|
Resources |
|
|
|
|
Artikel
Artikel-artikel MISI |
Bahan PA
Misi Allah Bagi Dunia & Para Pengubah Dunia |
Cerita Misi
Alkitab di Seluruh Dunia : 48 Kisah Nyata |
Buku
Buku-buku Misi |
|
Doa |
|
Info |
|
|
|
|
|
|
|
| |
|
artikel 110 dari 163 artikel |
|
|
|
BAGAIMANA BERMISI?
Ada dua bagian terkait dengan pertanyaan ini. PERTAMA, bagaimana
supaya jemaat lokal dirasuki semangat misi? KEDUA, bagaimana supaya
jemaat lokal yang bersemangat misi dapat melaksanakan peranannya
dalam penginjilan lintas budaya?
Melalui pendidikan misi dalam jemaat
Perjanjian Lausanne menyatakan, "Penginjilan dunia menuntut segenap
gereja menyebarkan Injil seutuhnya ke seluruh dunia." Pemahaman kita
atas pernyataan itu, berdasarkan Alkitab, ialah bahwa segenap jemaat
harus terlibat dalam misi pemberitaan firman. `Jemaat ialah insan-
insan misionaris dari Kerajaan Allah` (Arthur Glasser, Crucial
Issues in Mission Tomorrow, redaksi Donald A. McGavran, hlm. 47).
`Jemaat tidak mengatur misi seperti mengatur kegiatan-kegiatannya
yang lain ... jemaat ialah insan-insan misionaris -- kalau tidak,
maka ia tidaklah jemaat` (John Bright, Kingdom of God, hlm. 217-
218).
Ketika saya memulai tugas kependetaan di Richmond Town Methodist
Church, Tuhan memberikan tugas kepada saya untuk menjadikan jemaat
itu bersemangat misi. Tapi saya kebingungan dan dicekam keprihatinan
menghadapi kenyataan bahwa hanya segelintir saja dari anggota jemaat
itu yang mau terlibat dalam program misi. Sedangkan yang lain --
dengan jumlah yang sangat besar dan rajin mengikuti kebaktian Minggu
-- hanya menonton. Saya hampir putus asa untuk menggerakkan semua
anggota jemaat itu terlibat dalam misi. Akan tetapi, Tuhan
menunjukkan kepada saya kebijaksanaan yang meyakinkan untuk mencapai
tujuan itu. Apabila anggota yang jumlahnya sangat kecil itu dibina
menjadi tim yang giat dan bertumbuh, maka anggotanya akan bertambah
dari tahun ke tahun. Itulah kebijaksanaan yang tepat untuk mencapai
tujuan itu ... dan memang demikianlah yang terjadi.
Pengajaran
Tugas kita bersama ialah mengarahkan segenap anggota jemaat untuk
berpartisipasi dalam misi Tuhan. Hal ini bukanlah masalah
struktural, melainkan spiritual. `Masalah misi adalah masalah
pribadi... hanya orang-orang rohani, dan jemaat di mana orang-orang
rohani berpengaruh, dapat dan tepat mengemban perintah Kristus`
(Andrew Murray, Key to the Missionary Problem, hlm. 8,10). Dalam
buku itu, Andrew Murray membahas bagaimana pada abad 19 gerakan
kebangkitan Church Missionary Society, yakni ujung tombak misi
Gereja Inggris, erat berkaitan dengan kebangunan hidup kerohanian.
Murray berkata, `Satu-satunya cara untuk menumbuhkan dan
menggalakkan semangat misi yang benar, giat, mendalam, dan rohani,
bukanlah berupaya sendiri mencapai hal itu, melainkan menuntut
orang-orang percaya makin terpisah seutuhnya dari dunia ini, dan
kepada pengabdian mutlak beserta segenap milik mereka bagi Tuhan dan
pelayanan-Nya .... Mendahulukan pendalaman hidup kerohanian, maka
semangat pengabdian misi dengan sendirinya akan menyusul` (Andrew
Murray, Key to the Missionary Problem, hlm 74,86).
