Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Bab I Tentang Doktrin Dan Teologi

I. TENTANG DOKTRIN DAN TEOLOGI

  1. Apakah yang dimaksud dengan doktrin "Presdestinasi"?
    Apa perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme?
  2. Apakah yang dimaksud dengan Teologi Pembebasan
    (Liberation Theology)?
  3. Apakah yang dimaksud dengan Allah Tritunggal?
  4. Apakah yang dibicarakan dalam doktrin Eskatologi
  5. Apakah arti nama-nama yang dipakai untuk menyatakan Allah
    (misalnya: Elohim dan Jenovah)?
  6. Apakah arti penebusan dosa melalui Kristus?
  7. Apakah makna kebangkitan Tuhan Yesus dalam kepercayaan
    orang Kristen?
  8. Mengapa Tuhan memilih bangsa Israel sebagai kaum
    pilihan-Nya?
  9. Apakah yang dipelajari dalam ilmu purbakala?
    Apakah arti penemuan EBLA dalam ilmu tersebut?
  10. Apakah bidat itu?


T/J Kontemporer:

[Ke Atas]

1. Apakah yang dimaksud dengan "Teori Predestinasi"? Apa perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme?

Teori predestinasi merupakan salah satu doktrin agama Kristen yang sangat penting. Pada tahun 1536, seorang ahli teologi bernama John Calvin, telah menerbitkan sebuah buku yang berjudul Institutes of the Christian Religion. Di dalam buku ini, beliau memberikan definisi tentang predestinasi sebagai berikut: "Predestinasi adalah titah Allah yang kekal, di mana Allah sendiri yang menetapkan hal-hal yang akan terjadi atas diri manusia secara pribadi." Dengan demikian, Calvin berpendapat bahwa keselamatan dan hidup kekal yang diperoleh seseorang adalah ketetapan Allah. Dengan kata lain, hanya orang-orang yang dipilih oleh Allah saja yang "sanggup" beriman kepada Tuhan Yesus dan diselamatkan.

Dasar-dasar Predestinasi di dalam Alkitab

  1. ".... dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya." (Kis 13:48*).
  2. "Sebab semua orang yang dipilihnya dari semula, mereka juga ditentukannya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya, mereka itu juga dipermuliakan-Nya." (Rom 8:29-30*).
  3. "Sebab di dalam Dia, Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia menentukan kita dari semua oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anakNya.
  4. "... kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah ..." (Ef 1:11*).
  5. "Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi beroleh keselamatan oleh Kristus Yesus, Tuhan kita." (1Tes 5:9*).

Berdasarkan ayat-ayat di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa keselamatan ditetapkan oleh Allah bagi mereka yang terpilih, dan jaminan keselamatan ditetapkan oleh Allah bagi mereka yang terpilih, dan jaminan keselamatan dapat dimiliki oleh kaum pilihan Allah.

Dasar-dasar Ajaran Calvinisme

Ada lima dasar yang penting dalam ajaran Calvin pada umumnya dan teori predestinasi pada khususnya, yaitu:

  1. Kerusakan total. Dosa manusia mengakibatkan kerusakan total. Manusia tak berdaya untuk berbuat kebajikan, tak berdaya untuk menyelamatkan dirinya sendiri, bahkan tak berdaya untuk memilih jalan keselamatan.
  2. Pilihan Tuhan yang tanpa syarat. Tuhan mengaruniakan keselamatan-Nya kepada orang-orang yang terpilih tanpa syarat.
  3. Penebusan yang terbatas. Khasiat penebusan Kristus memang cukup untuk menyelamatkan seluruh isi dunia, tetapi hanya kaum pilihan Allah yang menerimanya dan hanya merekalah yang diselamatkan.
  4. Anugrah yang tak dapat ditolak. Orang-orang yang pada mulanya ditetapkan Allah, mereka pasti akan menerima keselamatan Kristus. Tidak seorang pun yang menolaknya.
  5. Pemeliharaan kekal. Kaum pilihan Allah tidak mungkin kehilangan keselamatan. Tuhan memberi jaminan dalam keselamatan: Satu kali diselamatkan, tetap diselamatkan.

Perbedaan Arminisme dan Calvinisme

Jacob Arminius (1560-1609) telah mengutarakan pandangan teologinya yang sangat bertentangan dengan pandangan John Calvin. Beliau berpendapat bahwa:

  1. Walaupun manusia jatuh dalam dosa dan sudah rusak secara total, namun manusia masih mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk memilih Allah, dan karena beriman mereka pun dapat diselamatkan.
  2. Tuhan mengetahui siapa yang akan menerima keselamatan-Nya dan siapa yang akan menolak. Berdasarkan pengetahuan ini Tuhan memilih orang-orang yang diselamatkan. Dengan demikian pilihan Tuhan itu bersyarat.
  3. Penebusan Tuhan bersifat tidak terbatas. Barangsiapa yang menerimanya pasti diselamatkan.
  4. Manusia mempunyai kebebasan untuk menerima atau menolak anugerah Tuhan.
  5. Orang yang sudah diselamatkan masih ada kemungkinan jatuh ke dalam dosa dan binasa.

Dari hal-hal tersebut di atas, kita mengetahui bahwa Arminius mementingkan kemauan bebas manusia, sedangkan Calvin mengutamakan kedaulatan Allah yang tidak dapat diganggu gugat. Ada beberapa ayat dalam Alkitab yang memberi penjelasan tentang otoritas Allah dan kemauan bebas manusia. Misalnya: Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku, dan barangsiapa yang datang kepada-Ku ia tidak akan Kubuang.." (Yoh 6:37*). "Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku, merupakan orang-orang yang dipilih Tuhan, sedangkan, "barangsiapa yang datang kepada-Ku" merupakan kemauan bebas manusia. Memang kemauan bebas manusia itu penting, namun kemauan bebas tersebut adalah pemberian Tuhan, maka otoritas Tuhan pasti melebihi kemauan bebas manusia. Demikian kesaksian Paulus tentang bagaimana ia diselamatkan, "Ia (Tuhan), yang telah memilih aku sejak dalam kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya." Walaupun Paulus baru diselamatkan tatkala ia berada dalam perjalanan menuju Damsyik, tetapi ia sudah dipilih oleh Tuhan sebelum ia dilahirkan.

Banyak orang mengira bahwa doktrin predestinasi dapat melemahkan semangat pekabaran Injil. Mereka mengatakan: "Orang-orang pilihan Allah pasti diselamatkan, walaupun kita tidak mengabarkan Injil, toh Tuhan ada cara-Nya sendiri untuk menyelamatkan mereka. Sebaliknya, orang-orang yang bukan pilihan Tuhan, walaupun sering mendengarkan Injil, mereka tetap mengeraskan hati terhadap Tuhan." Pendapat ini salah! Di dalam Alkitab, Paulus sering membicarakan predestinasi, tetapi Paulus juga seorang rasul yang paling bersemangat mengabarkan Injil. Pada suatu hari tatkala Paulus mengabarkan Injil di kota Korintus, Tuhan berkata kepadanya: "Jangan takut! Teruskan memberitakan firman dan jangan diam! ... sebab banyak umat-Ku di kota ini." Justru di kota Korintus itu banyak umat pilihan Allah, maka Paulus memberitakan Injil di sana, supaya umat pilihan Allah itu mempunyai kesempatan mendengarkan Injil dan diselamatkan.

Kiranya doktrin predestinasi ini menguatkan iman kita, dan memberi jaminan hidup kekal dalam Kristus, serta mengobarkan semangat kita dalam pekabaran Injil.

