Mendidik Anak-Anak Menjadi Pembaca yang Aktif | GUBUK


Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs GUBUK

Mendidik Anak-Anak Menjadi Pembaca yang Aktif


Kategori: Kiat-kiat

Orang dewasa melakukan banyak hal ketika membaca. Mereka membuat perkiraan, menghubung-hubungkan informasi, mengontekstualisasikan informasi itu dengan hidup mereka, mengkritik, bahkan membuat rencana tentang bagaimana menggunakan pengetahuan dan informasi tersebut.

Sebagai guru, kita perlu melatih murid-murid kita sedini mungkin agar mereka terampil melakukan semua itu ketika membaca. Baru-baru ini, saya mengamati sebuah kelas setingkat kelas 2 SD yang 70 persen bahasa pengantarnya menggunakan bahasa Inggris dan 30 persen dalam bahasa Spanyol. Sebagian besar murid yang belajar di kelas itu menggunakan bahasa Spanyol sebagai bahasa sehari-hari mereka.

Sementara murid-murid itu duduk di karpet, guru mereka membacakan sebuah bacaan bagi mereka. Guru itu akan berhenti setiap beberapa menit supaya murid-muridnya dapat mengajukan pertanyaan atau mengemukakan komentar mereka terkait bacaan itu. Setiap murid yang ingin bertanya atau berkomentar, memulai kalimat mereka dengan ini, "Saya ingin membuat hubungan antarteks ....," atau "Saya ingin membuat hubungan antara teks dengan diri saya ...." Melihat hal itu, jelaslah bahwa anak-anak ini telah diperlengkapi dengan keterampilan analisis yang baik; mereka telah diberi strategi dan kemampuan berbahasa untuk dapat masuk lebih dalam kepada suatu teks -- dan keterampilan ini mereka terima ketika mereka masih belajar membaca.

Di Ruang Kelas

Jadi, inti dari ilustrasi di atas cukup jelas. Anak-anak, ketika mereka masih dalam tahap membaca untuk belajar atau sedang belajar membaca, membutuhkan kesempatan yang terstruktur agar dapat mencerna teks yang mereka baca dengan lebih dalam dan lebih berarti. Tak peduli apakah murid-murid Anda berumur tujuh atau tujuh belas tahun, berikut ini adalah beberapa strategi yang sangat baik untuk dapat membangun keterampilan mereka dalam membaca:

1. Mengamati teks bacaan secara sepintas sambil mengumpulkan kata-kata sulit.

Sebelum membaca, perhatikanlah judul bacaan itu, subjudulnya jika ada, bagan, grafik, dan kutipan-kutipan. Bicarakan semua atribut itu bersama-sama dan ajak murid-murid Anda mengira-ngira topik bacaan tersebut. Setelah itu, ajak murid-murid Anda melakukan "scanning"/memindai teks bacaan tersebut, tujuannya adalah untuk mencari kata-kata atau frasa yang baru, membingungkan, atau kurang jelas bagi mereka. Kemudian, arahkan mereka untuk mengamati struktur bacaan tersebut; apakah bacaan itu lucu? Menyedihkan? Apa alasannya? Apakah jenisnya berupa fiksi -- puisi, sebuah cerita? Apa alasannya? Apakah jenisnya nonfiksi -- surat, artikel surat kabar? Apa alasannya? Memberi murid-murid Anda pengetahuan mengenai struktur sebuah bacaan dan ciri-cirinya akan menolong mereka untuk memahami dan mengenali maksud dan tujuan si penulis.

2. Membaca untuk suatu tujuan.

Strategi ini membongkar pendekatan membaca yang pasif. Alih-alih menyuruh murid untuk sekadar "membaca" (yang pada umumnya menghasilkan pemahaman yang minim), kita akan menyuruh mereka untuk mencari sesuatu dalam bacaan itu, misalnya humor yang disisipkan oleh si penulis, kalimat/paragraf yang mewakili tujuan penulisan teks, penggunaan perangkat sastra seperti perumpamaan, fakta-fakta, kebingungan, dan petunjuk akan kosakata yang baru bagi mereka.

3. Menandai teks.

Langkah-langkah menandai bacaan ini diambil dari teks yang disediakan oleh AVID (Advancement Via Individual Determination, sebuah lembaga pendidikan di Amerika yang mempersiapkan para pelajar untuk masuk ke perguruan tinggi - Red.).

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

  • Berilah nomor pada setiap paragraf bacaan.
  • Lingkari kata-kata, frasa, nama-nama, dan tanggal-tanggal yang penting.
  • Garis bawahi klaim yang dinyatakan oleh penulis beserta informasi-informasi yang terkait dengan klaim tersebut.
  • Tuliskan pertanyaan atau sanggahan pada ruang kosong di pinggir teks bacaan.

4. Menghubungkan informasi.

Ajarkan kepada murid Anda untuk menghubungkan teks yang mereka baca dengan diri mereka sendiri, bagian teks yang lain, dan dunia sekitar seperti yang kita bahas di atas. Ketika Anda memulai aktivitas ini secara bersama-sama, sering-seringlah memberi contoh seperti: "Teks ini mengingatkan saya tentang ... (ulang tahun saya pada tahun lalu, puisi yang pernah kita baca, badai tahun lalu, dll.)".

5. Merangkum.

Kita sering berharap murid-murid kita melakukan hal ini tanpa diberi contoh. Coba Anda pikirkan, merangkum adalah sesuatu yang sulit dilakukan oleh orang dewasa, dan tentu saja hal ini lebih menyulitkan lagi bagi murid-murid yang pikirannya masih sulit mencerna sebuah ide dalam bacaan. Saya memiliki dua strategi untuk aktivitas ini:

a. Membuat "magnet summary"
(jenis rangkuman yang isinya adalah kalimat-kalimat kunci yang mewakili konsep suatu bacaan - Red.).

b. "Sum it up"
(mengumpulkan kata-kata yang berkaitan dengan pokok utama bacaan dan memilih kata yang paling efektif untuk disusun menjadi sebuah paragraf - Red.).

Salah satu tujuan utama yang ingin dicapai para guru (tak peduli di jenjang sekolah mana pun) adalah mempersiapkan murid-murid mereka untuk dapat membaca dengan cermat dan kritis, seperti yang dilakukan oleh orang dewasa.

Diterjemahkan dan disunting dari:

Nama situs : Edutopia
Alamat URL : http://www.edutopia.org/blog/developing
Judul asli artikel : Developing Active Readers
Penulis artikel : Rebbeca Alberts
Tanggal akses : 18 November 2013

Komentar