Mengatasi Konflik

Ini adalah bagian dari hidup. Ini memisahkan bangsa-bangsa dan memecah-belah gereja-gereja. Ini menghancurkan keluarga-keluarga dan terkadang menimbulkan kekacauan bagi kita semua. Ini dapat mengakibatkan kemarahan, kecurigaan, bahkan perang. Ini bisa jadi merupakan alat setan yang paling umum dan paling efektif untuk menciptakan kekacauan dalam kehidupan kita. Inilah konflik.

Sering kali kita menganggap konflik sebagai sesuatu yang memisahkan individu-individu atau kelompok-kelompok. Seorang suami dan istri dengan perbedaan pendapat yang kuat adalah individu-individu dalam konflik. Perselisihan ketenagakerjaan/manajemen perihal gaji atau sengketa internasional antarnegara adalah contoh konflik kelompok.

Akan tetapi, konflik juga bisa bersifat internal -- di dalam Anda atau saya. Seseorang yang bergumul antara terlibat dalam pelayanan atau memulai bisnis mengalami konflik batin. Begitu juga seorang pemuda yang tercabik antara menghidupi kehidupan yang kudus atau bergabung dengan teman-temannya dalam aktivitas yang penuh hawa nafsu atau yang berpotensi menimbulkan kecanduan.

Dampak Konflik

Kebanyakan orang telah mengalami konflik. Konflik dapat berkisar dari perselisihan ringan yang dapat diselesaikan dengan mudah hingga konfrontasi yang intens. Orang-orang dengan perbedaan pendapat yang kuat dapat menjadi kaku dan kritis. Terkadang, masing-masing pihak menjadi begitu perhatian demi memenangkan pertempuran sehingga berkompromi dianggap sebagai suatu kemunduran atau pengakuan kelemahan. Dampak pergumulan dapat meninggalkan bekas luka kemarahan, kepahitan, sakit hati, dan depresi.

Suatu konflik yang berbeda terjadi di dalam pikiran kita ketika kekuatan batin menarik kita menuju arah yang berlawanan. Haruskah saya meninggalkan pekerjaan yang sulit atau tetap tinggal, memberi tahu seseorang tentang dosa atau tetap diam, menikah atau menunggu sampai kemudian hari, memaksakan diri saya sendiri untuk mengembangkan karier saya atau menjadi lebih pasif dan rendah hati?

Konflik yang lain adalah peperangan antara kebaikan dan kejahatan. Setan, bapa segala dusta, menciptakan dan membangkitkan konflik. Ketegangan antarindividual dan bangsa secara jelas mencerminkan pertentangan Setan terhadap Yesus Kristus, sang Raja Damai. Menurut Alkitab, setiap kita berada dalam pertempuran pribadi dengan kuasa jahat (Efesus 6:12). Kristus, yang hidup di dalam dan menguatkan orang-orang Kristen, jauh lebih besar daripada iblis, yang ada di dalam dunia (1 Yohanes 4:4). Akan tetapi, meskipun begitu, terkadang kita semua jatuh ke dalam pencobaan. Hal ini dapat mengakibatkan rasa bersalah, konflik internal yang lebih jauh, dan terkadang ketegangan antarpribadi.

Mengendalikan Konflik

Negarawan dunia menghadapi konflik antarbangsa, tetapi kebanyakan dari kita menghadapi konflik yang lebih personal. Perlu bagi kita untuk menyadari bahwa konflik semacam itu adalah hal yang normal, dianggap sebagai bagian dari hidup. Dan, konflik tidak seharusnya merusak atau permanen.

Ketika Anda menghadapi konflik, cobalah untuk memahami masalah yang dipertaruhkan. Ketika dua orang sedang berkonflik, masing-masing mereka perlu mendengarkan dengan baik satu sama lain dan berusaha membereskan kesalahpahaman. Ketika ada konflik batin, sangat membantu jika kita memiliki perspektif yang jelas tentang alternatif yang Anda hadapi, masalah-masalah yang menciptakan ketegangan, atau alasan atas pergumulan di dalam. Sering kali evaluasi diri ini lebih baik dilakukan dengan bantuan seorang konselor atau seorang objektif yang lain.