[Lanjutkan] [Sebelumnya]



T/J Kontemporer:

[Ke Atas]

2. Apakah yang dimaksud dengan Teologi Pembebasan?

Teologi Pembebasan (Liberation Theology) merupakan suatu aliran teologi yang lahir di Amerika Latin pada tahun 1960 an, yang kemudian juga mempengaruhi Amerika Utara dan Asia. Ada beberapa bagian Alkitab yang sering dipakai oleh penganut Teologi Pembebasan sebagai landasan pengajaran mereka yakni:

  1. Kisah yang tercantum dalam Kitab Keluaran, tatkala bani Israel berada di tanah Mesir, Tuhan telah mendengarkan jeritan mereka, dan membebaskan mereka dari perbudakan dan penderitaan.
  2. Nyanyian pujian Maria yang terdapat dalam Injil Lukas 1:46-55* ".... Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan menceraiberaikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa ...."
  3. Nubuat nabi Yesaya tentang pekerjaan Messias: "... untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang yang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." (Luk 4:18-19*).
  4. Penghakiman terakhir yang terdapat dalam Injil Matius 25:31-46*, di mana penghakiman Tuhan berdasarkan sikap seseorang terhadap orang-orang yang menderita dan miskin.

Dari bagian-bagian Alkitab tersebut, mereka menarik kesimpulan bahwa Tuhan bersikap pilih kasih kepada orang-orang miskin dan orang-orang yang tertindas (partiality of God). Gustavo Gutierez adalah seorang ahli teologi yang paling terkenal di kalangan penganut Teologi Pembebasan. Dengan bukunya yang berjudul "Liberation Theology", beliau merintis ajaran Teologi Pembebasan. Beliau mengatakan bahwa agama Kristen tradisional hanya memperhatikan orang-orang yang belum percaya (non-believers), tetapi telah mengabaikan kebutuhan orang-orang yang kemanusiaannya tertindas (non-persons). Sebetulnya konsep ini mulai terkandung dalam pemikirannya tatkala beliau mengunjungi orang-orang yang miskin, menderita dan tertindas. Cukupkah kita hanya mengatakan kepada mereka: "Kamu adalah anak Tuhan, nanti di surga kamu akan menikmati kemuliaan"; padahal kita sama sekali mengabaikan penderitaan mereka pada masa kini.

Maka Gutierrez mengutarakan suatu istilah yaitu "Praxis." Beliau berpendapat bahwa pusat pembicaraan teologi bukan keadaan manusia setelah mati (after death), melainkan keadaan manusia setelah lahir di dunia (after birth). Dengan lain kata, inti pembicaraan teologi adalah bagaimana manusia hidup sesuai dengan kemuliaan Tuhan.

John Sobrino, tokoh yang terkenal di kalangan Teologi Pembebasan, dalam bukunya yang berjudul "The True Church and the poor" mengatakan bahwa pada zaman ini, orang-orang miskin merupakan saluran dimana Roh Tuhan menyatakan diri-Nya. Selanjutnya Sobrino mengatakan bahwa misi yang dikandung oleh Tuhan Yesus adalah suatu bentuk gereja, dimana gereja itu bukan saja di sebut gereja untuk orang miskin, tetapi juga gereja orang-orang miskin yang benar (a Chruch not only for the poor, but the true chruch of poor).

Teologi Pembebasan juga menentang developmentalisme yang terjadi di dunia ketiga pada umumnya dan Amerika Latin pada khususnya. Mereka berpendapat bahwa penanaman modal asing untuk "mengambangkan" dunia ketiga, mempunyai banyak unsur negatif. Apa yang dibutuhkan oleh negara-negara tersebut bukan "perkembangan", tetapi perubahan sistem kemasyarakatan merreka. Untuk memperoleh kemerdekaan dan pembebasan dari penderitaan, bila perlu mereka boleh memakai kekerasan untuk menggulingkan penguasa yang menindas mereka. Karena hal yang demikian itulah maka di Amerika Latin banyak pemimpin Teologi Pembebasan telah berkorban dan mati terbunuh. Salah satu contoh terjadi di Nicaragua, di mana banyak pemimpin Teologi pembebasan berpihak kepada rakyat yang tertindas, telah terjun ke dalam usaha menggulingkan penguasa negara tersebut untuk mendirikan pemerintahan demokrasi.

Pada umumnya penganut "Teologi Pembebasan masih tetap tinggal dalam gereja mereka masing-masing tetapi di luar gereja mereka telah membentuk kelompok-kelompok kecil untuk berhimpun bersama-sama berdoa, membaca Alkitab dan sharing.

Setelah membahas pandangan Teologi Pembebasan tentang orang-orang yang tertindas dan miskin, kita boleh memberi komentar sebagai berikut:

  1. Teologi Pembebasan mengatakan bahwa Tuhan "pilih kasih" kepada orang miskin. Menurut pandangan kami, istilah yang lebih tepat adalah Tuhan "membela" keadilan bagi orang yang miskin dan tertindas. Gereja harus berbicara untuk keadilan dan perikemanusiaan. Jangan menghina atau menindas orang miskin.
  2. Teologi Pembebasan terlalu mengidealisasikan atau mendewa-dewakan orang miskin, seolah-oleh hanya mereka yang akan mewarisi kerajaan surga dan yang mengerti makna teologi. Kita mengakui bahwa tatkala Kristus masih hidup dalam dunia, Ia selalu bergaul dengan rakyat jelata dan memperhatikan kebutuhan orang miskin, tetapi Ia juga menyelamatkan Zakheus pemungut cukai yang kaya. Unsur yang menyebabkan seseorang diselamatkan, bukan situasi keungannya dan atau miskin, tetapi tergantang apakan apakah Ia beiman kepada Tuhan atau tidak.
  3. Kalau dikatakan Injil Kristus ditujukan bagi orang-orang yang miskin, hal ini mempunyai dua arti, yaitu miskin di dalam hal materi dan miskin di dalam kerohaniannya. Kalau mereka merendahkan diri di hadapan Tuhan, merekapun akan diselamatkan.
  4. Sebaliknya Tuhan pun tidak pernah menjanjikan bahwa setiap orang miskin, hal ini mempunyai dua arti, yaitu miskin di dalam hal materi dan miskin di dalam kerohaniannya. Kalau mereka merendahkan diri untuk menerima keselamatan-Nya. Bahkan Tuhan mengatakan jikalau hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang- orang Farisi,mereka tidak akan masuk ke dalam kerajaan surga.
  5. Banyak gereja telah dipengaruhi oleh Teologi Pembebasan. Di Amerika Serikat misalnya, telah muncul Black Theology dan Feminist Theology. Kita mengakui bahwa teologi yang benar harus disertai dengan kelakuan yang benar. Teori harus diimbagi dengan praktek. "Praxis" orang Kristen adalah cara pemikiran dan penghidupan yang sangat mempengaruhi teologi dan hermeneutika gereja pada zaman ini.

Memang secara keseluruhan, Teologi Pembebasan mempunyai nilai yang tertentu dalam perkembangan teologi masa kini. Namun kita harus mengetahui bahwa Teologi Pembebasan yang berlaku di Amerika Latin, mempunyai kekhususan yang tentu sesuai dengan situasi di sana. Gereja-gereja Indonesia, baik di Amerika Utara maupun di tanah air, menghadapi situasi dan kebutuhan yang berbeda dengan gereja-gereja di Amerika Latin. Kita perlu mempelajari teologi yang kontemporer dan relevan dengan keadaan kita masing-masing agar kita dapat mengintegrasikan iman kita dalam doktrin yang benar.

