PEMBINA-PEMBINA MURID MASIH SEDIKIT
Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan
kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang
tidak bergembala. Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Tuaian
memang banyak, tetapi pekerja sedikit." (Matius 9:36-37)
Amanat Yesus adalah supaya kita menjadikan orang murid-Nya (Matius
28:19). Amanat itu selangkah lebih jauh daripada hanya
memperingatkan kita untuk menjadi murid. Maka jika kita menuruti
rencana besar Allah, kita harus menolong orang untuk menjadi
murid-Nya. Kalau berhenti sebelum itu berarti kita gagal mematuhi
dari amanat Kristus.
Mari kita renungkan pertanyaan ini sekali lagi. Jika Saudara
memimpin seorang kepada Kristus, apakah Saudara senang? Tentu.
Saudara gembira dan demikian juga orang itu sendiri dan para
malaikat Allah. Tetapi apakah Saudara puas? Seharusnya tidak. Yesus
menyusun agar kita berbuat lebih dari hanya membuat orang lain
bertobat. Ia memberitahukan agar kita menjadikannya seorang murid.
Maka Saudara harus akrab dengan orang yang telah Saudara bimbing
kepada Kristus dan menolong dia untuk bertumbuh sampai ia dapat
bertanggung jawab menyampaikan Firman Tuhan dengan semangat dan
efektif. Kalau hal itu terjadi, ia dapat dianggap sebagai pengikut
Yesus yang masak, mengabdi, dan menghasilkan buah.
Sekarang, apakah Saudara bahagia sebab orang yang Saudara menangkan
itu telah menjadi seorang murid? Tentu. Tetapi apakah Saudara puas?
Belum. Jika ia terus menunjukkan minat dalam menolong orang lain
juga menjadi murid, ia sudah siap untuk melanjutkan tahap berikutnya
untuk berguna dalam kerajaan Allah. Ia siap untuk menjadi pekerja
yaitu pembina murid bagi Kristus.
Tetapi ada orang-orang yang tidak pernah mencapai tahap ini. Mereka
sungguh-sungguh adalah murid-murid Yesus. Mereka secara terbuka
mengenal Tuhan. Mereka ada dalam persekutuan dengan Dia melalui
Firman dan doa. Mereka menyatakan buah Roh (Galatia 5:22,23).
Dan mereka sedang memenuhi bagiannya yang unik dalam tubuh Kristus.
Mereka mengajar di Sekolah Minggu. Mereka melayani dalam panitia-
panitia dan menyumbangkan perbuatan yang berguna. Mereka memiliki
kekuatan dan kedewasaan rohani. Tetapi kelihatannya mereka tidak
mendapat karunia dan panggilan untuk melibatkan diri dalam pelayanan
pemuridan. Salahlah jika kita mencoba memaksa mereka ke arah itu.
Mereka perlu tetap menjadi murid, tetapi tidak dapat dipaksakan
terlibat dalam menjadikan murid. Kalau terlalu didesak oleh
pelatihnya, mungkin mereka akan berputus asa atau memberontak,
karena melebihi karunia dan panggilan mereka.
Dalam Firman Tuhan jelaslah bahwa pekerja Kristus meliputi pekerja-
pekerja yang bermacam-macam. Sasaran kita berhubungan dengan
pekerja-pekerja yang khusus. Pada waktu Yesus menyatakan bahwa
pekerja-pekerjanya sedikit (Matius 9:37), Ia membicarakan pekerja
yang secara langsung terlibat di dalam penuaian, yaitu pembina
murid.
Saya dilahirkan dan dibesarkan di sebidang tanah pertanian. Kami
selalu mempunyai banyak tugas. Sepanjang tahun kami harus memelihara
sapi dan kuda. Rumah, kandang dan pagar harus sering diperbaiki dan
lain sebagainya. Pokoknya : bekerja, bekerja, dan bekerja.
Tetapi pada waktu tertentu setiap tahun ada saatnya kami memandang
ladang kami dan menyadari bahwa sudah tiba waktunya untuk menuai.
Kami meninggalkan kebanyakan pekerjaan kami yang lainnya dan
menjadi pekerja-pekerja untuk menuai. Itulah macam orang yang
disebutkan Yesus pada waktu ia menyatakan bahwa pekerja-pekerjanya
sedikit. Ia membicarakan tentang pekerja-pekerja kerajaan Allah yang
secara langsung terlibat dalam tugas mengumpulkan jiwa-jiwa bagi
Kristus kemudian membina mereka untuk menjadi penuai juga.