Kemudian, tentukan apa yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan konflik. Buatlah daftar alternatif yang mungkin memberikan penyelesaian atas perbedaan yang ada. Cobalah alternatif-alternatif tersebut satu per satu. Terkadang, perkataan yang lemah lembut akan mendatangkan penyelesaian yang dapat diterima, tetapi situasi yang lain mungkin memerlukan konfrontasi yang lebih aktif, termasuk kemauan untuk menantang dan ditantang. Akan sangat membantu jika kita menyadari bahwa penyelesaian konflik mungkin tidak akan datang untuk waktu yang lama dan terkadang tidak akan datang sama sekali, terlepas dari usaha terbaik Anda. Beberapa perbedaan tidak dapat direkonsiliasi.

Para ahli dalam penyelesaian konflik menyarankan agar kedua belah pihak bekerja sama untuk mencapai "kemenangan ganda". Alih-alih salah satu pihak menang dan pihak yang lain kalah, kedua pihak seharusnya berusaha membantu satu sama lain untuk menang. Contoh yang bagus adalah memperhatikan dua anak yang membagikan sepotong kue. Jika salah satu anak memotong dan yang lainnya memilih, mereka berdua mendapatkan pilihan yang adil -- dan keduanya menang.

Ketika konflik terjadi di dalam diri Anda, seperti ketika Anda bergumul untuk membuat keputusan, sangat membantu untuk membuat daftar alternatif dalam dua kolom pada secarik kertas. Kemudian, tuliskan poin-poin yang baik dan buruk pada masing-masing pilihan. Hal ini dapat menjelaskan masalah-masalah untuk membantu Anda menentukan apa yang harus dilakukan. Jika konflik batin melibatkan dua kekuatan yang berselisih -- sebagai contoh, bersikap tegas atau pasif -- alangkah bijaksananya untuk mendiskusikan hal ini dengan seorang konselor yang dapat membantu Anda memahami lebih jelas, dan terkadang memberi perspektif yang berubah pada suatu situasi.

Konflik, Alkitab, dan Anda

Alkitab dipenuhi dengan contoh-contoh konflik dan contoh-contoh penyelesaian konflik. Dalam Matius 18:15-17, contohnya, kita membaca panduan untuk menangani perselisihan dengan sesama orang percaya. Dalam Amsal, kita diberi panduan untuk tingkah laku antarpribadi, termasuk petunjuk untuk menggunakan kontrol dalam apa yang kita katakan (Amsal 11:12, lihat juga Yakobus 3:1-10), untuk menanggapi kemarahan dengan "jawaban yang lemah lembut" (Amsal 15:1), untuk hidup dalam cara yang menyenangkan Allah (Amsal 16:7), dan untuk membangun kesabaran (Amsal 25:15).

Satu contoh yang jelas tentang konflik batin dicatat dalam Roma 7:15-24. Di sini penulis tercabik antara pergumulan batin untuk melakukan kebaikan atau jatuh ke dalam pencobaan. Ini adalah pergumulan yang hanya menghasilkan pengaruh yang kuat dari Yesus Kristus. Konflik dan kekacauan yang dihasilkannya mungkin menjadi sangat mengganggu, tetapi konflik juga dapat membantu kita bertumbuh. Dan, sungguh baik untuk mencapai penyelesaian konflik sehingga setiap orang berada dalam damai. (t/Odysius)

Diterjemahkan dari:

Nama situs : Batesville Christian Counseling
Alamat URL : http://www.batesvillechristiancounseling.org/article-conflict.html
Judul asli artikel : Coping With Conflict
Penulis artikel : Gary R. Collins
Tanggal akses : 18 Oktober 2013