[Lanjutkan] [Sebelumnya]



T/J Kontemporer:

[Ke Atas]

3. Apakah yang dimaksud dengan Allah Tritunggal?

Doktrin tentang Allah Tritunggal merupakan salah satu doktrin yang unik dan sulit dimengerti. Kita katakan unik, sebab perkataan "Tritunggal" tidak terdapat dalam Alkitab. Kita katakan sulit dimengerti, sebab dasar konsep pluralitas dalam bentuk tunggal adalah suatu hal yang melampaui kemampuan pikiran kita. Walaupun demikian, doktrin Tritunggal ini terkandung dalam Alkitab. Secara singkat doktrin ini terdiri atas 4 pendukung:

  1. Allah Bapa adalah Allah
  2. Allah Putra (Yesus) adalah Allah
  3. Roh Kudus adalah Allah
  4. Ketiga oknum tersebut berbeda satu dengan yang lain, namun Allah hanya satu.

Kalau salah satu di antara 4 pendukung ini tidak benar, maka runtuhlah doktrin Tritunggal ini, dan bilamana doktrin Tritunggal ditiadakan, maka doktrin-doktrin yang lain, misalnya tentang penebusan, juga akan runtuh.

Problema-problema di dalam Alkitab

  1. Alkitab mengatakan bahwa Allah adalah tunggal (Ul 6:4*; Yes 44:6; Ef 4:5-6; Yak 2:9*).
  2. Tetapi Alkitab juga mengakui bahwa Allah Bapa adalah Allah (Yoh 6:27), Tuhan Yesus adalah Allah (Tit 2:13*) dan juga Roh Kudus adalah Allah (Kis 5:4*).
  3. Ketiga Oknum tersebut masing-masing berbeda satu dengan yang lain:
    1. Allah Bapa berbeda dengan Allah Putra (Mat 3:17; 17;5; 26:39*; Luk 23:46; Yoh 5:36-38*).
    2. Allah Bapa dan Allah Putra berbeda dengan Roh Kudus (Luk 3:21-22; Yoh 14:16, 26; 16:7*).
    3. Kebradaan mereka masing-masing selalu berbeda satu dengan yang lain. (Kej 1:2; Yoh 1:1; 17:5*).

Jawaban atas problema

  1. Walaupun ketiga Oknum tersebut berbeda, namun mereka tidak dapat dipisahkan:
    1. Bersama-sama bertindak di dalam penciptaan (Kej 1:1-2*; Kol 1:16*).
    2. Bersama-sama bertindak, di dalam keselamatan (Tit 3:4-6*; 1Pet 1:2; 1Kor 12:2*).
    3. Bersama-sama bertindak di dalam doa orang Kristen (Ibr 4:14-16; Rom 8:26-27*).
    4. Bersama-sama bertindak di dalam pemberian hidup (Kej 2:7*; Yoh 10:10; Yeh 37:14*).
  2. Walaupun ketiga Oknum tersebut berbeda. Alkitab menganggap mereka setara:
    1. Allah Putra setara dengan Allah (Yoh 5:18-23; Filip 2:6*).
    2. Roh Kudus setara dengan Allah (1Kor 3:16-17; 6:19*).
    3. Di dalam formula pembaptisan, nama Allah Bapa, Allah Putra dan Roh Kudus disebutkan dalam konotasi yang sederajat (Mat 28:19*). Demikian pula dengan pemberkatan rasul Paulus (2Kor 13:14*).
  3. Ketiga Oknum ini disebut sebagai Allah yang Esa (Yoh 14:10-11*; 1Kor 2:10-13; 2Kor 5:19; 1Yoh 5:17-18*).
  4. Ketiga Oknum ini mempunyai sifat yang sama:
    1. Kekal:
      • Allah Bapa itu kekal (Mazm 90:1-4*)
      • Allah Putra itu kekal (Ibr 13:8*)
      • Roh Kudus itu kekal (Ibr 9:14*)
    2. Mahatahu:
      • Allah Bapa itu mahatahu (1Yoh 3:20*)
      • Allah Putra itu mahatahu (Yoh 21:17*)
      • Roh Kudus itu mahatahu (1Kor 2:10*)
    3. Mahakuasa:
      • Allah Bapa itu mahakuasa (Kej 17:1*)
      • Allah Putra itu mahakuasa (Yoh 1:3*)
      • Roh Kudus itu mahakuasa (Luk 1:35*)
    4. Mahaada:
      • Allah Bapa itu mahaada (Yer 23:23-24*)
      • Allah Putra itu mahaada (Mat 18:20*)
      • Roh Kudus itu mahaada (Mazm 139:7-10*)
    5. Suci:
      • Allah Bapa itu suci (Im 11:44*)
      • Allah Putra itu suci (Kis 3:14*)
      • Roh Kudus itu suci (Luk 11:13*)

Dengan demikian kita mengetahui bahwa Allah Bapa, Allah Putra dan Roh Kudus berbeda satu dengan yang lain, namun mereka setara. Keberadaan mereka masing-masing adalah kekal, dari awal mula sampai selama-lamanya adalah Allah yang Esa. Mereka mempunyai sifat-sifat yang sama sebagai Allah yang mahakuasa, mahaada, mahasuci, dan mahatahu.

Manusia berusaha memakai ilustrasi-ilustrasi untuk menerangkan doktrin yang berbeda: Es, air dan uap. Dikatakan bahwa es, air dan uap masing-masing adalah H2O, namun es bukan air, air bukan uap dan uap bukan es. Ilustrasi ini sangat menyimpang dengan keadaan Allah yang Tritunggal: H2O tidak mungkin di dalam saat yang sama, sekaligus mempunyai tiga bentuk yang berbeda sebagai es, air dan uap. Sedangkan keberadaan Allah Bapa, Tuhan Yesus dan Roh Kudus adalah bersamaan dari kekal sampai kekal.

Memang tidak ada suatu ilustrasi yang sanggup menjelaskan doktrin Tritunggal dengan jelas dan tepat. Kita hanya menerimanya dengan iman dan bersukacita di dalam Allah Bapa, Tuhan Yesus dan Roh Kudus.

[Lanjutkan] [Sebelumnya]



T/J Kontemporer:

[Ke Atas]

4. Apakah yang dibicarakan dalam doktrin Eskatologi?

Definisi

Istilah eskatologi berasal dari kata "eskatos" yang berarti hal-hal yang terakhir (the last thing), maka eskatologi merupakan suatu bagian dari pelajaran teologi yang mempelajari tentang akhir zaman.

Intisari eskatologi adalah proses kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali serta kerajaan-Nya. Menurut Daniel 12:9*, hal-hal ini "akan tinggal tersembunyi dan termeterai sampai akhir zaman." Tetapi melalui Kitab Wahyu, misteri ini telah dinyatakan (apokalupsis), sebab "waktunya sudah dekat" (Wahy 22:10*).