Rahasia pendalaman hidup kerohanian dalam jemaat lokal ialah
pengurapan Roh Kudus atas pelayanan Firman Allah. Jemaat wajib
mengadakan pembinaan melalui pengajaran dan khotbah untuk
mengarahkan setiap anggota jemaat supaya mengabdikan diri sepenuhnya
kepada Tuhan guna menggenapi maksud-Nya. Tanggung jawab misi setiap
orang percaya harus jelas terbit dari Firman Allah. Karena itu,
pembinaan yang berkesinambungan bagi seluruh anggota jemaat tentang
tanggung jawab misi adalah sangat vital. Khotbah sekali setahun
tentang misi atau sekali-kali mengundang beberapa misionaris
kemudian memaparkan kegiatan mereka tidaklah cukup. Sebelum Paulus
dan Barnabas diberangkatkan sebagai utusan jemaat Antiokhia, dalam
jemaat itu telah berlangsung pelayanan khotbah dan ajaran yang
diurapi Roh Kudus. Perhatikanlah `beberapa nabi dan pengajar` dalam
Kisah Para Rasul 13:1.
Pendeta
Pendeta mempunyai peranan utama dalam program pendidikan misionaris
di jemaat lokal ... Ia memimpin dan melayaninya. `Kepadanya
dipercayakan tantangan istimewa dan tanggung jawab untuk
menanggulangi masalah pencarian, pembinaan, pendanaan, dan
pengutusan tenaga misionaris .... Bahkan, pendeta jemaat kecil
sekalipun diberi kuasa membuat dampak peranannya dapat dirasakan di
seluruh dunia. Tidak seorang pun pendeta layak memangku jabatannya,
jika ia tidak memasrahkan dirinya dirasuki oleh Amanat Agung
Kristus, menimba daya nalar dan semangat dari Amanat Agung itu guna
mengabarkan Injil ke seluruh dunia` (Andrew Murray, Key to the
Missionary Problem, hlm. 11-12).
Seorang pendeta harus meyakini keempat prinsip berikut:
i) Misi adalah tujuan utama jemaat.
ii) Membimbing dan melengkapi jemaat untuk mengemban misi adalah
tugas utama pendeta.
iii) Tujuan utama pemberitaan Firman kepada jemaat ialah melatih dan
memampukan jemaat melaksanakan peranannya dalam kegiatan misi.
iv) Dalam kaitan ini tujuan utama setiap pendeta ialah mencakapkan
diri untuk tugas ini (Andrew Murray, Key to the Missionary
Problem, hlm. 138).
Komisi-komisi
Pada kebanyakan jemaat lokal ada beberapa komisi tersendiri, antara
lain komisi anak, pemuda, wanita, dan pria. Melalui komisi-komisi
inilah anggota jemaat dari berbagai kelompok usia dapat disadarkan
akan tanggung jawab misinya dan dilatih untuk melayani. Komisi-
komisi ini bisa terus-menerus menjadi sumber tenaga trampil yang
penuh pengabdian untuk pelayanan misi. Tapi sayang, pada kebanyakan
jemaat komisi-komisi ini merana, terombang-ambing tanpa arah, tanpa
rencana kerja dan kepemimpinan.
Usaha-usaha khusus
Di samping program pelayanan rutin tersebut tadi, jemaat lokal wajib
mengadakan konferensi tentang misi, setidak-tidaknya sekali setahun.
Dalam kesempatan itu diberikan ajaran yang gamblang tentang misi
sesuai amanat Alkitab. Tema khotbah tentang misi dapat disajikan
pada kebaktian Minggu sebulan sekali atau tiga bulan sekali. Atau,
menyelenggarakan seminar-seminar dengan topik khusus tentang misi,
mengundang tokoh-tokoh misionaris dan pemimpin-pemimpin badan misi.
Inspirasi
Jemaat di Antiokhia adalah jemaat misioner teladan. Jemaat itu
terkendali dan bersemangat karena dipacu oleh para nabi dan para
pengajar (Kisah Para Rasul 13:1). Dan yang terpenting lagi, jemaat
itu beribadah, berpuasa, dan berdoa (Kisah Para Rasul 13:2,3).
Jemaat duniawi yang tidak menyangkali diri, atau tidak mengabdi
sepenuhnya kepada Tuhan, mustahil memberi perhatian yang sungguh-
sungguh terhadap misi.
Doa
Jemaat lokal harus belajar dan berlatih terlibat dalam pelayanan
misi melalui doa syafaat. Jemaat wajib mendoakan kebutuhan orang-
orang yang tersesat, orang-orang yang belum pernah mendengar Injil,
dan para misionaris yang bekerja di antara mereka. Jemaat harus tahu
cara mengkomunikasikan Injil, sehingga si komunikan tergerak membuat
keputusan sendiri untuk menerima Injil. Berpuasa dan berdoa
senantiasa adalah persiapan yang baik bagi keterlibatan dalam misi
yang begitu penuh pergulatan dan sangat peka. Di India, paling
sedikitnya ada dua badan misi yang lahir oleh dukungan doa demikian.
