"
MENUJU GERBANG TRANSFORMASI: BERDOA, BERIMAN, DAN BERTINDAK"
Kalau pada 1-5 Mei 2005 ini kita akan merayakan (celebrate) apa yang
Tuhan telah perbuat selama ini melalui Gerakan Doa dan Kesatuan
Umat, maka itu bukan berarti akhir dari perjuangan dan pergumulan
kita bagi lahirnya suatu bangsa yang 'diperbaharui' oleh Allah
sendiri.
Pada kenyataannya, justru pada tahun 2005 ini situasi Indonesia yang
terus-menerus mengalami pelbagai bencana, bukannya bertambah baik,
malah semakin banyak mengalami terpaan dan goncangan yang semakin
tinggi pula intensitasnya.
Beberapa hari sebelum memasuki tahun 2005, persisnya 26 Desember
2004, Aceh mengalami gempa berkekuatan 9 skala Richter disusul
gelombang tsunami dahsyat yang mengakibatkan ratusan ribu nyawa
melayang dan hancurnya infrastruktur bagi kehidupan masyarakat Aceh.
Belum selesai masalah Aceh, kita diterpa pula oleh dipulangkannya
ratusan ribu Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal dari Malaysia.
Masalahnya tidak sesederhana yang kita pikirkan. Mengapa mereka
harus mencari pekerjaan di Malaysia? Karena akhir-akhir ini, banyak
perusahaan di Indonesia yang gulung tikar sehingga selain ekspor
yang semakin merosot (mengakibatkan berkurangnya devisa), lowongan
kerja pun semakin tidak memadai. Mengapa perusahaan gulung tikar dan
ekspor menurun? Salah satu penyebabnya adalah tingginya biaya
produksi yang disebabkan karena KORUPSI. Mengapa para TKI menempuh
jalan ilegal masuk ke negeri orang? Jawabannya kembali karena
terbelit birokrasi yang mempersulit mereka untuk mendapat dokumen
yang diperlukan, yang masalah dasarnya: KORUPSI.
Belum lagi masalah TKI antara Indonesia dan Malaysia diselesaikan,
sudah muncul pula masalah perebutan wilayah kilang minyak di Laut
Sulawesi, yang mengakibatkan kedua negara sekarang berhadap-hadapan
dengan segala perlengkapan perangnya. Hubungan dengan Singapura pun
menemui berbagai permasalahan. Keinginan pihak Indonesia untuk
diterapkannya hukum ekstradisi di kota singa itu, masih menemui
jalan buntu. Keputusan hukuman yang sangat ringan terhadap gembong
al Qaeda di Indonesia, membawa permasalahan pula dengan negara
tetangga, khususnya dengan Australia dan Singapura yang
mempertanyakan keseriusan Indonesia melawan terorisme.
Hubungan antarnegara tetangga di Asia pun sedang 'memanas'. China
dengan Taiwan, Jepang dengan Korea Selatan, Korea Utara dengan
berbagai negara lainnya, dan sebagainya. Begitu pula kemelut dalam
negeri khususnya dalam menghadapi terorisme, seperti yang dialami
Philipina dan Thailand.
Ada yang mempertanyakan, "Transformasi apa yang terjadi di
Indonesia?" Memang kalau dilihat dari luar, secara fisik, keadaan
Indonesia semakin memburuk dan bukan membaik. Tetapi, justru itu
menunjukkan diperlukannya Pekerjaan Allah sendiri yang melampaui
kekuatan manusia. Di samping itu cara kita melihat juga memerlukan:
Mata Iman. Dengan mata iman kita baru dapat melihat terjadinya
perubahan yang sedang dikerjakan Allah sesuai dengan cara-Nya, yang
mungkin tidak seperti yang kita inginkan. Sama halnya dengan
keselamatan umat manusia melalui jalan salib; yaitu disalibkannya
Anak Allah yang seolah-olah memperlihatkan 'suatu kekalahan'.
Siapakah di antara murid-murid yang bisa menerima fakta itu, pada
waktu Yesus menjelaskan pada mereka apa yang akan terjadi atas diri-
Nya (Matius 16:21). Sampai Petrus berkata: "Hal itu sekali-kali
takkan menimpa Engkau." (ayat 22) Tetapi Yesus berkata: "Enyahlah
Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan
memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan
manusia." (Matius 16:23)
Sebelum Transformasi dahsyat terjadi, setelah kematian dan
kebangkitan Yesus, murid-murid diperintahkan untuk "menunggu" dalam
doa bersama. Transformasi yang begitu murni dan dahsyat terjadi
setelah doa yang sungguh-sungguh dinaikkan selama 10 hari sesudah
kebangkitan Yesus. Karenanya dalam mempersiapkan diri kita, maka:
PERTAMA, pentingnya untuk BERDOA DALAM KESATUAN (UNITED PRAYER).
Doa yang benar, bukanlah doa yang hanya melihat pada kepentingan
diri/organisasi sendiri, tetapi melihat pada kepentingan keseluruhan
TUBUH KRISTUS dimana diri kita adalah bagian didalamnya. Itulah doa
yang diberkati oleh Tuhan (Mazmur 133:1,2).
KEDUA, doa tersebut harus didasarkan atas IMAN kepada Allah yang
hidup; dengan menyadari kemahakuasaan Allah dan ketidakmampuan kita.
"Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman," (Ibrani 10:38);
"Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah."
(Ibrani 11:6)
KETIGA, barulah dengan yakin kita BERTINDAK sesuai dengan iman kita,
dalam pimpinan Roh Kudus dan Firman-Nya. Barulah tindakan tersebut
akan menghasilkan buah yang kekal karena bukan kita sendiri yang
bertindak tetapi Dia yang melakukan perkara yang besar melalui anak-
anak-Nya (2Korintus 3:5,6).
Bahan dieedit dari sumber:
Buletin VIP -- VISI dan PRAKARSA Tahun VII/Edisi APRIL 2005
Judul Artikel: MENUJU GERBANG TRANSFORMASI: BERDOA, BERIMAN, DAN BERTINDAK
e-JEMMi 18/2005