|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____
DAFTAR ISI EDISI 468/FEBRUARI/2010
- SALAM DARI REDAKSI: Mengajarkan Kasih kepada Anak
- ARTIKEL 1: Mengajarkan Anak-Anak Mengasihi Allah
- ARTIKEL 2: Melatih Anak-Anak Mencintai Tuhan
- MUTIARA GURU
- WARNET PENA: Mari Berlangganan Publikasi e-RH
______________________________________________________________________
Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
<binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org>
Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak di Facebook!
Kunjungi sekarang juga: http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________
SALAM DARI REDAKSI
MENGAJARKAN KASIH KEPADA ANAK
Tidak ada hal yang lebih indah selain mengasihi. Hal ini adalah
pelajaran penting dari setiap firman-Nya. Sudahkah hal ini Anda
terapkan kepada anak layan Anda? Sedini mungkin mengajarkan anak
untuk mengasihi orang tua, saudara, teman, hingga mengasihi Tuhan
sebagai titik penting dari konsep kasih itu sendiri adalah tugas
kita bersama. Pelayan Anak, sepanjang bulan Februari 2010 ini, edisi
publikasi e-BinaAnak mengangkat tema khusus tentang bagaimana
"Mengajarkan Kasih kepada Anak." Sebagai pembuka, silakan simak
artikel dan tip yang akan mengajar anak layan Anda untuk mengasihi
Allah. Selamat menyimak!
Staf Redaksi e-BinaAnak,
Kristina Dwi Lestari
http://pepak.sabda.org/
http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________
Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh
sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita
ada di dalam Dia. (1 Yohanes 2:5)
< http://alkitab.sabda.org/?1Yohanes+2:5 >
______________________________________________________________________
ARTIKEL 1
MENGAJARKAN ANAK-ANAK MENGASIHI ALLAH
Setiap pasangan memiliki tanggung jawab yang sangat besar ketika
mereka menjadi orang tua. Seorang anak yang baru lahir bergantung
pada ayah dan ibunya untuk mendapatkan cinta, makanan, pakaian,
tempat tinggal, perlindungan, dan pendidikan. Selama kurun waktu
2 dekade atau lebih, anak-anak perlu diasuh secara mental, emosi,
rohani, dan fisik oleh orang tua mereka.
Orang tua Kristen dan pelayan anak memunyai tugas penting yaitu
mengajar anak untuk mengasihi Tuhan, menaati dan melakukan
firman-Nya, serta percaya pada janji-janji-Nya. Dengan mengajar
anak-anak untuk mengasihi Tuhan, maka orang tua secara tidak
langsung akan membangun dasar rohani yang kuat bagi anak-anak
mereka. Orang tua perlu melengkapi anak-anak mereka dengan peralatan
rohani yang akan mereka butuhkan dalam perjalanan kehidupan mereka,
yaitu: kepercayaan, doa, pengetahuan Alkitab, dan kasih. Anak-anak
yang rohaninya kuat senantiasa bergantung kepada Allah dalam
kehidupan mereka sehari-hari. Berdoa merupakan bagian dari kehidupan
mereka. Pendalaman Alkitab setiap hari membantu mereka memandang
kehidupan dari sudut pandang Alkitab. Orang tua yang mengajar
anak-anaknya mengasihi Allah berarti memberikan warisan yang akan
memampukan mereka untuk mengalahkan tragedi.
Cerita Alkitab Sebelum Tidur
Fallingwater, salah satu perumahan yang paling terkenal pada abad
ke-20, didirikan di atas sungai kecil Bear Run, yang terletak di
Bear Run, Pennsylvania, Amerika Serikat. Perumahan Fallingwater ini
tampak begitu mengagumkan; tapi, ada satu kekurangan utamanya: dasar
bangunannya terlalu rapuh untuk menyokong berat rumah-rumah itu.
Karena dasar yang tidak kuat, rumah itu harus mengalami perbaikan
utama untuk mencegahnya agar tidak runtuh. Jika saja arsiteknya
membangun dasar yang kokoh, Fallingwater akan tetap berdiri kuat dan
kokoh tanpa perlu perbaikan yang drastis.
Dasar Fallingwater ini merupakan sebuah contoh dari apa yang terjadi
pada anak-anak ketika orang tua gagal membangun dasar rohani yang
kuat di rumah. Orang tua terkadang sangat terpaku untuk mendandani
anak-anak mereka dengan pakaian-pakaian karya perancang busana,
menyekolahkan mereka di sekolah terbaik, dan memasukkan mereka ke
klub sepak bola unggulan, sehingga mereka melupakan bagian
terpenting dalam mengasuh anak: dasar rohani yang kokoh.
