Antara Seni dan Kemenangan (Pengkhotbah 9:10; 11:6)

Setiap penggemar balap motor tentu tahu seorang pembalap yang bernama Valentino Rossi. Rossi lahir di Urbino, Italia, 16 Februari 1979. Dia adalah seorang pembalap yang hebat, karena telah memegang titel juara dunia di empat kelas yang berbeda, yang diraihnya dalam waktu tujuh tahun. Bisa dikatakan bahwa dia adalah salah seorang pembalap tersukses sepanjang masa. Oleh sebab itu, orang-orang memasukkan dirinya dalam kategori "legenda hidup". Ada dua prinsip hidup yang menarik untuk diperhatikan dan diteladani dari pribadi Rossi berkaitan dengan kariernya, yaitu: Bagi Rossi, balapan adalah "seni".

Tentu saja ini tidak mudah, sebab balap motor identik dengan olahraga keras. Sekalipun tidak menampik bahwa balap motor merupakan olahraga keras, tetapi Rossi tetap menganggapnya sebagai "seni". Yang dimaksud seni oleh Rossi adalah bahwa balap motor bisa dan harus dinikmati. Rossi sangat "menyukai" dengan balapan yang dia ikuti. Dengan sikap seperti itu, dia bisa menjadi lebih tenang untuk melalui lintasan setahap demi setahap untuk akhirnya mencapai garis finis. Dampaknya, para penonton pun bisa merasakan indahnya balap motor dan bersorak ketika Rossi bisa mencapai finis serta memenangkan perlombaan. Prinsip hidup seperti ini terkandung di dalam nasihat Paulus, "Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan." Hanya orang yang bisa menikmati pekerjaannya yang tidak akan bersungut-sungut dan berbantah-bantahan ketika melakukan pekerjaan itu. Sebagai orang Kristen, seharusnya kita juga bisa menikmati pekerjaan kita, bukan saja akan membuat kita dekat dengan sukses, tetapi juga merupakan wujud dari ucapan syukur atas pemberian pekerjaan itu oleh Tuhan.

Tujuan Rossi di dalam balapan adalah kemenangan. Sekalipun prinsip hidup ini sangat mungkin juga dimiliki oleh pembalap lain, tetapi Rossi menunjukkannya dengan konsisten. Apakah dia mulai dari urutan ketujuh, apakah cedera bahu masih membayanginya, apakah dia terjatuh di tengah lomba, dia tetap bangkit dan bersemangat memacu motornya untuk memperoleh kemenangan. Di hadapan Rossi hanya terpampang tulisan "kemenangan". Prinsip hidup seperti ini terkandung di dalam nasihat Pengkhotbah, supaya kita mengerjakan apa yang bisa kita kerjakan dengan sekuat tenaga. Orang yang memunyai tujuan untuk sukses akan bekerja sekuat tenaga, tidak asal-asalan. Dia akan mengerahkan segala kekuatan, baik pikiran maupun keterampilan. Juga, dia tidak akan mundur dan terlena ketika tantangan, masalah, dan godaan menghadang langkahnya.

Di Alkitab kita bisa melihat orang-orang yang bisa menikmati pekerjaannya sekaligus konsisten akan tujuan untuk keberhasilannya, misalnya Yakub, Yusuf, Kaleb, Yosua, Paulus. Mari kita teladani mereka dengan menikmati setiap pekerjaan yang Tuhan percayakan kepada kita, dan terus berjuang dengan tekun dan sekuat tenaga untuk mencapai keberhasilan.

Diambil dari:

Nama buku renungan: Manna Sorgawi, 30 September 2011
Penulis : Tidak dicantumkan
Penerbit: YPI Kawanan Kecil Divisi Renungan Harian, Jakarta Utara
Kategori Bahan Indo Lead: 
Jenis Bahan Indo Lead: 
File: 

Komentar