Tujuan

Dengan mempelajari eskatologi, kita akan mengetahui bahwa pada suatu hari kelak akan terjadi kemenangan Tuhan yang sempurna atas dosa dan maut, serta akhir cerita yang mulia bagi mereka yang percaya kepada Tuhan. Hal-hal ini sangat berfaedah bagi kehidupan orang Kristen:

  1. Meneguhkan iman kepercayaan kita
  2. Meyakinkan pengharapan kita
  3. Menggairahkan kasih dan pelayanan kita

Garis Besar

  1. Tentang tanda-tanda akhir zaman Tanda-tanda itu mengenai:
    1. Situasi dunia
      • kesengsaraan dan peperangan (Mat 24:4-8*)
    2. Bangsa Israel
      • bangsa Israel kembali ke Palestina untuk mendirikan negaranya (Mat 24:32; Yeh 37:1-28*)
    3. Gereja
      • bermunculan bidat-bidat dan kemurtadan (2Tes 2:3*)
  2. Tentang kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali
    1. Pengangkatan gereja (the rapture, the parousia or pressence) (1Tes 4:16-17; 1Kor 15:51-52*)
    2. Masa kesengsaraan (tribulition)
      • munculnya Anti-Kristus (Wahy 13:2,13-14*)
      • peperangan di Harmagedon di mana negara-negara bersekutu di bawah komando Anti-Kristus untuk menyerang Israel dan melawan Tuhan (Wahy 16:12-16*).
    3. Tuhan datang dengan orang-orang kudusnya (Yud 1:14*). Tuhan menghancurkan kuasa Anti-Kristus, dan mendirikan kerajaan-Nya.
  3. Tentang kerajaan 1000 tahun (Millenium)
    • Kristus sebagai raja (Wahy 13:2, 13-14*)
    • Tidak ada kematian dan sakit penyakit (Yes 65:20; 35:5-6*)
    • Indah dan harmonis (Yes 35:1-7; 11:6-8; 65:25*)
  4. Tentang pengadilan terakhir
    • Tuhan mendirikan takhta putih yangbesar (Wahy 20:11*)
    • Lautan api: Nama lain untuk neraka atau jahanam yaitu tempat hukuman iblis dan pengikutnya, serta orang jahat atau orang-orang yang tak beriman kepada Tuhan (Wahy 20:10,13-15*)
  5. Yerusalem baru Ibukota bagi ciptaan Allah yang baru; tempat abadi bagi orang-orang yang beriman kepada Tuhan (Wahy 21:2*)
  6. Hidup yang kekal (Wahy 22:5; Yes 66:22*)

Kesimpulan

Dengan demikian, genaplah rencana Allah yang agung dan kekal untuk umat manusia dan alam semesta ini. Sebagai ciptaan Tuhan yang sudah diselamatkan dan berpengharapan yang kekal, kita hanya dapat mengatakan: "Oh, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah!" (Rom 11:33*).

[Lanjutkan] [Sebelumnya]



T/J Kontemporer:

[Ke Atas]

5. Apakah arti nama-nama yang dipakai untuk menyatakan Allah (misalnya: ELOHIM dan JEHOVAH)

Dalam Alkitab ada banyak nama yang dipakai untuk menyatakan Allah. Nama-nama itu menunjukkan usaha para penulis, yang diberi nama ilham oleh Allah, untuk melukiskan kasih dan kebesaran-Nya.

"Maha" merupakan awalan yang dipakai untuk menyatakan sesuatu yang paling unggul sehingga tidak ada bandingnya lagi. Allah, seperti: Mahatinggi (Mazm 77:11), Mahakudus (Yes 45:11*), Mahakuasa (Ayub 8:3), Mahakuat (Mazm 132:2), Mahatahu (Ayub 37:16), Mahabesar (Tit 2:13), Mahaadil (Ayub 34:17*), Mahasuci (Yes 41:14), Mahamulia (Yes 57:15*), Mahabaik (Ezr 3:11), Mahabahagia (1Tim 1:11*) dan Mahapenyayang (Yak 5:11*). Sifat-sifat keunggulan Allah yang lain lagi nyata di dalam Alkitab. Dalam bahasa Ibrani terdapat dua nama yang paling sering dipakai untuk menyebut Allah, yaitu Elohim dan Jehovah (atau Yahweh) dan nama-nama tersebut menyatakan sifat-sifat keilahian-Nya.

ELOHIM

Dalam bahasa Inggris "Elohim" diterjemahkan sebagai "God", yang bahasa Indonesianya adalah "Allah." Di seluruh Kitab Perjanjian Lama, nama Elohim ini telah disebutkan 2500 kali. Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui tentang hal ini:

  1. Dalam tata bahasa Ibrani, arti suatu kata benda ditentukan oleh arti kata kerjanya. Untuk mengerti arti "Elohim", kita harus mencari kta kerjanya, yaitu "Elah." Elah berarti "menyembah", "mengagumi" dan "memohon", maka "Elohim" adalah Allah yang menjadi objek di mana manusia menyembah, mengagumi, dan memohon.
  2. Dalam Kitab Perjanjian Lama, nama Elohim ini dipakai untuk menyatakan Allah sebagai pencipta alam semesta. Misalnya dalam Kitab Kejadian pasal yang pertama nama Elohim di sebut sebanyak 31 kali: Elohim menciptakan (Kej 1:1,21*)
    Elohim berfirman (Kej 1:3,6,11*)
    Elohim melihat (Kej 1:12,18,21,25*)
    Elohim menjadikan (Kej 1:7,16,21,25*)
    Elohim memberkati (Kej 1:22,28*)

  3. Dalam susunan tata bahasa Ibrani, "im" di dalam kata "Elohim" merupakan suatu akhiran yang menyatakan bentuk jamak. Hal ini menerangkan dua hal yaitu:

    1. Allah adalah Tritunggal. Perhatikan Kejadian 1:26* dimana Allah berfirman: "Baiklah kita ...", kata ganti "kita" menyatakan bentuk jamak.

    2. Allah adalah mahabesar dan tak terbatas. Bentuk jamak dalam bahasa Ibrani juga dipakai untuk menyatakan sesuatu yang agung dan unggul, misalnya langit sering ditulis dalam bentuk jamak "Heavens."

  4. Walaupun kedua pendapat ini masih menjadi bahan argumentasi di kalangan sarjana Alkitab, namun dapat kita simpulkan bahwa bentuk jamak Elohim menyatakan tiada suatu kata pun yang mampu mengungkapkan personalitas Allah yang tidak terbatas Pemakaian bentuk jamak itu sesuai dengan doktrin tritunggal yang kita percayai.

  5. Kata "Elohim" berasal dari kta "el" yang sering timbul dalam Kitab Perjanjian Lama dengan bentuk kata majemuk, misalnya: El-Shaddai (Allah yang mahakuasa - Kej 17:1-2*)
    El-Elyon (Allah yang Mahatinggi - Kej 14:18-20*)
    El-Bethel (Allah yang di Bethel - Kej 31:14*)
    El-Elohe Israel (Allah Israel ialah Allah - Kej 33:20*)
    El-Olam (Allah yang kekal - Kej 21:33*) dll.

Kalau kita mempelajari arti dan makna nama-nama tersebut, maka kita akan lebih mengenal karakter dan kebesaran Allah, Tuhan kita.

YEHOVAH

Yehovah adalah nama Allah yang khususnya dipakai berkenaan dengan perjanjian yang dibuat antara Dia dan bangsa Israel. Dalam Kitab Perjanjian Lama, nama ini hanya ditulis dengan empat huruf konsonan YHVH. Oleh karena namanya itu dianggap suci untuk diucapkan, maka kata "YHVH" sering diganti dengan sebuah kata dalam bahasa Ibrani "Adonai" yang berarti "Tuhan." Setelah turun-temurun beberapa generasi, orang Israel tidak lagi sanggup membaca YHVH. Sampai abad keenam dan ketujuh, para sarjana sepakat untuk menambahkan huruf-huruf vokal e, o, a, ke dalam YHVH, sehingga nama ini dibaca sebagai Yehovah (YHVH + eoa = Yehovah). Tapi kemudian ada juga para ahli yang berpendapat bahwa nama tersebut seharusnya dibaca "Yahweh."

