Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Kejujuran

Edisi C3I: e-Konsel 089 - Kejujuran

A. Definisi Kejujuran

Sinonim (persamaan kata) membantu kita dalam menjelaskan kejujuran. Berikut ini beberapa di antaranya: 1. Dapat dipercaya dalam melakukan sesuatu: Seseorang yang jujur dapat dipercaya ketika atasannya tidak berada di tempat, ketika orang tuanya pergi berakhir pekan; 2. Berkredibilitas: Anda dapat memercayai ceritanya/omongannya karena dia selalu mengatakan kebenaran; 3. Keterusterangan: Anda dapat merasakan bahwa dia tidak sedang membohongi Anda (dia tidak berbelit-belit dalam berbicara); 4. Mengatakan yang sebenarnya: Orang jujur tidak hanya berdasar pada fakta, dia juga memegang kebenaran meskipun kebenaran itu merugikannya; 5. Terbuka: Orang yang jujur tidak menutup-nutupi kepribadiannya, dia tidak memanipulasi perkataan atau tindakannya.

Kejujuran

Jadi, kejujuran adalah memegang kebenaran sehingga dapat dipercaya meskipun dengan melakukan hal ini akan dipermalukan, didiskreditkan, atau dirugikan. Definisi ini bukanlah definisi dari kamus. Kita sedang mendefinisikan kualitas-kualitas Kristen yang ingin kita terapkan dalam hidup kita. Oleh sebab itu, kami menambahkan sebagian definisi yang terakhir sebagai penekanan khusus dari apa yang kita cari.

Orang Kristen yang ingin jujur tidak boleh membenarkan perbuatan-perbuatan yang tidak jujur hanya untuk mendapatkan keuntungan.

Kita mungkin "membenarkan diri" saat memotong jumlah pendapatan yang kita laporkan karena lebih baik bagi kita untuk memberikan uang kita kepada gereja daripada kepada pemerintah yang tidak percaya kepada Tuhan.

Kita mungkin menyembunyikan sebagian kebenaran dengan maksud untuk membohongi seseorang, dan berpikir bahwa kita membohonginya karena kita tidak mengatakannya. Kita bisa tidak jujur hanya dengan memberikan kesan yang salah; kita tidak perlu berbohong agar kita menjadi pembohong. Kebenaran melibatkan lebih dari sekadar fakta. Kebenaran ada di dalam Yesus. Oleh sebab itu, kebenaran meliputi integritas pribadi, tidak hanya objektivitas.

B. Sebuah Contoh Positif dari Alkitab:

Kejujuran sering kali sulit karena bisa membuat kita berkorban secara pribadi. Tetapi, kita tidak bisa menarik diri dari berbuat jujur karena Tuhan (bukan kita) yang memegang konsekuensi dari ketaatan kita. Kejujuran telah membuat Yakub harus berkorban, demikian juga dengan Yesus.

Nama Yakub, secara literal berarti tumit. Nama itu sesuai dengan apa yang terjadi padanya selama masa pertumbuhannya -- seorang pembohong dan penghujat Tuhan. Tuhan harus berjuang keras dalam mengubah Yakub menjadi Israel (Tuhan mengubah nama Yakub setelah Dia mengubah karakternya). Ketika Yakub bekerja selama empat belas tahun untuk Laban, dia mendapatkan obatnya sendiri. Laban adalah pembohong dan tidak jujur; dia mengubah upah Yakub sepuluh kali. Akan tetapi, Yakub tetap jujur meskipun dia memiliki kesempatan untuk mencuri ternak dari Laban. Tuhan menghargai kejujurannya dan memberkati dia.

Yesus adalah domba Allah yang menutup mulut saat Dia menghadapi pemeriksaan pengadilan-Nya. Akan tetapi, ketika Dia ditanya apakah Dia Kristus, Dia mengambil kesempatan itu untuk mengatakan kebenaran. Hal ini membuat Dia harus mengorbankan hidup-Nya.

C. Sebuah Contoh Negatif dari Alkitab:

Sejak zaman Adam, manusia selalu lari dari kebenaran. Terang dari kebenaran itu membutakan, dan sebagai orang Kristen kita tidak kebal. Namun, kita bisa saja menunjukkan ketidakjujuran dengan cara yang berbeda. Kita merasa bahwa rasa ketidakutuhan dan kesendirian yang tidak ada hentinya merupakan tanda kelemahan yang perlu ditutupi. Kita mungkin merasa bahwa hal ini mencerminkan kurangnya komitmen sebagai orang Kristen. Kita tidak ingin orang lain mempertanyakan komitmen kita, sehingga kita berpura-pura mengalami hidup yang berkelimpahan. Di sisi luar, kita bisa menjadi "tonggak yang cemerlang" dan mengalami kemenangan, akan tetapi di dalam diri kita, kita semakin tenggelam dalam kegelisahan.

