Empat Tanda Pemimpin Abad Ke-21 yang Melayani

Bagaimana Menjadi Seorang Pemimpin yang Melayani?

Pemimpin yang melayani adalah kebalikan dari model kepemimpinan dunia. Dunia mengatakan kepemimpinan memberi saya hak untuk dilayani, tetapi teladan Kristus menunjukkan bahwa kepemimpinan memberi saya peluang untuk melayani orang lain.

Yesus mendemonstrasikan kepemimpinan yang melayani ketika Ia "melepaskan jubah-Nya, serta mengambil kain linen dan mengikatkannya pada pinggang-Nya. Kemudian, Ia menuangkan air ke sebuah baskom dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya serta mengeringkan kaki mereka dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya." (Yohanes 13:4-5)

Model kepemimpinan dunia berfokus pada memanfaatkan usaha dari para pengikut saya untuk membuat saya berhasil. Kepemimpinan yang melayani adalah tentang menolong orang lain mencapai potensi mereka bagi Kristus. Berikut ini adalah empat tanda yang menjadi ciri kepemimpinan yang dituntut oleh Kristus pada abad ke-21:

1. Para Pemimpin yang Melayani Mengembangkan Hati yang Memiliki Kasih Karunia

Kepemimpinan yang melayani memulai dengan kasih karunia dan membina dengan kasih karunia. Dalam 2 Petrus 3:18 mengingatkan kita, "Namun, bertumbuhlah dalam anugerah dan pengenalan akan Tuhan dan Juru Selamat kita, Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya."

Kenali beberapa karakteristik hati yang memiliki kasih karunia:

a. Hati yang memiliki kasih karunia menolak pemujaan berhala.

Janganlah kamu disesatkan oleh pengajaran yang bermacam-macam dan yang tidak kamu kenal; karena adalah hal yang baik bahwa hati dikuatkan oleh anugerah, bukan oleh aturan tentang makanan yang tidak memberi manfaat bagi mereka yang menjalaninya. (Ibrani 13:9)

Adakah seseorang, benda, pencarian, atau kenikmatan dalam hidup Anda yang terpisah dari, setara dengan, atau di atas kasih Anda kepada Kristus?

b. Hati yang memiliki kasih karunia menentang kecongkakan.

Akan tetapi, Ia memberikan kasih karunia yang lebih besar. Karena itu, Ia katakan: "Allah menentang orang yang sombong, tetapi memberikan anugerah kepada orang yang rendah hati." (Yakobus 4:6)

Membiarkan kecongkakan dalam hidup kita berarti sama dengan menolak kasih karunia karena Allah hanya memberi kasih karunia kepada orang yang rendah hati. Kristus menolak pencarian status.

c. Hati yang memiliki kasih karunia mengakui kelemahan.

Namun, Ia berkata kepadaku, "Anugerah-Ku cukup bagimu karena kuasa-Ku disempurnakan dalam kelemahan." Sebab itu, aku lebih senang berbangga atas kelemahanku supaya kuasa Kristus diam di dalamku. (2 Korintus 12:9)

Melalui kelemahannya, Paulus menemukan kecukupan akan kasih karunia Allah. Ketika kita lambat mengakui atau menerima kelemahan kita, kita menunjukkan kecongkakan dan menipu diri sendiri tentang peluang kita menerima kasih karunia dari Allah. Allah tidak tertarik dengan kekuatan kita; Ia tertarik dengan kelemahan kita.

d. Hati yang memiliki kasih karunia penuh dengan pujian.

Datanglah! Mari kita sujud dan menyembah, mari kita berlutut di hadapan TUHAN, Pencipta kita. (Mazmur 95:6)

Kunci kepemimpinan publik yang efektif adalah kehidupan pribadi yang sejati bersama Allah.

e. Hati yang memiliki kasih karunia bersukacita dalam pelayanan.

"Sebab, kami tidak memberitakan tentang diri kami sendiri, melainkan Kristus Yesus sebagai Tuhan dan diri kami sendiri sebagai pelayan-pelayanmu karena Yesus." (2 Korintus 4:5)

Yesus sendiri berlutut dan membasuh kaki para murid-Nya (Yohanes 13:14-17). Paulus melihat perannya dalam pelayanan sebagai seorang hamba: "Bukan karena kami memerintah atas imanmu, tetapi kami adalah yang bekerja bersamamu untuk sukacitamu karena dalam imanmu, kamu berdiri teguh." (2 Korintus 1:24)

2. Para Pemimpin yang Melayani Memberikan Visi Alkitabiah

Memberikan sebuah visi ilahi bagi orang lain adalah hal yang pokok dalam kepemimpinan yang melayani. Amsal 29:18 menyatakan, "Tanpa ada wahyu, rakyat menjadi tak terkendali, tetapi berbahagialah mereka yang memelihara hukum."

Visi adalah pemahaman yang pasti mengenai masa depan yang diharapkan, yang dipengaruhi oleh firman Allah. Visi ini diberikan kepada seorang pemimpin yang memiliki pemahaman yang benar tentang Allah, dirinya, dan keadaan sekitar. Visi ini menginspirasi, berorientasi pada perubahan, dan memberi kuasa.

Pelayanan gereja lokal yang alkitabiah mensyaratkan kondisi di mana seluruh gereja menangkap visi dari seorang pendeta. Tidak ada hal lain yang bisa memotivasi orang untuk mencapai hal-hal besar bagi Allah dan mengharapkan hal-hal besar dari Allah selain visi yang alkitabiah.