"Yehovah" atau "Yahweh" berasal dari kata kerja "hayah", yang berarti "adalah" (to be). Maka nama ini berarti "Aku adalah Aku" (Kel 3:13-15*). Ada lima interpretasi tentang nama ini yang dapat dinyatakan di dalam bahasa Inggris sebagai berikut: "I am the One who is" "I am who I am" "I will be what I will be" "I cause to be what I cause to be" atau "I cause to be what occurs" "I am present is what I am"

Dalam Kitab Perjanjian Lama, Yehovah atau Yahweh disebut 6800 kali. Adakalanya timbul dalam bentuk kata majemuk, misalnya:

Yehovah-jireh (Tuhan menyediakan - Kej 22:13-14*) Yehovah-rophe (Tuhan yang menyembuhkan engkau - Kel 15:26*) Yehovah-nissi (Tuhan panji-panjiku - Kel 17:8-15*) Yehovah-M`Kaddesh (Tuhan yang menguduskan kamu - Im 20:7*) Yehobah-shalom (Tuhan pemberi damai - Hak 6:24*) Yehovah-shamah (Tuhan hadir di situ - Yeh 48:35*)

Nama-nama tersebut sangat indah dan mempunyai analogi yang sangat berarti bagi orang Kristen. Misalnya Yehovah Jireh, Tuhan yang menyediakan. Apa yang Ia sediakan? Domba. Sebagaimana di gunung Moria, Allah menyediakan domba untuk dipersembahkan, sedemikian pula di atas bukit Golgota, Ia menyediakan Kristus sebagai Anak Domba Allah untuk mati di atas kayu salib (Yoh 1:29; 1Pet 1:18-19*).

Syukur kepada Tuhan bahwa ia mempunyai nama yang indah, nama di atas segala nama. Filipi 2:10-11* mengatakan, "supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bmi, dan segala lidah mengaku: Yesus Kristus adalah Tuhan, bagi kemuliaan Allah Bapa."

[Lanjutkan] [Sebelumnya]



T/J Kontemporer:

[Ke Atas]

6. Apakah arti penebusan dosa melalui Kristus?

Istilah "penebus dosa" atau "penghapus dosa" merupakan salah satu topik yang utama di dalam Alkitab. Istilah ini berasal dari bahasa Ibrani "kaphar", yang muncul di dalam Perjanjian Lama sebanyak + 80 kali. Di dalam Alkitab bahasa Indonesia adakalnya ia diterjemahkan sebagai "pendamaian." Hal ini sesuai dengan bahasa Yunaninya "katallage", yang berarti "mendamaikan" (Rom 5:11*).

Maka pada hakekatnya, "menebus" berarti memberikan atau berbuat sesuatu untuk membatalkan tuntutan atas seseorang. Khususnya Tuhan Yesus disebut sebagai Penebus bagi semua orang yang percaya kepada-Nya. Ia memberikan hidup-Nya agar kita ditebus dari dosa dan maut (Mr 10:14; 1Pet 1:18-19*), kemudian didamaikan dengan Allah.

Teori-teori Tentang Penebusan

Di sini kita sekedar memperbincangkan beberapa teori yang "salah" atau "kurang sempurna" yang telah mempengaruhi gereja-gereja sepanjang zaman:

  1. Teori Patristik

  2. Teori yang dipegang oleh bapa gereja pada abad-abad permulaan, di mana kematian Kristus dianggap sebagai tebusan yang dibayar oleh Allah kepada Iblis. Teori ini seolah-olah membuktikan bahwa Allah tidak mampu melepaskan jiwa-jiwa manusia yang dibelenggu oleh iblis, kecuali membayar suatu tebusan kepada iblis.

  3. Teori Socinnian

  4. Teori ini diajukan oleh Faustus Socinus pada abad ke-16 dan dipercayai oleh kaum Unitarians. Mereka beranggapan bahwa kematian Kristus berupa kematian seorang syahid untuk suatu kebenaran. Kematian ini akan memberikan ilham pengikut- pengikut-Nya, untuk memperoleh kemenangan di dalam pergumulan moral. Teori ini dengan jelas telah menyangkal kuasa Injil di dalam hal menyelamatkan manusia dan mentransformasikan orang yang percaya.

  5. Teori Pengaruh Moral

  6. Teori ini disenangi oleh ahli teologi aliran baru (modernism, Liberalism). Mereka beranggapan bahwa kematian Kristus tidak menggenapi sesuatu yang ilahi, melainkan hanya suatu pengaruh agar manusia bertobat. Teori ini hanya mengutamakan kasih Allah, tapi tidak menghiraukan keadilan Allah.

  7. Teori Anselm

  8. Teori ini merupakan dasar pengajaran teologi gereja Roma Katolik dan juga Teori Grotius yang dikemukakan oleh Hugo Grotius. Kedua teori ini mengutamakan keadilan dan kehormatan Tuhan, tetapi mengabaikan kebenaran dan kasih Tuhan.

Penebusan Melalui Kristus

  1. Dasar Penebusan

    Menurut Yohanes 3:16*, elemen yang menjadi dasar penebusan Kristus adalah kasih Allah. Dosa manusia adalah pelanggaran terhadap keadilah dan kesucian Allah, dan akibatnya ialah hancurnya hubungan antara Allah dan manusia. Kasih Allah adalah kasih yang adil. Hal ini menyangkut dua hal: Yang pertama, manusia yang berdosa tak mungkin mempunyai hubungan kasih dengan Tuhan. Yang kedua, Tuhan yang adil tak mungkin mengabaikan dosa manusia. Kasih yang adil inilah yang mendorong Allah untuk menyediakan penebusan melalui Kristus.

  2. Resolusinya

    Dosa manusia merupakan pelanggaran terhadap Allah, maka hanya Allah yang dapat menyelesaikan persoalan dosa. Menurut Roma 3:26*, upah dosa itu maut. Hanya kematian seorang yang tidak berdosa, yang dapat menyelesaikan persoalan dosa yang dihadapi oleh manusia (Bil 28:3; 1Pet 1:19*). Satu-satunya jalan keluar untuk penebusan adalah Allah yang menjadi manusia di dalam Kristus Yesus. Ia harus mati di atas kayu salib untuk menggantikan hukuman dosa manusia (Yoh 1:14,29; Ibr 9:14*)

  3. Kwalifikasi sebagai Penebus

    Menurut Perjanjian Lama, dalam hal penebusan dosa dibutuhkan Imam dan korban persembahan. Tuhan Yesus memenuhi kedua syarat ini: Ia adalah Imam Besar dan Ia adalah Domba Allah yang dipersembahkan sebagai korban penebusan dosa (Ibr 9:10-12*)

Akibat Penebusan

  1. Kuasa dosa dihancurkan

    Kristus yang tak berdosa menderita hukuman dan mati bagi dosa manusia. Dengan demikian, kuasa dosa dan maut telah dihancurkan (1Kor 15:55-58*).

  2. Pengampunan dosa

    Pengampunan Tuhan diberikan kepada mereka yang percaya dalam keselamatan Tuhan Yesus (Rom 8:1-2*)

  3. Persekutuan antara Allah dan manusia dipulihkan

    Orang berdosa yang berseteru dengan Allah didamaikan melalui darah Kristus (Kol 1:20-22*)

  4. Hidup yang kekal

    Barangsiapa yang percaya dan menerima penebus-Nya, akan beroleh hidup yang kekal (Yoh 3:16*).

  5. Penebusan yang sempurna

    Tuhan menjanjikan penebusan yang sempurna, yaitu penebusan atas tubuh, jiwa dan roh. Hal ini akan digenapi tatkala Yesus datang untuk kedua kalinya (1Tes 5:23*).

[Lanjutkan] [Sebelumnya]



T/J Kontemporer:

[Ke Atas]

7. Apakah makna kebangkitan Kristus dalam kepercayaa orang Kristen?

"Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu." (1Kor 15:14*).

