Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Untuk Rekan-Rekanku yang Perfeksionis

Saya mengakui. Cerita itu menjerat mata saya karena hal itu menunjuk kepada saya. Jadi, bagian ini sebagian besar adalah untuk saya sebagaimana juga untuk orang lain yang mungkin membacanya. Seperti dengan beberapa teman saya yang alkoholik, saya juga sedang berada dalam masa pemulihan sekarang. Namun, saya akan selalu melawan masalah perfeksionisme.

Tidak ada yang bisa menjadi sempurna, dan seorang yang perfeksionis mengetahuinya. Jadi, upaya untuk memenuhi standar yang tinggi, berfungsi secara maksimal, dan hasilnya selalu berupa rasa frustasi. Stres dan kecemasan itu akan berimbas kepada orang lain juga, membuat mereka juga sengsara. BBC News Online menerbitkan potongan artikel berikut ini yang dapat membantu Anda melihat kecenderungan Anda sendiri terhadap bentuk khusus dari ketidakmampuan gangguan ini:

Sepuluh Tanda Anda Seorang perfeksionis

Anda tidak bisa berhenti memikirkan kesalahan yang Anda buat
Anda sangat kompetitif dan tidak tahan melakukan hal yang lebih buruk daripada yang orang lain.
Anda juga ingin melakukan sesuatu "secara dengan benar-benar tepat" atau tidak sama sekali.
Anda menuntut kesempurnaan dari orang lain.
Anda tidak akan meminta bantuan jika meminta dapat dianggap sebagai kekurangan atau kelemahan.
Anda akan bertahan pada sebuah tugas lama setelah orang lain telah berhenti.
Anda adalah penemu kesalahan yang harus memperbaiki orang lain ketika mereka salah.
Anda sangat menyadari tuntutan dan harapan orang lain.
Anda sangat sadar diri tentang membuat kesalahan di depan orang lain.
Anda melihat kesalahan dalam judul daftar ini.

Bertentangan dengan apa yang tampaknya menjadi kebijaksanaan yang diterima tentang kecenderungan menjadi orang perfeksionis, hal itu muncul bukan dari kebencian diri atau citra diri yang rendah tetapi sebaliknya. Perfeksionisme berakar pada kebanggaan kesombongan. Bukan membenci diri sendiri tetapi cinta diri. Bukan citra diri yang buruk tapi citra diri yang meningkat melambung. Fakta tersebut mungkin terletak di belakang yang membuat Paulus — yang tampaknya menunjukkan ciri-ciri perfeksionis — memberi nasehat pada orang-orang Kristen untuk "tidak memikirkan diri sendiri lebih tinggi dari yang harus kaupikirkan, tetapi berpikirlah dengan pertimbangan yang bijak."

Langkah rasional tertentu dapat membantu mengatasi masalah yang irasional ini. Ajarkan diri Anda sendiri untuk menetapkan tujuan yang wajar. Tegaskan kepada diri sendiri bahwa dunia tidak berakhir ketika Anda mendapatkan hasil yang kurang sempurna. Ingatkan diri Anda sendiri bahwa beberapa proses berharga sebagai sama berharganya dengan tujuan untuk yang dikejar. Belajarlah sesuatu dari kemunduran.

Tuhan memberikan nilai Anda kepada menjadikan Anda berharga ketika Ia menciptakan Anda menurut gambar-Nya. Jadi, jangan tertipu untuk berusaha menjadi layak berharga melalui prestasi, untuk mendapat pujian menjadi bernilai melalui pencapaian. Dalam kondisi kita sebagai manusia, kita semua membutuhkan kasih karunia, pengampunan, dan penerimaan— bahkan dari diri kita sendiri.

"Jika kita mengatakan bahwa kita tidak memiliki dosa, kita menyesatkan diri sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengakui dosa-dosa kita, Ia setia dan adil untuk mengampuni dosa-dosa kita dan untuk menyucikan kita dari semua ketidakbenaran. Jika kita mengatakan bahwa kita belum pernah berbuat dosa, kita menjadikan Allah penipu dan firman-Nya tidak ada di dalam kita." (1 Yohanes 1:8-10, AYT). (t/N. Risanti)

Diterjemahkan dari:

Nama situs : Heart Light
Alamat URL : http://www.heartlight.org/articles/200410/20041023_perfectionists.html
Judul artikel : To My Fellow Perfectionists
Penulis artikel : Rubel Shelly
Tanggal akses : 14 Januari 2016

Komentar