Hal itu bukanlah untuk meremehkan pekerjaan dari murid Yesus yang
mana saja. Keuangan gereja harus dijalankan secara teratur. Catatan-
catatan harus dipelihara sehingga kita dapat menilai pelayanan
gereja dengan baik. Guru Sekolah Minggu merupakan kebutuhan yang
mutlak. Pekerja-pekerja lainnya dalam gereja melakukan tanggung
jawabnya dengan setia. Tetapi pembicaraan kita di sini berhubungan
dengan pekerja yang berciri khusus seperti yang disebutkan oleh
Yesus (Matius 9:37): pria atau wanita yang bersaksi bagi Kristus
dengan sungguh-sungguh dan membangun di dalam kehidupan orang lain.
Kita akan memakai istilah dengan cara demikian.
Apa yang Perlu Diutamakan dalam Melatih Seorang Pembina Murid
Dalam pelayanan membina seorang murid, Saudara harus mengutamakan
empat hal: keyakinan, titik pandang, keunggulan, dan pembangunan
watak yang mendalam.
KEYAKINAN. Sampai pada saat ini calon pembina itu memegang pendirian
Saudara. Ia telah mempelajari mengapa ia harus menghafalkan Firman,
mempelajari Alkitab dan berdoa, tetapi pelajaran itu akan melaju
sesudah beberapa waktu. Ia perlu memiliki keyakinan sendiri.
Keyakinan itu dibangun dengan dua cara: Penyelidikan Firman Tuhan
secara pribadi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan Mengapa.
Pada suatu kali saya bekerja dengan sekelompok anak muda yang sukar
melihat kepentingan Firman Allah dalam kehidupan mereka sehari-
hari. Saya menyarankan supaya kami mempelajari Mazmur 119. Kami
tidak mempelajarinya secara mendalam, tetapi hanya membacanya dan
mencatat berbagai kata kerja yang digunakan di dalamnya. Kemudian
kami membaca keseluruhannya sekali lagi dan mencari kata-kata yang
dipakai untuk mengartikan Firman Allah. Lalu kami berusaha menangkap
sikap pemazmur itu terhadap Firman Allah. Penyelidikan memakan
waktu, tetapi hasilnya meneguhkan tentang pentingnya Firman Allah.
Cara yang kedua untuk mengembangkan keyakinan ialah meminta orang
itu untuk mencatat semua alasan mengapa ia melakukan sesuatu.
Mengapa mengadakan renungan pribadi? Mengapa berdoa? Sekali ia telah
memikirkan semua ini, tidak usah ia bergantung pada pendapat dan
perkataan Saudara saja. Ia akan punya pendiriannya sendiri.
Keyakinan itu lebih dalam daripada doktrin yang dipercayai. Murid
Yesus berpegang pada kepercayaannya, tetapi keyakinannya mendukung
dia.
Sebagai latihan yang praktis, mintalah calon pembina murid itu untuk
mendaftarkan semua dan menuliskan mengapa ia harus melakukannya dan
mengapa hal itu harus menjadi bagian dalam kehidupannya. Dalam
tujuan yang negatif, tanyalah mengapa harus dihindarinya. Hal itu
kelihatannya membosankan, tetapi calon pembina itu harus
mengembangkan keyakinannya atas hal-hal ini jika ia mau melanjutkan
pemuridan seumur hidupnya dan menjadikan orang-orang murid Yesus.
TITIK PANDANG. Hal kedua yang harus Saudara utamakan dalam melatih
seorang pembina ialah titik pandang atau perspektif. Pada waktu
seorang datang kepada Kristus, ia masih merupakan orang yang
berpusat kepada dirinya. Pada waktu ia mulai bertumbuh dalam Tuhan,
sudut pandangannya akan bertambah sedikit. Ia mulai sadar akan
keperluan orang lain di kelas Sekolah Minggu atau dalam persekutuan
gereja. Kemudian seorang utusan Injil datang ke gerejanya dan ia
menjadi sadar akan keperluan yang lainnya lagi. Ia mulai memandang
dunia ini dari sudut pandangan yang lainnya.
Visinya diperbesar. Perhatiannya mulai mencapai lebih jauh daripada
dirinya sendiri. Ia hidup di dalam alam kehidupan yang berbeda. Ia
sedang mengembangkan pemandangan yang baru. Hal ini tidak terjadi
dengan mudah. Tetapi pada tahap ini dalam kehidupannya ia harus
langsung kepada tujuannya yaitu dirinya sendiri dikesampingkan
sebagai latar belakang saja dan visinya dipusatkan kepada Tuhan
sendiri, kehendak Allah, pekerjaanNya, dan kebutuhan orang lain.
KEUNGGULAN. Hal ketiga yang harus dimiliki oleh seorang pembina
ialah sikap yang ingin keunggulan. Ia harus menjadi cakap dalam
pelayanannya kepada orang lain dan melakukannya dengan baik.