Bagaimana orang tua Kristen bisa mengajar anak-anak supaya mengasihi
Tuhan? Bagaimana mereka bisa membangun dasar rohani yang kokoh?
Orang tua dapat menanamkan suatu dasar rohani dalam diri anak-anak
mereka melalui Alkitab, doa, gereja, dan peristiwa-peristiwa yang
dapat dipakai untuk mengajarkan sesuatu.
Melalui Alkitab
Ketika saya dan Timothy memunyai anak pertama, Christian, kami tidak
tahu bagaimana cara untuk mulai menanamkan nilai-nilai kekristenan.
Namun, suami saya mulai membacakan Alkitab untuk Christian. Hari
lepas hari, Christian mulai mengerti bahwa Alkitab merupakan bagian
penting dalam kehidupan kami. Setelah beberapa tahun, Christian
mulai mengenal dan mengasihi Allah.
Tidak ada kata terlalu cepat untuk mulai membacakan Alkitab kepada
anak Anda. Simaklah saran-saran berikut ini untuk mengajarkan
Alkitab kepada anak Anda.
1. Bacakanlah cerita-cerita Alkitab untuk anak-anak Anda dari
buku-buku yang sesuai dengan usia anak Anda.
2. Terapkanlah kebenaran-kebenaran yang alkitabiah dalam kehidupan
anak-anak Anda. (Contohnya: kamu diciptakan oleh Allah, Allah
mengasihimu. Kamu dapat berbicara dengan Allah.)
3. Lagukan ayat-ayat Alkitab dengan nada yang akrab di telinganya
dan nyanyikan bersama anak Anda.
4. Gunakanlah drama untuk menjelaskan cerita-cerita Alkitab dengan
memeragakan suasana dan cerita dari Alkitab.
5. Hormatilah Alkitab, bacalah di saat teduh Anda, dan bawalah
Alkitab ketika Anda ke gereja.
Melalui Doa
Saat ingat, saat saya masih kecil, saya dan kakek saya berdoa
bersama. Saya mengenal dan mengasihi Allah karena ayah mengajar saya
bagaimana cara kita berdoa dan saya sering melihat dia berlutut
untuk berdoa di rumahnya.
Ajarkan kepada anak Anda bahwa ada banyak cara untuk berdoa, tempat
untuk berdoa, dan kata-kata untuk berdoa. Berdoalah saat mereka
makan dan tidur, tetapi jangan pada saat itu saja.
1. Berdoalah bersama-sama secara rutin sebagai satu keluarga ketika
ada seseorang yang sakit.
2. Berdoalah dengan mata terbuka saat Anda mengantarkan anak Anda ke
sekolah.
3. Buatlah doa "album foto". Ambillah foto keluarga dan bersyukurlah
untuk setiap orang yang ada dalam foto tersebut.
4. Ambilah waktu untuk jalan-jalan di lingkungan sekitar Anda dan
doakanlah tetangga-tetangga Anda.
5. Doakanlah para misionaris dengan menggunakan peta dunia.
Tunjuklah negara-negara tempat para misionaris itu melayani.
Doakanlah para misionaris dan orang-orang yang mereka tolong
untuk mengenal Tuhan.
6. Duduklah di mal dan berdoalah tanpa bersuara untuk orang-orang
yang melewati Anda.
Melalui Gereja
Ibu dan ayah saya membawa saya ke gereja. Mereka mengajarkan kepada
saya untuk mendengarkan khotbah pendeta, menyanyikan lagu-lagu yang
ada di buku pujian, dan menyapa anggota lain di gereja tersebut.
Dengan demikian, mereka memberikan warisan yang akan terus saya
syukuri. Anak-anak belajar dari teladan orang tua mereka. Rutin
menghadiri ibadah gereja menunjukkan bahwa saat tersebut merupakan
saat yang penting bagi keluarga Anda. Gereja merupakan waktu untuk
bersekutu, menguatkan, dan belajar.
1. Mengikuti ibadah gereja secara rutin bersama keluarga.
2. Mengikuti sekolah minggu untuk mempelajari kebenaran Alkitab
dengan cara yang menyenangkan dan kreatif.