Kuburan yang kosong adalah salah satu bukti bahwa Kristus telah bangkit. Kebangkitan Kristus merupakan dasar kepercayaan orang Kristen. Gereja-gereja yang Injili dan konservatif, selalu yakin bahwa kebangkitan Kristus tidak dapat disingkirkan dari pengakuan iman kekristenan.

Fakta Kebangkitan Kristus

Bultmann, seorang ahli teologi aliran baru mengatakan, bahwa kebangkitan Kristus adalah suatu dongeng. Memang, banyak penentang kebenaran telah menciptakan aneka macam teori untuk menyangkal fakta kebangkitan. Pada hakekatnya, mereka adalah orang-orang yang tidak mempercayai Alkitab sebagai Firman Tuhan yang mutlak benar. Di dalam surat Roma 10:9-10*, rasul Paulus mengatakan bahwa tidak mungkin seorang diselamatkan tanpa mempercayai kebangkitan Kristus. Selanjutnya Paulus mengatakan bahwa kalau Kristus tidak bangkit, sia-sialah kepercayaan dan pemberitaan kami.

Membahas tentang Kristologi, W. Pannenberg mengatakan, bahwa kebangkitan Kristus merupakan suatu peristiwa sejarah yang unik dan kisah yang tercantum di dalam 1Korintus 15:1-7* merupan dokumen sejarah yang sah. Syukur kepada Kristus pernah dibarangkan itu kosong, Kuasa maut tidak berdaya untuk membelenggu-Nya.

Intisari Injil

Injil adalah kabar baik tentang Yesus Kristus. Menurut Rasul Paulus, intisari Injil adalah kematian dan kebangkitan Kristus merupakan dua tiang yang mendukung seluruh kebenaran agama Kristen. Jikalau Kristus tidak dibangkitkan dari kematian, maka Injil yang kita kabarkan bukanlah kabar baik, melainkan kabar buruk yang menyedihkan.

Setelah Yesus disalibkan dan mati, para murid dan pengikut Tuhan dinaungi oleh awan ketakutan, kesedihan dan kecemasan. Mereka tidak tahu apa yang hendak mereka lakukan. Kemudian tersebar berita di seluruh Yerusalem, bahwa jenazah Yesus tidak ditemukan dalam kuburan-Nya. Hal ini sangat membingungkan para murid Tuhan. Karena takut serangan dari orang Yahudi mereka berhimpun di suatu tempat dan mengunci pintu-pintu. Hal ini membuktikan bahwa mereka tidak yakin kalau Yesus yang mati dan dikubur itu telah bangkit kembali.

Namun setelah Tuhan Yesus menampakkan diri-Nya kepada mereka, dan meyakinkan mereka bahwa Ia telah bangkit dari kematian, maka percayalah murid-murid itu. Dengan penuh kuasa dan berkobar-kobar, mereka memberitakan kabar kesukaan ini dari Yerusalem sampai ke ujung bumi. "Yesus yang diserahkan karena pelanggaran kita dan bangkit karena pembenaran kita" (Rom 4:25*). Inilah Injil yang diberitakan oleh rasul Paulus dan sampai pada hari ini, tetap diberitakan oleh gereja-gereja di seluruh permukaan bumi.

Pengharapan yang meyakinkan

Kebangkitan Kristus juga merupakan pengharapan yang mengutarakan iman kekristenan. Kebangkitan-Nya membuktikan bahwa Ia adalah Anak Allah yang kekal (Rom 1:3-4*), yang berkuasa membangkitkan kita yang percaya kepada-Nya. Kebangkitan Kristus merupakan "buah sulung" (1Kor 15:20-23*). Buah sulung merupakan bagian pertama hasil tuaian yang dikorbankan pada hari raya sebagai tanda bahwa seluruh tuaian itu berasal dari Allah (Im 23:17-20*). Paulus memakai istilah ini untuk menghiaskan bahwa pada suatu hari, setiap orang yang beriman kepada-Nya juga akan mengalami kebangkitan yang sama seperti kebangkitan-Nya. Kita "akan dihidupkan kembali dalam persektuan dengan Kristus" (1Kor 15:22*). Inilah pengharapan kita. Tanpa pengharapan yang demikian, sia-sialah iman kepercayaan kita.

Dalam Pengakuan Iman Rasuli yang sering kita baca bersama dikatakan: "Aku percaya kepada Allah, ..... Dan kepada Yesus Kristus, ... Yang disalibkan, mati dan dikuburkan. Pada hari ketiga bangkit pula dari antra orang mati." Dan selanjutnya dikatakan "Aku percaya ... kebangkitan daging dan hidup yang kekal." Dengan demikian jelas bahwa kematian dan kebangkitan Kristus merupakan dua elemen yang paling penting dalam kekristenan. Kiranya kita lebih memahami makna kebangkitan Kristus sebagai fondasi dan pengharapan iman kepercayaan kita.

[Lanjutkan] [Sebelumnya]



T/J Kontemporer:

[Ke Atas]

8. Mengapa Tuhan memilih bangsa Israel sebagai kaum pilihan-Nya?

Menghadapi kegawatan Timur Tengah, negara-negara Islam seperti Iraq, Syria, Libia, Jordan dan PLO terus berusaha menjatuhkan bangsa Israel. Memang sejak tahun 1945 Israel timbul sebagai suatu negara di antara negara-negara yang selalu menjadi fokus perhatian dunia. Persengketaan di Timur Tengah selalu berkaitan dengan Israel.

Kalau kita tinjau dari sudut kebenaran Alkitab, Israel mempunyai peranan yang penting dalam pergolakan sejarah manusia, sebab mereka adalah kaum pilihan Allah. Semua peristiwa penting yang terjadi dalam negara Israel telah dinubuatkan oleh para nabi, di antaranya adalah Yehezkiel 36:24* yang berbunyi: "Aku akan menjemput kamu dari antara bangsa-bangsa dan mengumpulkan kamu dari semua negeri dan akan membawa kamu kembali ke tanahmu."

Banyak orang bertanya: "Mengapa Tuhan memilih orang Yahudi atau Israel sebagai kaum pilihan-Nya? Apakah kebaikan orang Yahudi sehingga Tuhan memilih mereka?" Karena hal-hal inilah banyak iri hati dan kebencian telah dilontarkan kepada orang Yahudi, di antaranya adalah anti Semitisme pada abad pertengahan dan juga gerekan Nazi di Jerman. Belakangan ini anti Semitisme mulai bergolak lagi dengan tujuan untuk melenyapkan orang Yahudi yang tersebar di selruh dunia.

