Home
       

Resources
Artikel
Artikel-artikel MISI
Bahan PA
Misi Allah Bagi Dunia &
Para Pengubah Dunia
Cerita Misi
Alkitab di Seluruh Dunia :
48 Kisah Nyata
Buku
Buku-buku Misi
Doa
Doa bagi Negara
Doa bagi Kota
Doa bagi Suku
PD Timotius
40 Hari Doa
e-KJDN
Info
Sejarah
Ulasan Tokoh MISI
Lembaga
Mengenal lembaga MISI
Media
Berbagai program pengabaran Injil
Lintas Budaya
Lintas Religi
Profil Suku di Indonesia
Profil Bangsa
Profil Bangsa di Dunia
 
 Renungan
 Kesaksian
 
| artikel 154
dari 163 artikel

PANUTAN MELALUI DISIPLIN: BELAJAR PEMURIDAN DARI TUHAN YESUS


Saya memilih perguruan tinggi sebagai tempat saya melanjutkan pendidikan saya, sebagian karena seorang gadis yang telah memuridkan saya pada waktu saya masih duduk di bangku SMA. Ia seorang konselor kamp kampus musim panas ketika saya bertemu dengan dia, dan saya sendiri seorang konselor junior yang sedang mengikuti latihan. Saya tidak ingat persis semua yang diajarkannya kepada saya, tetapi kasihnya kepada Tuhan Yesus dan kepada saya sangat nyata. Tawa dan senyumnya membuat orang lain pun ikut tertawa dan tersenyum. Ia adalah seorang yang sangat menyenangkan. Selang beberapa waktu setelah kamp itu berakhir, ia datang mengunjungi saya dan kami melewatkan waktu bersama. Kami tertawa bersama, menangis bersama, berdoa bersama, dan ia memberi contoh kepada saya tentang apa yang menurut saya pemuridan. Ia sama sekali tidak menonjol atau brilian. Bahkan ia tidak memiliki prestasi yang patut dibanggakan, tetapi saya ingin mengasihi Tuhan Yesus seperti yang ia lakukan, mengasihi lebih daripada segala sesuatu yang lain dalam hidup saya. Dan saya pun ingin membagikan kasih itu kepada orang lain yang belum mengenal Yesus dengan cara positif, sama seperti yang dilakukannya. Kasihnya kepada Tuhan Yesus dan kepada orang lain sangat terasa dan nyata. Itulah yang dinamakan memuridkan: begitu mengasihi Kristus sehingga kasih itu juga mengalir kepada orang lain.

TELADAN YESUS DALAM MEMURIDKAN

Yesus berkata, "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid- Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Mat. 28:19, 20).

Itulah yang dinamakan pemuridan. Yesus memfokuskan banyak pelayanan- Nya di depan umum, di hadapan murid-murid-Nya, sekaligus mengajar mereka untuk mengamati semua yang telah diajarkan-Nya, untuk taat dan menjadi seperti Dia. Memuridkan berarti menolong orang lain menerima seluruh nasihat Allah. Yesus ingin membawa kabar tentang kasih-Nya yang besar terhadap kita kepada setiap orang di bumi ini. Ia menggunakan waktu-Nya untuk menolong murid-murid-Nya bertumbuh sehingga mereka dapat melaksanakan pekerjaan ini setelah Ia kembali ke surga. Tujuan Tuhan Yesus memuridkan adalah untuk menumbuhkan dalam diri orang lain suatu iman kepada-Nya. Pelayanan Yesus, dan tugas yang Ia amanatkan kepada jemaat-Nya untuk dilakukan, dapat dikemukakan melalui sebuah lingkaran dan empat kata: identifikasi (menyamakan diri), presentasi (memperkenalkan), pemeliharaan (menolong bertumbuh), dan reproduksi (melipatgandakan). Yesus menyamakan diri-Nya dengan orang lain untuk menetapkan dasar yang umum bagi sebuah persahabatan. Lalu, Ia memperkenalkan Injil dan menolong orang itu bertumbuh untuk tujuan reproduksi (melipatgandakan). Bilamana lingkaran ini telah lengkap, lingkaran ini dapat diulang dari awal lagi.

Di antara hal-hal yang paling saya kenang ketika saya masih kecil adalah sebuah foto ibu saya dan saudara perempuannya yang berduet menyanyi. Musik Injil merupakan bagian khusus dari masa pertumbuhan saya. Salah satu nyanyian pujian kesayangan saya adalah lagu yang berdasarkan kata-kata Tuhan Yesus yang sudah kita kenal dalam Yohanes 20:21, "Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." Kata-kata itu akan selalu menggema di dalam hati saya. Itulah memuridkan.

IDENTIFIKASI (MENYAMAKAN DIRI)

Yesus menggunakan banyak waktu-Nya dengan murid-murid-Nya, menyamakan diri dengan mereka, dan menetapkan suatu dasar persahabatan yang umum. Ia makan bersama mereka, berjalan bersama mereka, menangkap ikan bersama mereka, menangis bersama mereka, dan berdoa bersama mereka. Kalaupun setelah Yesus kembali ke surga mereka tidak ingat semua yang telah diajarkan-Nya kepada mereka, kita yakin paling tidak mereka ingat akan kasih-Nya kepada mereka.