3. Memiliki ibadah bersama keluarga.
4. Berpartisipasi dalam pelayanan gereja karena pimpinan Tuhan.
Melalui Peristiwa-Peristiwa
Peristiwa sehari-hari memberikan berbagai kesempatan untuk
mengajarkan kepada anak-anak Anda cara pandang Kristen -- cara untuk
melihat segala sesuatu dalam hidup melalui mata Yesus Kristus.
Kristus masuk dalam hidup anak-anak Anda, dan pengajaran-pengajaran
rohani itu akan terus menerus diwariskan untuk membangun dasar yang
kuat pada diri cucu-cucu Anda.
Berikut ini contoh-contoh peristiwa yang pernah saya gunakan yang
dapat dipakai untuk mengajarkan sesuatu. Namun, peristiwa yang dapat
digunakan untuk mengajar ini bisa terjadi kapan saja, dan di mana
saja. Peristiwa-peristiwa ini akan mengajar anak Anda bahwa Tuhan
adalah bagian dari seluruh kehidupan mereka.
Biarkanlah anak-anak Anda melihat bahwa Anda belajar dari
kesalahan-kesalahan Anda:
1. Biarkan anak-anak membuat kesalahan. Setelah itu tunjukkan
kepada mereka kasih dan anugerah yang telah Allah tunjukkan
kepada Anda.
2. Ketika Anda sedang berada di luar rumah, lihatlah sekitar Anda
dan bersyukurlah karena Allah menciptakan alam yang indah.
3. Ketika pelangi melengkung menghiasi langit, ajarkan kepada
anak-anak Anda tentang kisah Nuh dan Air Bah dan janji-janji
Tuhan.
4. Saat bertamasya ke kebun binatang, ajaklah anak Anda berhenti
sejenak, merenung, dan bersyukur kepada Tuhan atas mahkluk hidup
ciptaan-Nya yang luar biasa.
Membangun dasar rohani anak-anak dengan mengajar mereka supaya
mengasihi Allah sangatlah penting. Melalui pendalaman Alkitab,
menghormati dan menghargai kuasa Kitab Suci, berdoa, dan menghadiri
kebaktian di gereja bersama keluarga, serta melalui
pelajaran-pelajaran tentang cara pandang Kristen yang diajarkan
setiap hari, Anda dapat memberikan anak-anak Anda dasar yang kuat
yang dibangun di dalam Kristus. Warisan terbesar yang dapat Anda
berikan kepada anak-anak Anda ialah mengajarkan kepada mereka untuk
mengasihi Allah.(t/uly)
Diterjemahkan dari:
Nama situs: www.lifeway.com
Judul asli artikel: Teaching Children to Love God
Penulis: Denise George
Alamat URL: http://www.lifeway.com/article/?id=154940
______________________________________________________________________
Bergabunglah dalam Facebook BA: http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________
ARTIKEL 2
MELATIH ANAK-ANAK MENCINTAI TUHAN
Anak-anak adalah masa depan kita. Faktanya, mereka adalah masa
depan!
Berdasarkan pengalaman saya sebagai seorang pendeta dan juga ayah,
anak-anak cepat sekali tumbuh dewasa. Sebagai orang tua dan sebagai
gereja, kita dipanggil untuk melatih dan mengajarkan kebenaran
firman Tuhan kepada mereka.
Mengajarkan kepada mereka untuk menghormati kita juga merupakan
bagian dari latihan yang kita berikan. Perhatikanlah bagaimana Allah
membenarkan kita sebagai anak-anak-Nya. Kita menyadari bahwa Dia
melakukannya karena Dia mengasihi kita. Dia ingin kita menghormati
dan menghargai-Nya supaya kita taat kepada-Nya. Dia menginginkan
kita untuk menaati-Nya agar kita dapat menyelesaikan panggilan-Nya
dalam kehidupan kita.
Hal yang sama patut kita terapkan pada anak-anak kita. Ketika kita
membesarkan mereka untuk menghormati dan menghargai kita, secara
tidak langsung kita juga mengajarkan kepada mereka untuk menghargai
dan menghormati Bapa di Surga.
Ketika saya masih kecil, saya ingat bahwa saya menginginkan orang
tua saya untuk mengoreksi tindakan saya. Keinginan ini muncul ketika
saya berumur 5 tahun. Saya dan keluarga tinggal di kota New York.
Ibu saya bekerja malam hari dan bapak saya telah tertidur di dipan.
Daripada tidur di kamar, saya memilih begadang menonton televisi.
Tidak pernah terlintas dalam benak saya untuk bersiap tidur
sendirian karena saya belum pernah melakukannya sebelumnya. Saya
menunggu sampai ayah saya bangun. Ketika dia bertanya mengapa saya
belum pergi tidur, dengan lugunya saya menjawab, "Aku menunggu
ayah."