3. Para Pemimpin yang Melayani Membentuk Sebuah Tim Sekerja

Pekerjaan Allah terlalu besar bagi reputasi satu orang. Para pemimpin yang melayani bersedia memimpin, tetapi mereka berkeinginan untuk melatih sebuah tim. Tentu, usaha yang lebih besar harus dikerahkan untuk mengembangkan orang lain daripada melakukannya sendiri. Akan tetapi, dalam jangka panjang, hasil yang lebih besar akan dituai bagi kemuliaan Allah.

Perlengkapi dan latihlah orang-orang Anda dengan mengikutsertakan dan melibatkan mereka dalam penjangkauan jiwa dan pelayanan lain di dalam gereja.

4. Para Pemimpin yang Melayani Menggapai Tujuannya dengan Pengawasan Ilahi

Penekanan yang berlebihan tidak boleh diberikan pada sisi "melayani" dari "pemimpin yang melayani". Namun, penekanan yang berlebihan tidak boleh pula diberikan pada sisi "pemimpin". Untuk melayani orang lain dengan efektif, pada dasarnya Anda harus memimpin, tetapi bagian dari kepemimpinan adalah juga meliputi pengawasan.

Pengawasan yang ilahi bersifat intensif -- dan memakan waktu. Akan tetapi, ini memberi orang lain kekuatan dan arahan supaya mereka tetap tinggal dalam perlombaan bagi Allah.

Ketika Paulus mengucapkan salam terakhir kepada para pemimpin gereja di Efesus, ia memerintahkan mereka, "Jagalah dirimu sendiri dan semua kawanan, yang atasnya Roh Kudus telah menjadikanmu pengawas untuk menggembalakan jemaat Allah, yang telah Ia peroleh dengan darah-Nya sendiri." (Kisah Para Rasul 20:28)

Berikut ini adalah sejumlah bidang penting di mana seorang pendeta harus memberikan pengawasannya:

a. Menetapkan nilai-nilai utama dan syarat-syarat kepemimpinan.

Banyak dari prinsip-prinsip dasar ini dikomunikasikan melalui khotbah Anda. Hal-hal spesifik dikomunikasikan dari pribadi kepada pribadi.

b. Alokasikan sumber daya untuk memenuhi sasaran-sasaran pelayanan.

Apakah anggaran biaya Anda sesuai dengan nilai-nilai pelayanan utama Anda? Atau, apakah sumber daya yang besar dipakai untuk hal-hal yang tidak berkontribusi dalam menjangkau masyarakat dan mendewasakan orang Kristen? Seorang pendeta harus mengawasi pengelolaan keuangan gerejanya.

c. Identifikasikan kelemahan dalam tahap-tahap awal.

Begitu banyak permasalahan dapat dicegah melalui pengenalan dan penanggulangan sejak dini. Amsal 27:23 memerintahkan para gembala, "Kenallah baik-baik keadaan kawanan dombamu, dan perhatikanlah kawanan ternakmu." Para gembala Allah harus rajin dalam merawat domba-domba yang berharga dalam kawanannya.

d. Melatih para staf pemimpin secara teratur.

Hanya ketika kita mengembangkan orang-orang di sekitar kita, maka kita dapat sungguh-sungguh berhasil. Investasikan diri Anda dalam menasihati dan melatih orang lain.

e. Memimpin melalui transisi.

Saya sering berkata kepada jemaat kami, "Gereja yang bertumbuh selalu berada dalam sebuah transisi." Sama pentingnya dengan pertumbuhan, orang-orang memerlukan pemimpin untuk menetapkan jalur dan menjaga hal-hal tetap stabil dalam melewati transisi yang dilibatkan.

f. Mengembangkan staf, diaken, dan keluarga gereja dalam berbagai program.

Paulus menjabarkan ulang perjalanan-perjalanan misinya kepada jemaat di Antiokhia. Mayoritas jemaat di Antiokhia tidak akan pernah secara pribadi melihat tempat-tempat di mana Paulus melayani. Namun, ketika ia melaporkannya kepada mereka, jemaat Antiokhia menjadi lebih memahami gambaran besar pelayanan yang dikerjakan melalui gereja mereka.

Jadi, untuk dapat setia melayani mereka yang Tuhan kehendaki untuk Anda pimpin: usahakanlah hati yang memiliki kasih karunia, berikan sebuah visi alkitabiah, bangun sebuah tim yang solid, dan teruslah bekerja dengan pengawasan ilahi.

Tuhan mampu melakukan "jauh lebih melimpah daripada semua yang kita minta atau pikirkan, sesuai dengan kuasa yang bekerja di dalam kita" (Efesus 3:20). Dan, Ia memberikan kepada kita hak istimewa untuk memimpin umat-Nya dalam pekerjaan-Nya! (t/Aji)

Download Audio

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Ministry 127
Alamat situs : http://ministry127.com/pastoral-leadership/4-marks-of-21st-century-servant-leadership
Judul asli artikel : 4 Marks of 21st Century Servant Leadership
Penulis artikel : Dr. Paul Chappell
Tanggal akses : 6 Januari 2016

KUTIPAN

Jika Anda gagal mengadakan persiapan, Anda bersiap-siap untuk gagal.
—Benjamin Franklin—

Jenis Bahan Indo Lead: 
Kolom e-publikasi: 
Situs: 

Komentar