Sungguh menarik bagi saya bahwa Yesus hidup di bumi ini selama tiga puluh tahun sebelum Ia memulai pelayanan-Nya di depan umum. Kita dapat membayangkan bahwa pada waktu itu Yesus telah meletakkan dasar tertentu dengan hati-hati untuk membina hubungan. Yesus menyamakan diri dengan orang-orang. Karena itu, Ia memerintahkan kita untuk mengikuti jejak-Nya. Mengapa saya memuridkan? Karena Yesus adalah teladan saya dan Ia juga memuridkan. Mengapa penting bagi saya untuk membina hubungan dengan orang lain? Karena Yesus pun melakukannya.

PRESENTASI (MEMPERKENALKAN)

Yesus memperkenalkan Injil kepada murid-murid-Nya sementara mereka melewatkan waktu bersama-sama dari hari ke sehari. Ia sering menggunakan peristiwa-peristiwa sehari-hari, saat-saat yang spontan, untuk membagikan kebenaran-kebenaran rohani dengan para pengikut- Nya. Ajaran-ajaran-Nya sering datang langsung dari pelayanan-Nya sehari-hari. Ia memperkenalkan Injil, meleburkan Injil itu menjadi pengalaman-pengalaman hidup-Nya setiap hari. Ia sangat ahli menggunakan saat-saat yang spontan. Mengapa kita memperkenalkan Injil dengan menggunakan contoh-contoh dari lingkungan hidup sehari- hari? Karena Yesus melakukannya.

PEMELIHARAAN (MENOLONG BERTUMBUH)

Yesus juga menolong murid-murid-Nya bertumbuh dari hari ke hari. Perumpamaan-perumpamaan dan ajaran-ajaran-Nya, seperti Khotbah di Bukit, juga menggunakan ilustrasi-ilustrasi yang sederhana dari penciptaan yang ditemui murid-murid-Nya sementara mereka berjalan sepanjang hari. Dalam menyampaikan perumpamaan-perumpamaan-Nya, Yesus menggunakan contoh dari kehidupan sehari-hari, seperti domba, benih, tanah, duri, burung, serigala, biji sesawi, ranting, mutiara, api, ikan, pohon ara, mata uang, pelita, roti, dan batu. Yesus benar-benar menolong murid-murid-Nya bertumbuh. Ia membuat hal menolong bertumbuh serta membina rohani mereka itu menjadi bagian dari kehidupan mereka setiap hari. Ia mengisi ajaran-ajaran-Nya tentang kebenaran rohani dengan berbagai ilustrasi sehari-hari yang umum. Keberadaan-Nya yang sangat hakiki meresap melalui kata-kata, sikap, dan tindakan-Nya.

Saya juga ingin identitas saya di dalam Kristus memenuhi sisa hidup saya. Pemeliharaan-Nya merupakan teladan yang menakjubkan bagi kita untuk diteruskan kepada anak-anak kita.

REPRODUKSI (MELIPATGANDAKAN)

Yesus mempersiapkan murid-murid-Nya dan kemudian mengutus mereka untuk membuat lebih banyak murid, untuk melipatgandakan, untuk memberitakan Kabar Baik tentang Allah. Ia mengutus murid-murid-Nya yang berjumlah dua belas orang itu dan kemudian tujuh puluh orang pada suatu waktu; dan mereka kembali, kata Alkitab, dengan gembira. Mengapa Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk pergi dan membagikan Kabar Baik-Nya? Yesus telah mati untuk semua orang, untuk semua orang yang pernah hidup di dunia ini, bukan hanya untuk murid- murid-Nya. Tetapi kematian-Nya untuk orang-orang lain itu tidak akan efektif jika murid-murid-Nya tidak menceritakannya. Kabar Baik itu membuat orang-orang lain bahagia. Kabar Baik Tuhan Yesus adalah untuk hidup yang kekal. Mengapa memuridkan? Karena hal itu ditujukan untuk kebaikan orang lain.

Yesus juga tahu bahwa membuat murid-murid baru akan memperkuat iman para pengikut-Nya. Penting sekali untuk kita mengetahui bahwa Alkitab mengatakan, dalam Lukas 10:17, mereka kembali dengan gembira. Kemudian dalam Kisah Para Rasul kita melihat murid-murid dengan mantap serta penuh keyakinan telah bersaksi tentang kematian dan kebangkitan Yesus dan sekarang mereka membagikan kabar tentang Yesus yang memberi hidup kekal itu dengan penuh kuasa. Ketika Yesus mulai membina hubungan dengan mereka pada awal pelayanan-Nya, murid- murid masih lemah dan goyah. Kurangnya iman mereka pasti kadang- kadang membuat Tuhan Yesus merasa kecil hati sementara Ia memperkenalkan Injil-Nya kepada mereka dan menolong mereka bertumbuh. Tetapi ketika mereka mengalami kuasa kebangkitan Yesus Kristus, iman mereka menjadi teguh dan sangat kuat. Mengapa memuridkan? Karena membagikan iman kepada orang lain dapat memperkuat iman kita sendiri.

Mengapa Yesus memuridkan orang-orang? Karena pelayanan-Nya adalah pelayanan yang melipatgandakan. Karena Ia menggunakan waktu-Nya bersama kedua belas orang yang nantinya dapat diutus keluar dan mengajar orang-orang lain apa yang diajarkan Yesus kepada mereka. Bahkan sebagai orang tua kita juga perlu memuridkan anak-anak kita. Karena pelayanan kita juga akan mulai dilipatgandakan.

Bahan diambil dari sumber:

Judul Majalah : Sahabat Gembala, Mei 1996
Judul Artikel: Panutan Melalui Disiplin: Pemuridan Belajar dari Tuhan Yesus
Penulis : Jorie Kincaid
Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1993
Halaman : 58 - 62

 
  |  



 Ke atas 
© 2003 YLSA