Setelah saya mengingat-ingat, saya menyadari bahwa saya ingin dia
mengoreksi saya dan mengatakan apa yang harus saya lakukan. Sama
seperti yang dirasakan anak-anak kita. Mereka ingin dikoreksi.
Mereka mungkin tidak mengatakannya secara langsung, namun di lubuk
hati mereka yang paling dalam mereka mengharapkan pengarahan dan
koreksi.
Mengapa demikian? Karena ketika kita mendisiplin dan mengoreksi
mereka hal tersebut akan membangun suatu perasaan aman. Mereka akan
mengasihi kita sebagai orang tua mereka dan yang lebih penting
lagi mereka akan mengasihi Tuhan.
Mengasihi Tuhan dan Sesama
Segala hal yang kita lakukan dalam kehidupan kita -- baik itu
sebagai orang tua maupun sebagai anak -- harus berawal dari
mengasihi Bapa Surgawi dan sesama kita.
Matius 22:37-39 berkata, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan
segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal
budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang
kedua yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia
seperti dirimu sendiri."
Kita semua dipanggil untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa
dan akal budi kita.
Kita juga dipanggil untuk mengasihi sesama manusia seperti kita
mengasihi diri kita sendiri. Sediakan waktu untuk membaca kembali
ayat ini. Ketika ayat tersebut menyatakan, "Kasihilah sesamamu
manusia seperti dirimu sendiri," berilah tanda kurung pada "sesamamu
manusia" dan isilah tempat itu dengan nama seseorang yang Anda
kenal.
Sekarang renungkanlah hal ini: Anak-anak dapat menggunakan nama
orang tua mereka dalam ayat ini. Dengan begitu, mereka harus
mengasihi orang tua mereka, seperti mereka mengasihi diri mereka
sendiri. Ini bukanlah suatu yang berlebihan karena "sesamamu
manusia" tidaklah terbatas pada orang yang tinggal di dekat kita
saja. Frasa ini mengacu pada setiap orang yang kita kenal, baik
teman, keluarga, dan orang tua.
Perintah yang Diikuti dengan Janji
Ulangan 5:16 mengatakan pada kita betapa pentingnya bagi anak-anak
untuk menghormati orang tua mereka. Bagian pertama dari ayat ini
merupakan perintah: "Hormatilah ayahmu dan ibumu, seperti yang
diperintahkan kepadamu oleh Tuhan, Allahmu."
Namun perintah ini juga disertai dengan sebuah janji. Janji itu
menyatakan bahwa umur kita akan lanjut dan keadaan kita baik di
tanah yang diberikan Tuhan Allah kepada kita.
Anak-anak perlu memahami bahwa menghormati ayah dan ibu mereka
memengaruhi arah kehidupan mereka. Hal ini sangatlah penting!
Kata menghormati berarti "sangat menghargai", "menaati", atau
"mengasihi dengan penuh kebaikan, kasih sayang, dan perhatian."
Sama seperti kita harus menghargai orang tua kita, kita harus
mengajarkan anak-anak kita untuk bertindak serupa. Mereka
menghormati kita sebagai orang yang mereka hargai dan mengasihi kita
dengan penuh kebaikan, kasih sayang, dan perhatian.
Ketika kita mengajarkan kepada anak-anak kita untuk menghormati
otoritas kita, mereka kemudian akan belajar menghormati otoritas
Tuhan. Sebagai orang tua mereka, kita adalah suara Allah dalam
kehidupan mereka. Kita melatih dan mengarahkan mereka untuk
mengikuti Tuhan Allah dengan segenap hati mereka. Kita dipanggil
untuk menjadi refleksi Yesus Kristus bagi mereka. Ketika kita
mengajar mereka untuk menjadi serupa dengan Yesus, kita membantu
mereka merasa akrab dengan kasih Allah.
Contoh yang Kita Berikan
Dalam Lukas 2 kita membaca kehidupan Yesus sebagai seorang anak. Ini
merupakan contoh yang baik tentang bagaimana anak-anak sebaiknya
menanggapi orang tua mereka. Dalam bahasan kali ini, Yesus dan orang
tua kandungnya pergi ke Yerusalem untuk merayakan Paskah Yahudi.
