- Eksekusi yang dilakukan di muka umum memastikan kematian-Nya.
Ketika kerumunan orang yang marah menginginkan kematian Yesus,
Pilatus menurunkan perintah untuk memukul, mencambuk, dan
menjatuhkan hukuman pada-Nya. Kematian-Nya disaksikan oleh teman-
teman-Nya yang berduka dan musuh-musuh-Nya yang mencemooh-Nya.
Seorang prajurit menikam lambung-Nya dengan tombak. Tindakan itu
diambil untuk lebih memastikan bahwa Dia tidak menyusahkan mereka
lagi.
- Pejabat tinggi memastikan kubur terjaga aman.
Untuk mencegah tipuan akan kebangkitan, Pilatus memerintahkan untuk
memeteraikan kubur itu. Setiap pengikut yang berniat untuk mencuri
tubuh-Nya harus menghadapi para serdadu yang berjaga-jaga, dan hal
itu tidaklah mudah. Hukuman bagi serdadu yang tertidur dalam
menjalankan tugas adalah hukuman mati.
- Kubur kosong walaupun dijaga.
Pada pagi hari setelah hari Sabat, para pengikut Yesus pergi ke
kubur Yesus untuk meminyaki tubuh-Nya. Di sana mereka menemukan
bahwa tempat masuk ke dalam kubur telah terbuka dan tubuh Yesus
tidak ada. Para penjaga memberitahukan para pejabat Yahudi bahwa
ketakutan menyelimuti mereka karena hadirnya kekuatan supranatural
yang menggulingkan batu besar. Para pejabat membayar para penjaga
untuk berbohong dengan mengatakan bahwa para pengikut-Nyalah yang
mencuri tubuh-Nya di saat para penjaga tertidur. Mereka meyakinkan
para penjaga itu bahwa jika gubernur sampai mendengar berita
tersebut, maka mereka yang akan bertanggung jawab.
- Banyak orang melihat Dia hidup.
Sekitar tahun 55 SM, Rasul Paulus menulis bahwa kebangkitan Kristus
telah disaksikan oleh Petrus, kedua belas murid, lebih dari 500
orang, Yakobus, serta dirinya sendiri (1Korintus 15:5-8). Dengan
membuat pernyataan terbuka seperti ini, ia memberikan kesempatan
kepada para kritikus untuk memeriksa pernyataannya bagi mereka
sendiri. Sebagai tambahan, Perjanjian Baru memulai cerita tentang
para pengikut Kristus dengan mengatakan bahwa Yesus "menunjukkan
diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia
membuktikan, bahwa Ia hidup" (Kisah Para Rasul 1:3).
- Para Rasul-Nya diubahkan secara dramatis.
Ketika Yudas murtad dan mengkhianati Yesus, para murid lain-Nya lari
menyelamatkan diri mereka masing-masing. Bahkan Petrus, yang
sebelumnya menekankan bahwa ia siap untuk mati bagi gurunya, menjadi
takut dan menyangkal bahwa ia mengenal Yesus. Akan tetapi, para
pengikut mengalami perubahan dramatis. Mereka memiliki keyakinan
yang tak tergoyahkan untuk mengorbankan segalanya bagi Dia yang
disebut Juruselamat dan Tuhan. Bahkan setelah mereka dipenjarakan
pun mereka berkata, "Kita harus lebih taat kepada Allah daripada
kepada manusia," (Kisah Para Rasul 5:29).
- Para saksi mati karena kesaksian mereka.
Sejarah penuh dengan para martir. Tak terhitung jumlahnya pria
ataupun wanita yang mati karena kepercayaan mereka. Namun sangatlah
besar artinya bahwa ketika banyak orang bersedia mati untuk apa yang
mereka percayai adalah kebenaran, hanya sedikit yang bersedia mati
untuk apa yang mereka ketahui sebagai kebohongan. Kenyataan
psikologis tersebut adalah penting karena para murid Yesus tidak
mati karena disebabkan oleh kepercayaan teguh mereka yang dapat saja
disalahmengertikan. Mereka mati karena pernyataan mereka bahwa
mereka telah melihat Yesus hidup dan sehat setelah kebangkitan-Nya.