Kembali pada pertanyaan tadi, mengapa Tuhan memilih bangsa Isral? Tuhan memilih mereka bukan karena mereka lebih baik daripada bangsa lain, seperti apa yang telah dikatakan oleh Musa: "Bukan karena lebih banyak jumlahmu dari bangsa manapun kiga, maka Tuhan terpikat olehmu dan memilih kamu - bukankah kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa?" (Ul 7:7*). Ada beberapa faktor yang menyebabkan Tuhan memilih umat-Nya:

  1. Setelah manusia jatuh dalam dosa, manusia bermusuhan dengan Allah dan upah dosa adalah maut.
  2. Dalam peristiwa menara Babel, manusia telah bersatu untuk melawan Tuhan. Akibatnya Tuhan turun ke atas bumi untuk mengacaubaluakan bahasa manusia sehingga manusia tersebar dan terjadilah bangsa-bangsa yang berbeda di atas permukaan bumi.
  3. Karena Allah mengasihi umat manusia, maka Ia menyediakan suatu jalan keselamatan, yaitu Putra-Nya yang tunggal. Yesus Kristus harus datang ke dunia. Ia harus dilahirkan melalui suatu bangsa dan negara tertentu.
  4. Bangsa dan negara tersebut harus dipersiapkan untuk menerima wahyu Allah, sehingga kelahiran Juru Selamat menjadi suatu realitas dalam sejarah dalam sejarah manusia.
  5. Bangsa-bangsa yang merupakan akibat hukuman Allah di Babel, tidak layak menggenapi tujuan Allah untuk penyelamatan dunia. Sebab itu Allah demi rahmat-Nya telah memilih seorang yang bernama Abraham sebagai saluran berkat-Nya. Dari Abraham akan timbul suatu bangsa dan oleh Abraham semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat (Kej 12:3*)

Karena iman dan kesetiaan Abraham, Allah telah meyakinkan suatu perjanjian yang tidak bersyarat (unconditional covenant) kepada Abraham bahwa Kristus akan dilahirkan oleh keturunan Abraham (Gal 3:16*). Keturunan Abraham adalah bangsa Israel.

Bukan saja Allah berjanji tentang kelahiran Juru Selamat melalui keturunan Abraham, yaitu bangsa Israel, Allah pun menjanjikan tanah perjanjian (the Promissed Land) sebagai pusaka mereka untuk selama-lamanya. "Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, sungai Efrat" (Kej 15:18*). Perjanjian ini diulang oleh Tuhan kepada Ishak, anak Abraham (Kej 26:3-5*). Allah juga mengutarakan lagi kepada Yakub, cucu Abraham (Kej 28:13-15; 35:10-12*). Semuanya ini Allah janjikan kepada umat Israel tanpa syarat.

Memang sejarah membuktikan bahwa karena kemurtadan bani Israel, mereka telah dihajar dan dihukum oleh Tuhan, bahkan mereka harus meninggalkan tanah perjanjian dan disebarkan ke seluruh muka bumi. Dosa terbesar yang pernah mereka lakukan adalah menolak Kristus setelah menyalibkan-Nya. Untuk hal tersebut, Yesus menubuatkan hukuman atas bangsa Israel: "Sebab akan datang kesesakan yang dahsyat atas seluruh negeri dan murka atas bangsa ini, dan mereka akan tewas oleh mata pedang dan dibawa oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu" (Luk 21:23-24*)

Walaupun demikian, Allah tidak melupakan janji-Nya yang tidak bersyarat kepada Abrahan (Rom 11:1-2*). Dengan hikmat-Nya Allah telah mempergunakan kesempatan ini untuk menyelamatkan bangsa-bangsa lain (Kis 15:14*). Sampai pada hari ini, bangsa Israel telah menduduki sebagian besar dari tanah perjanjian dan makin banyak orang Yahudi yang berpaling kepada Tuhan, menerima Yesus sebagai Messias mereka. Kami yakin pada hari kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya, bangsa Israel secara kolektif akan bertobat dan beriman kepada Tuhan Yesus, seperti apa yang dikatakan oleh Paulus: "Dengan demikian seluruh Israel akan diselamatkan" (Rom 11:26*).

Timur Tengah selalu dalam keadaan gawat. Kita tak tahu apa yang akan terjadi di sana. Kalau peperangan timbul, pastilah Israel menjadi target penyerbuan Iraq beserta sekutu-sekutunya. Memang pemerintah Israel sudah siap siaga dan berjanji akan membalas serangan musuh dengan sepuluh lipat ganda.Namun kami mengetahui bahwa nasib bangsa Israel ada di tangan Tuhan, janji yang tidak bersyarat kepada Abraham itu meyakinkan bahwa Israel tidak mungkin dikalahkan dan diusir ke luar dari Palestina. Tuhan pasti memelihara umat pilihan-Nya (Yer 31:37*). Baiklah kita "wait and see", mengamati bagaimana Tuhan bekerja di Timur Tengah.

[Lanjutkan] [Sebelumnya]



T/J Kontemporer:

[Ke Atas]

9. Apa yang dipelajari dalam ilmu purbakala? Apa arti penemuan EBLA dalam ilmu tersebut?

Istilah "Archaelogy" terdiri atas dua buah kata yang berasal dari bahasa Yunani: "Archairos" yang berarti "dahulu kala" dan "logos" yang berarti "perkataan, risalah atau pelajaran." Maka secara harafiah, terjemahan kata Arkhaelogi adalah ilmu purbakala, yang pada dasarnya mempelajari penemuan Silvias atau peradaban kuno.

Arkheologi merupakan suatu perkembangan yang baru di dalam ilmu pengetahuan, yang juga mempunyai arti dan jasa-jasa yang penting dalam hal pengupasan Alkitab.

Di sini kita akan bersama-sama membahas suatu penemuan yang terbesar dan yang mengagumkan di bidang ilmu purbakala, yaitu penemuan EBLA, suatu kota terpendam dengan sivilas 45 abad yang lalu. Jasa penemuan ini hampir sama dengan penemuan "Dead Sea Scrolls" pada tahun 1946.

Penemuan

  1. Pada tahun 1974-1976, 16500 tablet dan fragmen lembaran tanah liat telah ditemukan oleh ahli purbakala Italia yang bernama Paolo Matthiae.
  2. Lokasi: Di kota kuno EBLA, yaitu di Tell Mardikh di Syria Utara.
  3. Panggalian pertama dilakukan oleh Matthiae pada tahun 1965, tetapi ia tak sanggup mengartikan tulisan-tulisan kuno yang terdapat di atas tabel-tabel dan fragmen-fragmen. Kemudian seorang purbakala yang bernama Giovanni Petinato yang berhasi mengartikannya.

Kota Ebla

1. Terletak di daratan Syria Utara

  1. Dengan populasi + 250.000.
  2. 30.000 penduduk tinggal di dalam kota Ebla dan yang lain tinggal di kota-kota kecil dan dusun-dusun di sekitar Ebla.
  3. Benteng Ebla setinggi 50 kaki, mempunyai banyak pintu gerbang yang besar. Di tengah-tengah keramaian kota, terdapat kuil dan istana.

Raja-Raja Ebla

  1. Para raja Ebla tidak turun-temurun, tetapi dengan cara pemilihan.
  2. Mereka harus diurapi sebelum nai takhta. Mereka dipercaya oleh rakyat sebgai pemimpin yang selalu mempersembahkan kebutuhan rakyatnya, khususnya kebutuhan-kebutuhan para janda, yatim-piatu, dan orang-orang miskin.
  3. Menurut catatan yang ditemukan, raja Ebla yang pertama adalah EBRIUM, yang bertakhta + 2300 BC.
  4. Para ahli telah membuktikan bahwa Ebrium adalah Eber (Kej 10:25*), yaitu keturunan Nuh yang ke-4 (atau: great-great grandson) dan adalah nenek moyang Abraham (great-great grandfather).

Nama-nama yang tercantum

  1. Ab-ra-mu (=Abraham)
  2. E-sa-um (=Esau)
  3. Da-u-dm (=Daud)
  4. Sa-u-um (=Saul), dan lain-lain

Kota-kota yang terantum

Damascus, Assur, Ur, Haleb, Goza, Yerusalem, Berytus, Elisahah, Kish, Sodom, Kanish, Byblos, Mari, Khmazi, dan lain-lain.

Perdagangan

Banyak fragmen yang menyatakan bahwa penduduk Ebla selalu melakukan perdagangan barang-brang logam, kayu da liat.

