BAGAIMANA MENDOAKAN PARA MISIONARIS
Jemaat-jemaat setempat yang ingin menaati kehendak Allah tidak
boleh hanya memikirkan diri sendiri, melainkan harus bersedia untuk
terlibat dalam misi sedunia. Itulah sebabnya mereka diminta untuk
mendoakan para tenaga yang bersedia diutus.
Tuhan Yesus memberi perintah kepada murid-murid-Nya dalam Matius
9:37-38, "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu
mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan
pekerja-pekerja untuk tuaian itu." Dengan kata lain, Tuhan Yesus
tidak mengatakan, "Lihatlah ladang misi sudah siap. Sekarang, paling
tidak, kalian yang sudah mengenal Saya, bekerja keraslah supaya
tuaian tidak busuk." Sebaliknya, Dia menasihati para murid-Nya
dengan perkataan yang sama sekali lain, "Karena itu mintalah kepada
tuan yang empunya tuaian, supaya ia mengirimkan pekerja-pekerja
untuk tuaian itu." Kekurangan pekerja perlu menjadi pokok doa.
Karena Allah adalah penuai, Dialah yang harus mengirimkan para
pekerja tersebut.
Kata kerja yang dipakai dalam bahasa Yunani adalah "ekballo" yang
berarti `dibuang keluar`. Tiap orang yang melayani di ladang misi
harus "dipanggil oleh Allah sendiri" dan "dibuang keluar" oleh
Allah. Allah tahu bahwa pergi keluar tidak gampang bagi anak-anak-
Nya. Itu sebabnya dengan kekuatan Allah, Dialah yang ingin membuang
mereka keluar. Jika pekerja-pekerja tidak "dibuang keluar" oleh
Allah, mereka tidak akan bisa bertahan di ladang pelayanan yang
begitu sulit. Kekurangan tenaga misionaris pada masa kini tidak bisa
diatasi hanya dengan menantang jemaat saja, melainkan harus dimulai
dengan doa jemaat-jemaat setempat di seluruh Indonesia.
Oleh sebab itu, marilah kita berdoa supaya Tuhan memanggil
misionaris untuk hal-hal berikut.
- Keluar Indonesia
Indonesia tidak lagi hanya merupakan sebuah ladang misi yang
menerima misionaris berkulit putih, melainkan harus mengambil
bagian aktif dalam pekabaran Injil di seluruh dunia. Sekarang
sudah ada misionaris asli Indonesia yang melayani dengan OM
(Yayasan Obor Menyuluh) dan YPPII (Yayasan Persekutuan Pekabaran
Injil Indonesia), WEC International, OMF, dan BMI (Badan Misi
Injili) di benua Asia, Afrika, Amerika, Amerika Selatan, bahkan
Eropa.
- Keluar dari jemaat
Biasanya jemaat-jemaat tidak ingin berdoa agar dari antara mereka
ada yang dipanggil untuk melayani Tuhan di ladang misi. Karena
menurut hemat mereka gereja mereka sendiri juga memerlukan
tenaga.
- Dari kelompok pemuda-pemudi
Adalah satu hak istimewa kalau Tuhan memanggil pekerja dari
persekutuan pemuda-pemudi. Allah itu tidak kikir, Dia akan
menggantikan "kerugian" ini dengan berkat rohani yang luar biasa.
- Dari keluarga
Paling sulit bagi orang Kristen untuk berdoa supaya Tuhan
memanggil tenaga misi sedunia dari keluarga mereka sendiri.
Pernah ada seorang ibu yang rohani sekali dan banyak mengikuti
persekutuan doa, tetapi tidak pernah berdoa supaya Tuhan
mengirimkan pekerja dari keluarganya. Pada waktu ditanya mengapa
dia berbuat demikian, dia menjawab, "Saya takut Tuhan mengabulkan
doa saya sebab saya tidak siap untuk memberi korban ini." Ibu ini
bukanlah suatu perkecualian; dia mewakili banyak anggota jemaat
dan keluarga.
- "Saya siap"
Mari kita berdoa, supaya diri kita siap untuk diutus. Dan kita
bisa bersaksi seperti Yesaya (Yes. 6:8c), "lni aku, utuslah aku!"
Memang benar bahwa doa bagi misi membangkitkan beban untuk
melibatkan diri dalam misi sedunia.
Jikalau sudah ada utusan misi yang dipanggil dan melayani di ladang
misi, jemaat mereka biasanya mendoakan mereka seperti ini, "Tuhan,
berkatilah keluarga X di Bangladesh, berilah kesabaran dan kemampuan
dalam belajar bahasa kepada mereka. Berikanlah sebuah mobil kepada
mereka, dan sebagainya." Ini merupakan pokok doa yang penting, akan
tetapi masih ada pokok doa yang lebih penting yang hampir selalu
dilupakan.