Pada waktu itu dia baru berumur 12 tahun. Di akhir kunjungannya,
Maria dan Yusuf meninggalkan Yerusalem dan kembali pulang. Dalam
perjalanan, mereka baru menyadari bahwa Yesus tidak ada dalam
rombongan mereka. Mereka kembali dan menemukan Yesus sedang
berdiskusi di tempat ibadah. Ketika mereka bertanya apa yang sedang
dikerjakan-Nya, Dia menjawab, "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah
kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah bapa-Ku?" (Lukas
2:49).
Sekarang perhatikanlah apa yang dikatakan ayat 51: "Lalu Ia pulang
bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan
mereka."
Disebutkan dalam ayat itu, "Ia tetap hidup dalam asuhan mereka."
Kata "asuhan" berarti "memosisikan diri di bawah seseorang." Yesus
memosisikan diri-Nya di bawah orang tua-Nya; Dia memosisikan diri di
bawah otoritas mereka. Dia melatih sikap taat kepada orang tua-Nya
agar dia dapat taat kepada Bapa-Nya di surga. Dalam Alkitab Bahasa
Indonesia Sehari-hari dikatakan bahwa Yesus "taat kepada mereka."
Jadi dari sudut pandang anak-anak kita, ketaatan (berada dalam
asuhan kita sebagai orang tua mereka) merupakan bagian dari
menghormati dan mengasihi kita.
Yesus segera taat. Dia tidak melawan Maria dan Yusuf maupun
mengacuhkan mereka. Dia taat. Anak-anak kita seharusnya juga
menanggapi kita demikian. Mereka harus segera taat.
Dengan belajar menaati kita dengan cepat, mereka juga segera belajar
menaati Tuhan.
Generasi Mendatang
Sebagai orang tua dan orang percaya, kita memunyai tanggung jawab
yang besar. Kita mengasuh generasi mendatang. Anak-anak kita dan
anak-anak di gereja kita adalah generasi para pendeta, guru, dan
orang tua yang selanjutnya. Kita harus mengasuh mereka dengan benar.
Kita harus melatih mereka untuk mengikuti Tuhan -- untuk
menghormati dan menaati-Nya tanpa mengeluh atau menunda-nunda.
Ini merupakan langkah yang penting untuk melengkapi mereka memenuhi
panggilan Tuhan dalam kehidupan mereka. Jangan sampai anak kita
kurang diperlengkapi dalam melaksanakan panggilan mereka. Mari kita
ajarkan kepada mereka bagaimana menghormati kita dan dengan
menghormati kita, mereka menghormati Dia.
Anak-anak harus menghormati Tuhan dan mereka juga perlu tahu betapa
besar kasih Tuhan kepada mereka. Mereka banyak belajar hal tersebut
melalui Anda, orang tua mereka. Dan ingatlah, anak-anak kita adalah
masa depan kita! (t/uly)
Diterjemahkan dan disunting dari:
Nama situs: Kenneth Copeland Ministries.org
Judul asli artikel: Training Children to Love God
Penulis: George Pearsons
Alamat URL: http://www.kcm.org/real-help/article/training-children-love-god
______________________________________________________________________
Bergabunglah dalam Facebook BA: http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________
TIPS
CARA-CARA MENGAJAR ANAK TENTANG KASIH ALLAH
Hari Valentine adalah hari yang dirayakan untuk orang-orang yang
kita kasihi. Kita cenderung membeli hadiah-hadiah dan kartu-kartu
yang penuh dengan kata-kata mutiara untuk menunjukkan kepada
keluarga atau teman-teman kita betapa kita mengasihi mereka. Namun,
tahukah Anda bahwa tradisi ini dimulai sekitar tahun 270 setelah
Masehi dalam festival penyembahan berhala yang merayakan kesuburan
pada 15 Februari? Sedangkan, nama itu sendiri menurut legenda
dipercaya berasal dari nama seorang pastor, Santo Valentinus, yang
dipenggal kepalanya pada tanggal 14 Februari karena dianggap
melakukan upacara pernikahan tidak resmi. Dan karena ditemukan surat
yang ditandatanganinya untuk kekasihnya pada pagi hari saat
kematiannya, hari Valentine pun muncul.
Sebagai wanita yang telah menikah, saya sangat senang mendapatkan
hadiah kasih sayang dari suami saya dan saya memeras otak mencari
hadiah yang berbeda tiap tahunnya untuk menyatakan cinta saya
kepadanya. Bahkan, saya juga memberikan permen-permen kecil untuk
anak saya yang berumur 12 tahun dan kartu "Be Mine" (Jadilah
Milikku) sebagai wujud rasa cinta. Ini adalah tradisi keluarga kami.
