Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Keberhasilan

Edisi C3I: e-Konsel 047 - Kepribadian

Ahli-ahli psikologi telah mengalami suatu sukses dalam mengobati sifat-sifat dan kepribadian. Tetapi tidak ada seorangpun ahli psikologi pada masa kini yang dapat menjanjikan perubahan seperti yang ditawarkan Allah kepada kita dalam Alkitab! Kitab Suci tidak hanya menjanjikan perubahan tetapi juga memberitahukan kepada kita bahwa kita dapat mengembangkan sifat-sifat yang sesungguhnya menandai pribadi Allah sendiri (lihat Galatia 5:22-23).

Efesus 4 sangat menolong dalam menjelaskan apa yang terdapat dibalik janji-janji Alkitab akan kuasa yang dapat mengubah, yang tersedia bagi kita dalam pribadi Kristus. Konsep-konsep yang berhubungan dalam pasal ini menyatakan sesuatu yang merupakan pandangan Kitab Suci terhadap tabiat manusia. Bandingkan ayat-ayat 17-24 sementara Anda membaca terus.

Kehampaan (ayat 17)
Rasul Paulus menyatakan bahwa kehampaan akan menandai kehidupan semua orang yang bukan Kristen. Ini tidak berarti bahwa semuanya akan menderita depresi yang dalam, melainkan bahwa mereka sekalian kekurangan sifat-sifat yang kita kenal sebagai sifat yang ideal dan dapat diharapkan. Mereka sekalian akan merasa hampa dalam hidupnya, merasa ada kekurangan walaupun mungkin keduniawiannya cukup.

Pengertian (ayat 18)
Salah satu sebab kehampaan manusia ialah ketidaksanggupannya memahami kehidupan oleh karena ia terpisah dari Allah. Orang-orang seperti itu menanggapi situasi-situasi dengan cara yang salah, dengan tidak mengerti arti situasi-situasi itu oleh karena mereka tidak dapat melihat Allah di dalamnya. Karena pengaruh timbal-balik dengan lingkungan itu salah, mereka memperoleh sifat-sifat yang salah.

Sikap (ayat 18)
Orang-orang yang belum diselamatkan menutup hati mereka terhadap Allah; mereka ditandai oleh "kekerasan hati". Mereka sama sekali enggan untuk menanggapi kehidupan menurut cara Allah; atau untuk dibimbing oleh-Nya, sehingga keengganan ini menentukan arah perkembangan mereka yang makin terpisah dari sifat-sifat serta kepribadian yang salah dan baik.

Motivasi-Motivasi (ayat 19)
Pola tingkah laku yang ditetapkan bagi kehidupan juga ditandai oleh berkembangnya tujuan-tujuan dan keinginan-keinginan yang bertentangan dengan kehendak Allah dan berbahaya bagi orang itu sendiri. Kepribadian seluruhnya -- pikiran, hati dan keinginan -- dipengaruhi.

Seseorang yang wataknya berkembang dengan cara seperti ini adakalanya menunjukkan cacat-cacat kepribadian yang drastis (seperti misalnya depresi yang parah), adakalanya tidak. Namun kepribadiannya itu akan selalu mengecewakan dia. Dan sampai batas-batas tertentu kehidupannya akan tampak hampa.

Belajarlah dari Kristus (ayat 20-21)
Yesus Kristus muncul di dalam gambaran yang gelap ini sebagai suatu yang hidup bahwa kepribadian manusia tidak perlu dirusak seperti itu. Di dalam Dia kita dapat melihat bagaimana kita seharusnya. Kristus menjadi ideal -- dan kita ingin seperti Dia.

Tabiat yang Lama (ayat 22)
Dalam ayat ini Alkitab mendesak orang-orang yang percaya kepada Kristus untuk membuang tabiat yang lama, pola sifat-sifat yang lama yang telah membentuk kepribadian kita yang lama. Kita harus mengenakan tabiat yang baru (ayat 23). Kita harus menjadi manusia baru!

Ini merupakan janji yang indah! Azas-azas kekristenan menyediakan pertolongan sepenuhnya bagi kita dalam menghadapi persoalan- persoalan yang seolah-seolah membingungkan kita. Iman kita menyediakan janji akan perubahan yang sempurna!

Sama seperti psikologi modern, pasal ini seolah-olah menekankan bahwa kita turut bertanggung jawab atas kepribadian kita. Orang Kristen telah diberi suatu tabiat yang baru (ayat 23) -- suatu kesanggupan baru untuk mengetahui makna kehidupan (perhatikan "dibaharui di dalam roh dan pikiranmu"), dan suatu kesanggupan baru untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah. Maukah orang Kristen membuka hatinya bagi Allah dan memutuskan untuk mengikut Dia? Atau apakah ia tetap akan "mengeraskan" hatinya?

Sungguh menyenangkan menjadi orang Kristen, ditinjau dari fakta bahwa siapa sebenarnya kita ini, tidak ditentukan oleh keadaan- keadaan kita ataupun oleh masa lampau kita. Kita telah diberi apa yang dalam Alkitab disebut tabiat yang baru, dan apa jadinya dengan kepribadian kita tergantung pada tiga hal: apakah kita memiliki tabiat yang baru, keadaan-keadaan di mana kita ditempatkan Allah, dan bagaimana tanggapan-tanggapan kita terhadap situasi-situasi ini.

Anda, Manusia yang Baru
Jika Anda seorang Kristen, Anda mempunyai kesanggupan menjadi seorang yang baru dan berbeda. Bagaimana jadinya kepribadian Anda itu, sebagian besar bergantung pada Anda sendiri!

Ahli-ahli psikologi mengatakan bahwa perkembangan sifat-sifat itu bergantung pada pola respons seseorang sesuai dengan wataknya. Jadi, kita mengembangkan kepribadian kita yang baru dengan memilih cara bagaimana kita ingin hidup-lalu kita hidup dengan cara itu.

Jika Anda membaca terus dalam Efesus (4:25 - 5:2), Anda akan menemukan beberapa cara untuk menanggapi orang-orang dan situasi- situasi yang akan membangun kepribadian Anda yang baru (berhenti berdusta dan mulai mengatakan hal-hal yang benar akan menjadikan Anda orang yang jujur dan patut dipercayai). Karena Anda telah memilih untuk hidup dengan cara-cara yang sesuai dengan tabiat baru yang telah diberikan Allah, cara-cara ini akan menjadi sifat-sifat Anda, dan hal-hal itu akan menjadi satu dengan kepribadian Anda yang baru.

Psikologi memberi kita pengertian-pengertian baru. Tetapi hanya Allah-lah yang dapat memberikan pembaharuan secara total kepada kita.

Sumber
Halaman: 
25 - 27
Judul Artikel: 
Psikologi dan Alkitab
Penerbit: 
Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1994

Published in e-Konsel, 02 September 2003, Volume 2003, No. 47


Komentar