Kalau kita belajar dari cara Rasul Paulus mendoakan jemaat dan teman
sepelayanannya, kita akan mengetahui bagaimana berdoa, supaya tidak
hanya kebutuhan sehari-hari mereka saja yang didoakan, melainkan
juga untuk pelayanan mereka di ladang misi agar sungguh-sungguh
efektif di mata Tuhan dan kuasa iblis dikalahkan.
Rasul Paulus berdoa, supaya jemaat yang berada di Efesus bisa hidup
sebagai orang-orang yang telah dipanggil dan mereka dapat berpadanan
dengan panggilan itu. Mereka harus bersifat rendah hati, lemah
lembut, dan sabar (band. Ef. 4:1-2). Dia menasihati mereka supaya
mereka memelihara kesatuan roh oleh ikatan damai sejahtera. Paulus
tahu bahwa kalau jemaat bersatu, orang kafir bisa bertobat. Sebab
teladan orang Kristen amat sangat mengesankan mereka, "Aku telah
mengasihi kamu, demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan
demikian, semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku,
yaitu jikalau kamu saling mengasihi." (Yoh. 13:34-35). Melalui kasih
Allah, jemaat bisa saling menghormati dan mengutamakan yang lain.
Orang Kristen tidak menjadi pahit kalau hati mereka disakiti sebab,
oleh kasih Tuhan, mereka bisa saling mengampuni dan kelemahan orang
lain. Oleh karena itu, Rasul Paulus meminta agar jemaat dikuatkan
menurut kekayaan dan kemuliaan Tuhan (band. Ef. 3:16), supaya mereka
diteguhkan dalam batin mereka.
Kita juga harus berdoa sebagaimana Paulus mendoakan jemaat di Efesus
dan Kolose. Kita harus berdoa supaya mereka kuat di dalam Tuhan dan
di dalam kekuatan kuasa-Nya, Kristus harus bertakhta di hati mereka
(Ef. 3:16-17); agar mereka sehati, sepikir, satu Roh dan bisa
melayani Tuhan. Biasanya, para misionaris mengalami banyak
pergumulan dalam bekerja sama dengan misionaris yang lain. Hal ini
lebih sulit daripada mempelajari budaya baru. Tidak pernah terpikir,
bahwa kerja sama dengan saudara seiman merupakan pergumulan yang
terberat bagi mereka. Itu sebabnya kita harus mendoakan dan
mendukung mereka dalam hal ini, agar iblis tidak bisa menggunakan
kesempatan untuk memisahkan mereka, melainkan agar mereka dapat
melayani bersama-sama dengan baik. Ini cara bagaimana kasih Kristus
bisa dipahami (ban. Mar. 13). Mata rohani para hamba Tuhan harus
tetap terbuka untuk melihat betapa lebar, panjang, tinggi dan
dalamnya kasih Kristus (Ef. 3:1) yang melampaui segala pengetahuan.
Sama seperti Rasul Paulus, kita harus memohon hikmat dan pengertian
yang benar untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna. Utusan-
utusan misi perlu kekuatan dan kesabaran supaya mereka bisa hidup
layak dengan panggilan mereka (bandingkan Kol. 1:9).
SIL (Summer Institute of Linguistics) memberikan saran-saran dalam
mendoakan seorang misionaris secara lebih baik dan efektif, sebagai
berikut.
- Jangan berdoa supaya Tuhan menunjukkan sebuah jalan yang gampang
kepada saya. Tetapi berdoalah agar Dia memberi anugerah, supaya
saya bisa mengatasi semua kesulitan dan pergumulan secara rohani
(Rm. 12:9).
- Jangan berdoa supaya Tuhan selalu mengabulkan doa-doa saya,
tetapi berdoalah supaya Dia membebaskan saya dari sikap membela
diri "tidak ada waktu untuk berdoa".
- Berdoalah supaya Tuhan mengambil gangguan-gangguan atau supaya
Dia memberi semangat dan kekuatan luar biasa untuk meneruskan
jalan walaupun diganggu.
- Berdoalah agar Tuhan mengevaluasi kehidupan dan pelayanan saya,
supaya saya bisa hidup dalam ketaatan terhadap Allah (Mzm. 139:
23-24) "Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah
aku dan kenalilah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku
serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!"
- Tolong jangan mendoakan saya sebagai orang yang hidup di tingkat
rohani yang lebih tinggi daripada Anda. Saya tidak sempurna,
walaupun saya melayani sebagai utusan misi. Saya juga digoda.
Iblis bertekad bulat untuk menggagalkan pelayanan saya,
mengambil vitalitas, semangat, dan kesaksian saya, agar saya
tidak berguna. Tolong berdoa supaya Tuhan memberi anugerah dan
kekuatan sehingga saya selalu bisa bertahan terhadap godaan.
- Jangan lupa, saya masih seorang manusia yang merasa sepi, kecil
hati, gelisah, bingung, dan kurang sabar. Banyak pekerjaan di
ladang misi yang bisa dikerjakan dengan hati yang tidak penuh
dengan semangat bagi Tuhan. Oleh sebab itu, saya minta didoakan
supaya Tuhan mengisi hati saya dengan kasih bagi semua orang yang
masih tersesat dan saya bisa mengerjakan semuanya dengan baik.
