadang-kadang kita dihadapkan
dengan kurangnya waktu dan keadaan yang tepat, sehingga kita
tidak mungkin menindaklanjuti secara langsung semua orang yang
telah menjadi perhatian kita. Oleh sebab itu, saya kadang-kadang
mengunjungi seorang teman untuk membantu tugasnya. Ini merupakan
upaya tindak lanjut melalui orang yang mempunyai otoritas.
Paulus meminta Filemon untuk menerima kembali dan menolong
Onesimus, budaknya yang lari dan telah dibawanya kepada Kristus.
Filemon menggantikan Paulus untuk menindaklanjuti Onesimus.
Ketika Paulus tidak dapat mengunjungi jemaat di Korintus dan
Efesus, ia mengirim Timotius untuk mewakilinya (1Korintus 4:17;
1Timotius 1:3). Demikian pula ia mengirim Tikhikus ke Kolose
(Kolose 4:7) dan meninggalkan Titus di Kreta (Titus 1:50). Dalam
1Tesalonika kita belajar bahwa Paulus mengutus Timotius,
wakilnya, untuk mengetahui pertumbuhan iman jemaat di Tesalonika.
Saya berusaha menindaklanjuti orang-orang yang berpapasan di
jalan kehidupan ini supaya mereka membuat komitmen (tekad setia)
baru kepada Kristus -- melalui kontak pribadi, pena, doa atau
orang yang punya otoritas.
Rasul Yohanes yang sudah berusia lanjut mengingatkan kita,
"Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar daripada mendengar
bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran" (3Yohanes 1:4). Adalah
sukacita kita juga, kalau dapat melihat anak-anak rohani kita
tetap setia dalam iman.
Diedit dari sumber:
Judul Buku | : | Pemuridan dengan Prinsip Timotius |
Judul Artikel | : | Membesarkan Anak-Anak Rohani |
Penulis | : | Roy Robertson |
Penerbit | : | Yayasan Andi - 2001 |
Halaman | : | 87 - 94 |
e-JEMMi 23/2004