Ketidakkonsistenan seperti ini hanya dapat dikalahkan dengan berjalan menuju terang. Kegelisahan tersebut bisa jadi merupakan suatu tahap yang diperlukan untuk belajar bagaimana hidup dengan Tuhan sebagai Bapa kita. Kita harus memindahkan kesetiaan kita kepada diri sendiri menjadi kesetiaan kepada Tuhan. Banyak perubahan yang terjadi -- suasana baru, tantangan baru, rasa takut yang baru, kemakmuran baru. Dapatkah kita jujur di tengah-tengah perubahan ini?

Ishak melakukan ketidakjujuran yang sama seperti ayahnya (Kejadian 12:13; 20:2; 26:7). Ketika dia jauh dari rumah, dia memilih untuk berbohong tentang istrinya daripada menanggung risiko pribadi. Dia menunjukkan kepengecutan dan ketidakjujurannya. Kita terlalu sering menarik diri dari ketaatan karena kita lebih memperhitungkan konsekuensi-konsekuensi yang akan kita hadapi daripada menaati Tuhan dengan sungguh-sungguh.

Dosa Daud dengan Batsyeba menjadi penyebab yang kompleks ketika Daud menyebabkan Uria terbunuh dengan cara licik. Akhirnya, karena merasa hancur akibat dosa yang dilakukannya, Daud berdoa, "Sesungguhnya, Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin, dan dengan diam-diam Engkau memberitahukan hikmat kepadaku." (Mazmur 51:6)

Catatan:

Untuk mendapatkan kemenangan atas dosa, kita harus belajar "berjalan dalam terang" bersama orang lain. Selama sisi "gelap" dari hidup kita tetap tersembunyi, setan akan menggunakannya untuk tujuannya. 1 Yohanes 1:5-10 mengatakan tentang akibat dari berjalan dalam kegelapan. Yohanes juga menyatakan keuntungan-keuntungan jika berjalan di dalam terang, yaitu persekutuan dan pengampunan. Komunitas yang mendorong adanya relasi yang jujur akan memiliki kedua keuntungan tersebut secara berlimpah.

Setan merupakan bapa kebohongan, penipu.
  1. Facebook
  2. Twitter
  3. WhatsApp
  4. Telegram

Setan merupakan bapa kebohongan, penipu. Dia mencoba untuk membuat kita tetap berada dalam kegelapan. Semakin kita hidup dalam terang, mengakui kelemahan dan juga kemenangan yang kita alami, maka kita akan semakin melihat setan dikalahkan di tengah-tengah kita.

Kita harus mendorong para pemuda, khususnya mereka yang datang untuk meminta konseling, agar dapat menemukan seseorang yang dapat menjadi teman mereka untuk "berjalan di dalam terang". Melalui jalinan relasi pribadi yang dibangun, mereka bisa mengungkapkan kebutuhan dan luka-luka pribadi yang mereka alami -- yang biasanya tidak bisa terungkap di depan umum. Seseorang yang menjadi tempat curahan isi hati tersebut seharusnya orang yang bisa dipercaya, dihormati, dan mempunyai kedewasaan rohani. Dengan cara tersebut, kita bisa melihat para pemuda mendapatkan kemenangan atas dosa-dosa yang telah mereka pergumulkan secara sembunyi-sembunyi selama bertahun-tahun.

Menceritakan sisi gelap dari kehidupan akan membantu kita untuk menjadi orang yang memiliki integritas. Kita tidak lagi menyembunyikan sesuatu, membela kepentingan sendiri, merasa takut, ataupun merasa dihakimi. KEBENARAN AKAN MEMBEBASKAN KITA. (t/Jok)

"dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." Yohanes 8:32

"Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran;..." Yohanes 16:13

"Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran;" Efesus 4:25

Sumber diterjemahkan dan diedit dari:
Judul buku : Building Christian Writer
Judul artikel : Honesty
Penulis : Paul Anderson
Penerbit : Bethany House Publishers, Minnesota, USA, 1980
Halaman : 14 - 15
Sumber
Halaman: 
14 - 15
Judul Artikel: 
Honesty (Building Christian Writer)
Penerbit: 
Paul AndersonBethany House Publishers, Minnesota, USA, 1980Bethany House Publishers, Minnesota, USA, 1980Bethany House Publishers,

Published in e-Konsel, 29 June 2005, Volume 2005, No. 89


Komentar