Namun, apakah ini benar-benar menunjukkan kepada orang yang terkasih
tentang cinta sejati itu? Apa yang kita lakukan untuk menunjukkan
kasih Allah kepada orang lain dan anak-anak kita dalam kehidupan
sehari-hari? Apakah harus dengan membelikan mereka hadiah-hadiah
mewah untuk menunjukkan cinta sejati kita kepada orang lain? Mungkin
beberapa dari kita berpendapat, "Sangat menyenangkan ketika kita
mendapatkan hadiah-hadiah, jadi apa salahnya?" Tidak salah, jika
Anda benar-benar melakukan dan mengetahui arti cinta sesungguhnya,
yang tidak tertandingi dengan hadiah apa pun juga. Dan sebagai orang
tua Kristen, kita harus memastikan anak-anak kita tahu betapa besar
kasih Allah kepada mereka, agar ketika mereka tumbuh dewasa, mereka
tidak mencari dan mencoba mengisi kehampaan diri mereka dengan
seseorang atau sesuatu yang dapat mengecewakan mereka. Berikut ini
delapan cara mengajarkan anak Anda tentang kasih Allah melalui
firman-Nya:
1. Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah
menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kita pun wajib menyerahkan
nyawa kita untuk saudara-saudara kita. (1 Yohanes 3:15-17)
2. Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa, dan
dari Yesus Kristus, Anak Bapa, akan menyertai kita dalam
kebenaran dan kasih. (2 Yohanes 1:2-4)
3. Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan
rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal.
(Yudas 1:20-22)
4. Kata Yesus: "Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri,
jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan
kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
(Matius 19:18-20)
5. Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap
hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal
budimu. (Matius 22:36-38)
6. Bersyukurlah kepada Allah segala allah! Bahwasanya untuk
selama-lamanya kasih setia-Nya. (Mazmur 136:1-3)
7. Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu
sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui,
bahwa kita ada di dalam Dia. (1 Yohanes 2:4-6)
8. Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi,
sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang
mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. (1 Yohanes 4:6-8)
Pada Hari Kasih Sayang ini, marilah kita mengajarkan kepada
anak-anak kita bahwa kasih Allah merupakan makna dari cinta sejati.
Kemudian, "karunia rohani" kita akan menjadi hadiah yang lebih
bermakna tahun ini dan tahun-tahun berikutnya. Kita bersyukur sekali
mendapatkannya.... (t/Uly)
Diterjemahkan dan disesuaikan dari:
Nama situs: www.ezinearticles.com
Judul asli artikel: 8 Ways To Teach Your Child About God`s Love
Penulis: Wanda Ball
Alamat URL: http://ezinearticles.com/?id=962272
______________________________________________________________________
Bergabunglah dalam Facebook BA: http://fb.sabda.org/binaanak
_____________________________________________________________________
MUTIARA GURU
Kasih Allah merupakan makna dari cinta sejati. Kemudian, "karunia
rohani" kita akan menjadi hadiah yang lebih bermakna.
-- Wanda Ball --
______________________________________________________________________
WARNET PENA
MARI BERLANGGANAN PUBLIKASI E-RH
Ingin mendapatkan bahan saat teduh setiap hari di kotak surat
elektronik Anda? Silakan berlangganan publikasi e-Renungan Harian
(e-RH). e-RH adalah bahan renungan yang diterbitkan secara teratur
oleh Yayasan Gloria dan diterbitkan secara elektronik oleh Yayasan
Lembaga SABDA (YLSA). Publikasi e-RH ini hadir untuk mendukung dan
memperlengkapi masyarakat Kristen Indonesia pengguna internet untuk
menjadi saksi Kristus.
Untuk berlangganan silakan kirim e-mail kosong ke:
< subscribe-i-kan-akar-Renungan-Harian(at)hub.xc.org >
atau menghubungi redaksi di alamat:
< rh(at)sabda.org >
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >
Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/
Kunjungi Blog SABDA di: http://blog.sabda.org/
Bergabunglah dalam forum diskusi pelayanan anak di In-Christ.Net di:
http://www.in-christ.net/forum/?board=8.0
Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak: http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________
Pemimpin Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Tatik Wahyuningsih
Kontributor: Truly Almendo Pasaribu
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-BinaAnak 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org/
Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: subscribe-i-kan-BinaAnakhub.xc.org
Untuk berhenti kirim e-mail ke: unsubscribe-i-kan-BinaAnakhub.xc.org
Untuk arsip: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/
|
|