Kesaksiannya, pelayanannya, dan keterlibatannya harus memantulkan
kesaksian dari Yesus sendiri, yang menjadikan segalanya baik (Markus
7:37).
Seorang pengarang Alkitab pernah berdoa: Maka Allah damai sejahtera,
yang oleh darah perjanjian yang kekal telah membawa kembali dari
antara orang mati Gembala Agung segala domba, yaitu Yesus, Tuhan
kita, kiranya memperlengkapi kamu dengan segala yang baik untuk
melakukan kehendak-Nya, dan mengerjakan di dalam kita apa yang
berkenan kepada-Nya, oleh Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan
sampai selama-lamanya! Amin (Ibrani 13:20,21)
Jika kita diperlengkapi dengan segala yang baik untuk melakukan
kehendak Allah, tentunya semua itu melalui Yesus Kristus. Memang
Dialah satu-satunya yang pernah melakukan segala sesuatu itu dengan
baik. Maka jika Saudara mau mengembangkan sikap akan keunggulan di
dalam orang-orang yang Saudara latih, Saudara harus membawa mereka
kepada tahap di mana mereka menyerahkan dirinya sendiri kepada Yesus
dan membiarkan Dia hidup melalui mereka.
Kali ini mintalah murid Saudara menyelidiki kembali daftar itu dan
menuliskan bagaimana ia dapat melakukan hal- hal ini sebaik mungkin.
Juga melatih dia sedemikian baiknya sehingga ia dapat
menceritakannya kepada orang lain, orang yang sedang ditolongnya
dalam kehidupan Kristen.
Kelihatannya pekerjaan ini sulit dan memang demikian. Tetapi jika
kita harus menolong seseorang menjadi seorang pembina murid yang
efektif, ia harus tahu apa dan mengapa tentang pemuridan dalam
pikirannya dan hatinya. Dan ia harus menjadi terampil dalam
pelayanan menolong orang lain dan membangun prinsip-prinsip itu
ke dalam hidup mereka. Latihan dan pelajaran yang dangkal dan bodoh
tidak dapat menghasilkan seorang pembina yang memantulkan keunggulan
dalam pelayanan kepada Yesus Kristus.
WATAK YANG MENDALAM. Hal yang perlu diutamakan trakhir ialah supaya
watak dan pengalama murid dengan Tuhan terus diperdalam. Hal ini
merupakan tekanan seumur hidup. Iman, kemurnian, kejuuran,
kerandahan hati dan kebajikan lainnya tidak pernah dikuasai
sekaligus dalam hidup ini. Kita harus terus bertumbuh dan menjadi
dewasa.
Yesus berkata bahwa tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit
(Matius 9:37; Lukas 10:2). Tuaian itu terdiri dari orang-orang yang
lelah dan terlantar (Matius 9:36). Ini adalah gambaran dari
sekelompok domba yang tak berdaya sama sekali. Mereka kepanasan,
terengah-engah, haus dan lapar. Mereka sama sekali tidak berdaya dan
mencari seorang gembala untuk membawakan air dan makanan. Mereka
tidak mempunyai harapan kecuali ada gembala yang menolong mereka.
Paulus juga menggambarkan tujuan itu terdiri dari orang-orang yang
terpisah dari Yesus Kristus -- orang yang terbuang, orang asing,
orang tanpa harapan, dan tanpa Allah (Efesus 2:11,12). Tuaian itu
ada di mana-mana dan dalam jumlah yang besar. Yesus mengatakan bahwa
ladang itu sudah siap untuk dituai (Yohanes 4:35). Persoalannya
bukan pada tuaian; persoalannya ialah pada kekurangan pekerja.
Nah, seorang pembina ialah seorang murid ditambah sesuatu. Dalam
Firman Tuhan ia digambarkan sebagai sorang yang sedang menuai di
ladang. Ia adalah seorang yang menabur dan menuai (Yohanes 4:37,38).
Ia menanam dan menyiram (2Korintus 3:7-9). Ia meletakkan dasarnya,
dan seorang lainnya yang membangun di atasnya (1Korintus 3:10). Ia
sedang menjadikan orang-orang murid Yesus (Matius 28:19-20). Seorang
pembina murid itu harus terlibat dalam memenangkan orang yang sesat
dan membangun orang percaya -- yaitu, menginjili dan membina.
Pembina-pembina menolong memenuhi Amanat Agung. Yesus berkata bahwa
inilah tempatnya bagi mereka. Kita harus memusatkan perhatian kita
pada penambahan jumlah pembina-pembina murid Yesus.
Sumber | : | Judul Buku | : | Judul Artikel | : | Penulis | : | Penerbit | : | Halaman | : | CD SABDA | : | e-JEMMi 25/2004
|
|
|
|
|
| |
|
|