Iman dan pengabdian
Jemaat yang dirasuki semangat misi pastilah jemaat yang beriman dan
setia mengabdi kepada Tuhan. Adalah bermanfaat bagi setiap anggota
jemaat -- pribadi atau keseluruhan -- pada awal tahun kegiatannya
memutuskan jumlah dana yang akan mereka khususkan untuk kegiatan
misi pada masa pelayanan satu tahun itu. Jumlah dana itu haruslah
realistis -- tidak ada gunanya memutuskan jumlah yang besar padahal
sangat tipis kemungkinannya dapat mengumpulkan uang sebanyak itu
pada waktunya. Setiap anggota harus setia pada janjinya; jangan
sampai pada akhir tahun seseorang menyesali dirinya karena tidak
dapat memenuhi janjinya. Menepati janji dalam hal persembahan ini
adalah ujian iman dan tekad bagi orang bersangkutan.
Kuasa Roh Kudus
Kegiatan misi yang dirasuki oleh semangat pentakosta, hanya mungkin
dilaksanakan ... dengan kuasa pentakosta. Jemaat lokal perlu
dipenuhi dan dituntun oleh Roh, sehingga peka dan cepat tanggap
untuk menaati Roh Kudus. Roh Kudus mempersiapkan Kristus untuk
merelakan diri-Nya menjadi korban tebusan dosa guna memenuhi maksud
Allah. Roh Kudus juga mempersiapkan jemaat dan orang-orang percaya
untuk melaksanakan maksud penebusan Allah pada zaman ini.
Informasi
Informasi tentang misi sebagai bagian dari pendidikan misi di jemaat
lokal adalah sama pentingnya dengan unsur `pengajaran` dan
`inspirasi` (lihat bagian terdahulu). Yesus berkata, `Lihatlah
sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan
matang untuk dituai` (Yohanes 4:35). Perintah ini erat berkaitan
dengan segala kebutuhan penginjilan, perintah yang harus diketahui
oleh semua anggota jemaat. Ketidaktahuan akan misi merupakan kendala
besar bagi anggota jemaat untuk terlibat dalam kegiatan misi. Banyak
anggota jemaat yang sama sekali tidak mengetahui kebutuhan
penginjilan di dunia. Bagaimana menyampaikan informasi ini?
Literatur tentang misi
Menyediakan bagi anggota jemaat majalah, buku, pamflet, ataupun
brosur yang melukiskan keadaan dan kebutuhan daerah-daerah atau
suku-suku tertentu. Media cetak itu dapat diedarkan, misalnya
melalui perpustakaan gereja. Juga melalui mimbar, apabila sekali-
kali pendeta menyinggung hal dan berita penginjilan sambil
menunjukkan media terkait sebagai sumber berita itu.
Berita tentang misi
Jemaat lokal seharusnya memiliki -- paling tidak -- sebuah papan
penerangan untuk tempat menempelkan peta, guntingan koran atau
majalah tentang misi, gambar-gambar misionaris, dan suku-suku bangsa
di dunia. Juga informasi faktual mengenai suatu suku bangsa yang
belum mengenal Injil, misalnya, baik sekali bila ditempelkan.
Informasi penginjilan macam ini baiklah diusahakan senantiasa baru
dan segar, justru harus diganti secara teratur.
Kunjungan tokoh misionaris
Mengundang misionaris atau pemimpin badan misi dan memperkenalkan
mereka kepada jemaat, penting dan besar sekali manfaatnya. Mereka
ditugasi menyampaikan informasi yang segar tentang misi kepada
jemaat. Pendeta dapat menyinggung pokok-pokok informasi ini dalam
doa pada kebaktian minggu-minggu berikutnya.
Bahan diedit dari sumber:
Judul Buku : Misi dan Jemaat Lokal
Judul Artikel: Bagaimana Bermisi?
Penulis : L.S. Teesha
Penerbit : Yayasan Komunikasi Bina Kasih, Jakarta
Halaman : 20 - 29
e-JEMMi 21/2005
|
|
|
|
|
| |
|
|
|
|
|
|
|