Selain itu, penting sekali bagi kita untuk mendoakan keluarga
misionaris. Iblis sangat aktif untuk menghancurkan keluarga, supaya
mereka tidak bisa menjadi teladan di tengah-tengah orang yang belum
percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Kita mendoakan:
SUAMI:
- agar dia bijaksana mengatur waktu sehingga waktu untuk keluarga
tetap ada;
- agar dia bisa memimpin rumah tangga dengan baik.
ISTRI:
- agar dia tidak merasa kesepian karena sering ditinggalkan suami;
- agar dia bisa seimbang dalam pelayanan, baik sebagai seorang ibu
rumah tangga maupun sebagai seorang misionaris;
- agar dia pandai dalam mendidik anak;
- agar dia bisa menjadi teladan baik sebagai istri maupun sebagai
ibu bagi orang yang baru percaya.
ANAK:
- agar di tempat baru mereka tetap dapat merasa berada dalam budaya
sendiri, tetapi tetap beridentitas sebagai orang Indonesia;
- bagi pendidikan mereka;
- agar mereka mempunyai teman untuk bermain.
LAJANG:
Di masa kini banyak lajang yang terlibat di ladang misi (kebanyakan
wanita). Ini satu kesempatan luar biasa bagi mereka, tetapi
mempunyai banyak tantangan. Sering kali orang tidak mengerti mengapa
mereka tidak atau belum menikah, kenapa mereka tidak dilengkapi
dengan seorang teman hidup atau sahabat tertentu. Mereka sangat
membutuhkan doa-doa kita. Adapun pokok-pokok doa bagi mereka:
- agar mereka tidak merasa kesepian;
- agar mereka tetap fleksibel dan bersedia untuk berkomunikasi dan
tinggal dengan siapa saja;
- agar mereka mempunyai seorang teman doa yang tetap.
Mari kita berdoa supaya persekutuan misionaris, baik yang sudah
berkeluarga ataupun yang belum berkeluarga bisa tetap terjalin
dengan manis dan tidak terganggu oleh perasaan cemburu atau iri.
Ingatlah bahwa iblis terus-menerus ingin merusak hubungan orang
Kristen.
Memberitakan firman Tuhan merupakan serangan atas kerajaan
kegelapan. Itu sebabnya jemaat-jemaat harus mendukung pelayanan-
pelayanan para misionaris, seperti yang dijelaskan Paulus dalam
Kolose 4:3 "Berdoa jugalah untuk kami, supaya Allah membuka pintu
untuk pemberitaan kami, sehingga kami dapat berbicara tentang
rahasia Kristus."
Selain pokok-pokok doa yang tadi sudah dijelaskan oleh seorang
misionaris WEC, kita juga perlu mendoakan pelayanan misionaris
sekonkret mungkin. Berdoalah:
- supaya mereka menyesuaikan diri dengan baik di negara di mana
mereka melayani;
- supaya mereka bisa berbahasa dengan baik;
- supaya banyak orang dicapai dengan Injil;
- pelayanan-pelayanan tertentu, misalnya Kebaktian Kebangunan
Rohani (KKR), seminar, dan sebagainya.
Selain para hamba Tuhan, kita juga harus mendoakan daerah-daerah dan
bagian-bagian masyarakat yang belum diinjili. Bagi Tuhan, tidak ada
negara yang tertutup. Tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Itu sebabnya
kita perlu memberanikan diri, datang ke hadirat-Nya, dan mendoakan
negara-negara tertentu. Tuhan akan mengabulkan doa-doa kita.
Mari kita mengingat bahwa misionaris-misionaris itu melayani di
daerah-daerah di mana iblis, penguasa dunia ini, secara terang-
terangan menguasai kehidupan jutaan orang. Dia menahan mereka dalam
kerajaan kegelapannya, walaupun dia telah dikalahkan di Kalvari
lebih dari dua ribu tahun yang lalu, yakni saat Tuhan Yesus Kristus
menang atas dia di atas kayu salib (Kol. 2:15). Sekarang Allah telah
memberi tanggung jawab untuk "melakukan hukuman" yang telah
dijatuhkan atas pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa iblis
kepada umat-Nya (Mzm. 149:9). Kita boleh memiliki sukacita dengan
melihat Kerajaan Allah datang di dunia ini, sementara kita berperang
melawan "penghulu-penghulu dunia yang gelap" (Ef. 6:12). Apakah kita
siap melibatkan diri dalam peperangan ini?
Bahan diambil dari sumber:
Judul buku | : | Doa dan Misi |
Judul artikel | : | Bagaiman Mendoakan Para Misionaris |
Penulis | : | Dr. Veronika J. Elbers |
Penerbit | : | Seminari Alkitab Asia Tenggara, Malang 2001 |
Halaman | : | 28--39 |
|
|