Filsafat Kepemimpinan

Max Depree adalah orang Kristen yang taat sekaligus pemimpin Herman Miller, Inc., kantor pertama bisnis furnitur di Amerika. Perusahaannya sudah sejak lama masuk dalam daftar "100 perusahaan berdedikasi terbaik di Amerika". Ia juga penulis dua buku terlaris "The Art of Leadership" dan "Leading Without Power". Dalam bukunya yang "ampuh", Max menekankan pentingnya "memahami arti setiap pekerja". Secara historis, kesuksesan setiap organisasi dalam jangka waktu lama hanya dapat dicapai pada saat pemimpin-pemimpinnya melihat setiap staf sebagai pribadi yang memiliki bagian utuh dalam gambaran yang lebih besar. Karyawan yang menginvestasikan waktu dan tenaga mereka dalam sebuah organisasi ingin merasakan bahwa mereka telah memberikan sumbangsih dalam kesuksesan organisasinya, dan benar-benar berharap dianggap sebagai pemegang beberapa tanggung jawab atas kegagalan-kegagalan organisasinya. Merasakan menjadi bagian dari tim, memberi semangat kepada orang-orang, dan membantu mereka memandang kelemahan-kelemahan manajemen, dan memotivasi mereka untuk mengerjakan tugas lebih keras lagi.

"Para pemimpin tidak memiliki kuasa," kata Max Depree, "kecuali diberi kepercayaan dari orang lain yang telah menyerahkannya kepada mereka." Jadi, kunci keberhasilan kepemimpinan adalah pengaruh, bukan kekuasaan. Ini berarti bahwa kepercayaan, pada akhirnya, bergantung pada rasa hormat, yaitu setiap orang dalam sebuah organisasi dianggap penting dan hal ini dapat tercapai hanya ketika para pemimpin menyadari arti kemitraan dengan staf mereka ketimbang mendominasi mereka. Ini tentang bagaimana Anda menginspirasi staf untuk melakukan tugas mereka sebaik-baiknya. Berikut ini adalah beberapa petunjuk praktis untuk menciptakan "perasaan berharga" di antara semua anggota staf.

  1. Bekerjasamalah dengan para mitra, bukan hanya staf. Carilah orang-orang untuk diajak bekerja sama, yang akan menjadi mitra Anda dalam pelayanan; yaitu orang-orang yang berharap lebih banyak dari pekerjaannya daripada hanya gaji.
  2. Terbukalah dengan staf Anda. Hindarkan tabir rahasia. Semua staf adalah orang-orang dewasa dan bersedia memahami pemikiran para pemimpin mereka, bahkan ide-ide mereka yang tidak dapat diimplementasikan.
  3. Hargailah staf Anda. Sebuah pekerjaan yang "diselesaikan dengan baik" perlu dihargai dan diberi hadiah. Berikan kepada mereka "tunjangan" yang tidak terlalu berlebihan, sebuah kejutan makan siang gratis atau pulang lebih awal.
  4. Milikilah hubungan pribadi dengan staf Anda. Dari waktu ke waktu, temuilah semua karyawan Anda secara pribadi, dan "dengarkan mereka dengan baik" untuk mengetahui bagaimana keadaan mereka.
  5. Tunjukkanlah penghargaan kepada staf Anda. Kirimi mereka catatan-catatan atau sampaikan kata-kata penghargaan Anda atas pekerjaan mereka. Cara ini melahirkan iklim kepercayaan dan arti.
  6. Dorong staf Anda untuk memberi masukan. Tidak seorang pun dari kita yang memiliki hak tunggal dalam ide-ide atau dalam bagaimana membuat pelayanan lebih efektif. Hal tersebut mendorong kreativitas.
  7. Ciptakan sebuah mentalitas tim bersama staf Anda. Ini berarti terlibat (inklusif) dalam pengambilan keputusan (bukan eksklusif). Sekali lagi, merasa menjadi bagian dari tim akan memberikan semangat kepada orang-orang dan juga memotivasi mereka untuk merasa "memiliki" pelayanan. (t/S. Setyawati)

Diterjemahkan dari:

Nama situs : The Transformed Soul
Alamat URL : http://www.thetransformedsoul.com/additional-studies/miscellaneous-studies/philosophy-of-ministry-amp-leadership
Judul asli artikel : Philosophy of Ministry and Leadership
Penulis artikel : Dr. D.W. Ekstrand
Tanggal akses : 2 Juni 2014
Jenis Bahan Indo Lead: 
Kolom e-publikasi: 
Situs: 

Komentar