Bahasa

Bahasa yang dipakai disebut Eblaite, yang merupakan bahasa tertua di Kanaan. Bahasa ini mirip dengan Ibrani dan Urgarit. Diperikirakan bahwa orant Ebla juga mengerti bahasa Ibrani dan ugrarit.

Kepercayaan

  1. Menurut Pettinato, penduduk Ebla mengalami perkembangan dari Politeisme menjadi Henoteisme.
  2. Ilah yang mereka sembah adalah Dagon, sama dengan ilah orang Filistin pada zaman Simson (Hak 16:23*).
  3. Dalam bahasa Ebla, "Ya-el" berarti Tuhan." Hal ini mirip dengan bahasa Ibrani: Yahweh (Yehovah) dan El (Allah).

Keruntuhan Ebla

Karena penggarongan bangsa Naram-Sin, Ebla telah menjadi kota mati (1800 BC). Walaupun kemudian kota ini mulai bangun lagi, tetapi tak berselang lama, dan tidak dikenal di dalam sejarah.

Kesimpulan

  1. Di antara 8000 perkataan Ibrani yang terdapat dalam Perjanjian Lama, terdapat 1700 perkataan yang hanya muncul satu kali dalam seluruh Alkitab. Maka arti kata-kata itu sukar dimengerti. Dengan penemuan Ebla, kita akan mengetahui latar belakang dan konteks kata-kata tersebut. Dengan demikian, arti kata-kata itu akan lebih mudah dimengerti.
  2. Setelah penemuan Ebla, kita memandang Alkitab bukan saja sebagai Firman Tuhan yang kekal, tetapi juga sebagai dokumen sejarah yang mempunyai latar belakang harfiah sebagai pendukungnya.

[Lanjutkan] [Sebelumnya]



T/J Kontemporer:

[Ke Atas]

10. Apakah bidat itu?

Bidat adalah ajaran atau aliran yang menyimpang dari ajaran Kristen yang benar. Banyak bidat timbul karena ada sekelompok orang yang berhimpun bersama untuk mengikuti seseorang yang salah menginterprestasikan Alkitab. Misalnya, Saksi-Saksi Yehovah, adalah orang-orang yang mengikuti interpretasi Charles T. Russel dan J.F. Rutherford. Mormons adalah orang-orang yang mempercayai interpretasi Joseph Smith dan Brigham Young. Penganut Christian Science merupakan murid Mary Baker Eddy yang sangat mempercayai interpretasi Alkitabnya.

Dewasa ini beraneka macam bidat telah timbul di kalangan gereja-gereja Kristen, dan mereka mempunyai ciri-ciri yang hampir sama satu dengan yang lain:

  1. Mereka mempercayai Auto-soterisme, yaitu manusia yang sanggup menyelamatkan diri sendiri. Memang banyak di antara mereka yang mengatakan bahwa manusia diselamatkan karena anugerah Tuhan, tetapi keselamatan itu masih diberi syarat-syarat tertentu. Misalnya, Seventh Day Adventist mengira bahwa memegang hari Sabat "membantu" seseorang untuk diselamatkan, padahal Alkitab mengajarkan "sola gratia" (hanya oleh anugerah manusia diselamatkan ). Kita mempercayai teori "Substitutuonary Atonement", yaitu hanya Tuhan Yesus yang mati bagi dosa manusia yang sanggup menyelamatkan kita, Manusia diselamatkan bukan karena perbuatan, tetapi karena iman dan anugerah (Ef 2:8-9*).

  2. Menyangkal keilahian Kristus yang mutlak. Misalnya Saksi-Saksi Yehovah menyangkal bahwa Kristus yang setara dengan Allah Bapa. Mereka tidak mempercayai Allah Tritunggal, menganggap Kristus sebagai ciptaan Allah yang "tertinggi", tetapi bukan anak Allah yang kekal.

  3. Tidak memerlukan pertobatan yang total. Misalnya, Mormon beranggapan bahwa melalui pembaptisan gereja Mormon, dosa seseorang dapat diampuni. Christian Science bahkan menyangkal adanya dosa, mereka menganggap dosa hanyalah fantasi manusia yang fana.

  4. Menjadi anggota gereja mereka merupakan jalan menunju keselamatan. Orang Mormon mengatakan bahwa menjadi anggota gereja Mormn berarti diselamatkan.

  5. Di samping Alkitab mereka masih mempunyai buku-buku lain yang otoritasnya sama atau melebihi Alkitab. Misalnya Christian Science menyamakan buku-buku karangan Mary Baker Eddy dengan Alkitab. Begitu juga dengan saksi-saksi Yehovah yang menganggap buku-buku karangan Charles T. Russel setara dengan Alkitab. Orang Mormon mempunyai tiga macam buku yang berotoritas seperti Alkitab yaitu The Book of Mormon, Doctines and Covenants dan Pearl or Great Price. Dalam hal ini kita harus kembali pada semboyan para reformator "Sola Scriptura", yang berarti bahwa hanya Alkitab yang menjadi pedoman dan dasar iman kepercayaan dan kehidupan orang Kristen.

  6. Di antara mereka ada yang memfitnah Yesus. Pemimpin Mormon yang bernama Brigham Youm mengatakan bahwa Yesus adalah Polygamis. Ia mempunyai beberapa istri, termasuk Maria Magdalena serta Marta dan Maria dari Betania. Ia juga mengatakan bahwa pesta pernikahan di Kana (Yoh 2:1-11*), adalah salah satu pesta pernikahan Tuhan Yesus.

  7. Banyak bidat yang memakai alasan rohani untuk melampiaskan hawa nafsu mereka. Misalnya aliran The Children of God menganjurkan umatnya mempergunakan hubungan seks untuk "menyelamatkan jiwa" orang lain. Mereka juga menyetujui bahwa kanak-kanak yang belum dewasa hendaknya mempunyai pengalaman seks.

  8. Salah menginterprestasikan Alkitab. Misalnya, Alkitab mengatakan: "Upah dosa adalah maut" (Rom 6:23*), Saksi-saksi Yehovah berpendapat bahwa "maut" yang dimaksud di sini adalah "lenyap atau tidak ada lagi. Mereka menyangkal adanya penghukuman orang berdosa pada akhir zaman, menyangkal adanya neraka, sebab dianggap bahwa hal-hal tersebut bertentangan dengan kasih Allah.

  9. Mereka mengira bahwa pemimpin-pemimpin mereka mendapat wahyu dan urapan yang khusus. Misalnya gereja Roma Katolik di dalam konferensi di Vatican pada tahun 1870 memutuskan suatu kaidah bahwa Paus Katolik itu tidak mungkin berbuat salah. Mereka terlalu mengagungkan pemimpin mereka. Demikian juga dengan Christian Science yang menganggap Mary Baker Eddy adalah "nabi." Bagi orang Mormon, mereka percaya bahwa Joseph Smith telah menerima wahyu dari malaikat untuk menulis buku Mormon.

  10. Bidat-bidat yang berkaitan dengan modernisme atau Liberalisme pada umunya tidak mempercayai segala mujizat dan hal-hal yang supranatural di dalam Alkitab. Misalnya tidak mempercayai Tuhan Yesus dilahirkan melalui anak dara Maria, tidak mempercayai kebangkitan tubuh, menyangkal kedatangan Yesus yang kedua kali, dan lain-lain. Iblis mempergunakan bidat-bidat tersebut untuk mengelabui hati manusia, sehingga Alkitab menasihati kita: ".... di waktu-waktu kemudian ada orang yang murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka" (1Tim 4:1-2*). Tuhan Yesus juga mengatakan: "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas" (Mat 7:15*). Marilah kita "Berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus" (Yud 1:3*).

[Lanjutkan] [Sebelumnya]

Komentar