Mereka mati karena pernyataan mereka bahwa Yesus tidak hanya mati
karena dosa-dosa mereka tetapi bahwa Ia telah bangkit secara jasmani
dari kematian untuk menunjukkan bahwa Ia bukan seperti para pemimpin
rohani lainnya yang pernah ada.
- Para pengikut Yahudi mengganti hari penyembahan mereka.
Hari Sabat untuk beristirahat dan menyembah adalah dasar bagi cara
hidup orang Yahudi. Orang Yahudi mana pun yang tidak menghormati
hari Sabat dianggap bersalah karena melanggar hukum Musa. Namun para
pengikut Yahudi mulai melakukan penyembahan bersama-sama dengan para
pengikut yang bukan orang Yahudi pada suatu hari yang baru. Hari
yang baru ini, bersamaan dengan upacara pembaptisan, menyatakan
bahwa mereka, yang percaya bahwa Kristus telah bangkit dari
kematian, siap untuk menghadapi hal yang lebih besar daripada
pembaruan Yudaisme. Mereka percaya bahwa kematian dan kebangkitan
Kristus telah membuka jalan bagi suatu hubungan yang baru dengan
Allah.
- Meski tak terduga, hal itu telah dinubuatkan dengan jelas.
Para murid telah salah menyangka. Mereka mengira bahwa Mesias mereka
akan membangun kembali kerajaan Israel. Pikiran mereka begitu
terpaku pada pemikiran akan datangnya kerajaan mesias secara politik
sehingga mereka tidak mengantisipasi peristiwa yang penting bagi
keselamatan jiwa mereka. Mereka melupakan nubuatan Nabi Yesaya akan
hamba yang menderita, yang akan menanggung dosa-dosa Israel,
digiring seperti seekor domba ke tempat penyembelihan, sebelum
"umurnya akan lanjut" (Yesaya 53:10).
- Hal ini merupakan puncak yang tepat untuk kehidupan yang penuh
keajaiban.
Ketika Yesus tergantung di kayu salib Romawi, kumpulan orang banyak
mencemooh Dia. Ia menolong banyak orang, tetapi dapatkah Ia menolong
diri-Nya sendiri? Apakah mujizat-Nya berhenti dengan tiba-tiba?
Kelihatannya seperti akhir yang tak terduga bagi seseorang yang
memulai hidup-Nya di hadapan umum dengan mengubah air menjadi
anggur. Selama tiga tahun pelayanan-Nya, Ia berjalan di atas air,
menyembuhkan yang sakit, menyembuhkan orang buta, dan membangkitkan
orang mati. Ia memberikan pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh
orang bijaksana. Ia menegur orang-orang munafik dengan kata-kata
yang menyingkapkan kebohongan mereka. Jika semua ini adalah benar,
haruskah kita terkejut bahwa musuh-musuh-Nya bungkam tak bersuara?
- Hal ini sesuai dengan pengalaman orang-orang yang percaya
kepada-Nya.
Rasul Paulus menulis, "Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan
Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang
telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan
menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di
dalam kamu" (Roma 8:11). Ini adalah pengalaman dari Paulus, yang
hatinya diubahkan secara dramatis oleh Kristus yang telah bangkit.
Hal ini juga merupakan pengalaman dari orang-orang di seluruh dunia
yang telah "mati" di dalam cara hidup lama mereka supaya Kristus
dapat hidup di dalam mereka. Kuasa rohani ini adalah bukti hanya
bagi mereka yang menanggapi kenyataan akan kebangkitan Kristus
dengan cara mengenali Dia sebagai Tuhan di dalam hati mereka.