Search:

___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____

  DAFTAR ISI EDISI 468/FEBRUARI/2010

  - SALAM DARI REDAKSI: Mengajarkan Kasih kepada Anak
  - ARTIKEL 1: Mengajarkan Anak-Anak Mengasihi Allah
  - ARTIKEL 2: Melatih Anak-Anak Mencintai Tuhan
  - MUTIARA GURU
  - WARNET PENA: Mari Berlangganan Publikasi e-RH
______________________________________________________________________
   Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
  <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org>

        Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak di Facebook!
        Kunjungi sekarang juga: http://fb.sabda.org/binaanak

______________________________________________________________________
SALAM DARI REDAKSI

                    MENGAJARKAN KASIH KEPADA ANAK

  Tidak ada hal yang lebih indah selain mengasihi. Hal ini adalah
  pelajaran penting dari setiap firman-Nya. Sudahkah hal ini Anda
  terapkan kepada anak layan Anda? Sedini mungkin mengajarkan anak
  untuk mengasihi orang tua, saudara, teman, hingga mengasihi Tuhan
  sebagai titik penting dari konsep kasih itu sendiri adalah tugas
  kita bersama. Pelayan Anak, sepanjang bulan Februari 2010 ini, edisi
  publikasi e-BinaAnak mengangkat tema khusus tentang bagaimana
  "Mengajarkan Kasih kepada Anak." Sebagai pembuka, silakan simak
  artikel dan tip yang akan mengajar anak layan Anda untuk mengasihi
  Allah. Selamat menyimak!

  Staf Redaksi e-BinaAnak,
  Kristina Dwi Lestari
  http://pepak.sabda.org/
  http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________

   Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh
   sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita
                    ada di dalam Dia. (1 Yohanes 2:5)
                < http://alkitab.sabda.org/?1Yohanes+2:5 >
______________________________________________________________________
ARTIKEL 1

                 MENGAJARKAN ANAK-ANAK MENGASIHI ALLAH

  Setiap pasangan memiliki tanggung jawab yang sangat besar ketika
  mereka menjadi orang tua. Seorang anak yang baru lahir bergantung
  pada ayah dan ibunya untuk mendapatkan cinta, makanan, pakaian,
  tempat tinggal, perlindungan, dan pendidikan. Selama kurun waktu
  2 dekade atau lebih, anak-anak perlu diasuh secara mental, emosi,
  rohani, dan fisik oleh orang tua mereka.

  Orang tua Kristen dan pelayan anak memunyai tugas penting yaitu
  mengajar anak untuk mengasihi Tuhan, menaati dan melakukan
  firman-Nya, serta percaya pada janji-janji-Nya. Dengan mengajar
  anak-anak untuk mengasihi Tuhan, maka orang tua secara tidak
  langsung akan membangun dasar rohani yang kuat bagi anak-anak
  mereka. Orang tua perlu melengkapi anak-anak mereka dengan peralatan
  rohani yang akan mereka butuhkan dalam perjalanan kehidupan mereka,
  yaitu: kepercayaan, doa, pengetahuan Alkitab, dan kasih. Anak-anak
  yang rohaninya kuat senantiasa bergantung kepada Allah dalam
  kehidupan mereka sehari-hari. Berdoa merupakan bagian dari kehidupan
  mereka. Pendalaman Alkitab setiap hari membantu mereka memandang
  kehidupan dari sudut pandang Alkitab. Orang tua yang mengajar
  anak-anaknya mengasihi Allah berarti memberikan warisan yang akan
  memampukan mereka untuk mengalahkan tragedi.

  Cerita Alkitab Sebelum Tidur

  Fallingwater, salah satu perumahan yang paling terkenal pada abad
  ke-20, didirikan di atas sungai kecil Bear Run, yang terletak di
  Bear Run, Pennsylvania, Amerika Serikat. Perumahan Fallingwater ini
  tampak begitu mengagumkan; tapi, ada satu kekurangan utamanya: dasar
  bangunannya terlalu rapuh untuk menyokong berat rumah-rumah itu.
  Karena dasar yang tidak kuat, rumah itu harus mengalami perbaikan
  utama untuk mencegahnya agar tidak runtuh. Jika saja arsiteknya
  membangun dasar yang kokoh, Fallingwater akan tetap berdiri kuat dan
  kokoh tanpa perlu perbaikan yang drastis.

  Dasar Fallingwater ini merupakan sebuah contoh dari apa yang terjadi
  pada anak-anak ketika orang tua gagal membangun dasar rohani yang
  kuat di rumah. Orang tua terkadang sangat terpaku untuk mendandani
  anak-anak mereka dengan pakaian-pakaian karya perancang busana,
  menyekolahkan mereka di sekolah terbaik, dan memasukkan mereka ke
  klub sepak bola unggulan, sehingga mereka melupakan bagian
  terpenting dalam mengasuh anak: dasar rohani yang kokoh.

  Bagaimana orang tua Kristen bisa mengajar anak-anak supaya mengasihi
  Tuhan? Bagaimana mereka bisa membangun dasar rohani yang kokoh?
  Orang tua dapat menanamkan suatu dasar rohani dalam diri anak-anak
  mereka melalui Alkitab, doa, gereja, dan peristiwa-peristiwa yang
  dapat dipakai untuk mengajarkan sesuatu.

  Melalui Alkitab

  Ketika saya dan Timothy memunyai anak pertama, Christian, kami tidak
  tahu bagaimana cara untuk mulai menanamkan nilai-nilai kekristenan.
  Namun, suami saya mulai membacakan Alkitab untuk Christian. Hari
  lepas hari, Christian mulai mengerti bahwa Alkitab merupakan bagian
  penting dalam kehidupan kami. Setelah beberapa tahun, Christian
  mulai mengenal dan mengasihi Allah.

  Tidak ada kata terlalu cepat untuk mulai membacakan Alkitab kepada
  anak Anda. Simaklah saran-saran berikut ini untuk mengajarkan
  Alkitab kepada anak Anda.

  1. Bacakanlah cerita-cerita Alkitab untuk anak-anak Anda dari
     buku-buku yang sesuai dengan usia anak Anda.
  2. Terapkanlah kebenaran-kebenaran yang alkitabiah dalam kehidupan
     anak-anak Anda. (Contohnya: kamu diciptakan oleh Allah, Allah
     mengasihimu. Kamu dapat berbicara dengan Allah.)
  3. Lagukan ayat-ayat Alkitab dengan nada yang akrab di telinganya
     dan nyanyikan bersama anak Anda.
  4. Gunakanlah drama untuk menjelaskan cerita-cerita Alkitab dengan
     memeragakan suasana dan cerita dari Alkitab.
  5. Hormatilah Alkitab, bacalah di saat teduh Anda, dan bawalah
     Alkitab ketika Anda ke gereja.

  Melalui Doa

  Saat ingat, saat saya masih kecil, saya dan kakek saya berdoa
  bersama. Saya mengenal dan mengasihi Allah karena ayah mengajar saya
  bagaimana cara kita berdoa dan saya sering melihat dia berlutut
  untuk berdoa di rumahnya.

  Ajarkan kepada anak Anda bahwa ada banyak cara untuk berdoa, tempat
  untuk berdoa, dan kata-kata untuk berdoa. Berdoalah saat mereka
  makan dan tidur, tetapi jangan pada saat itu saja.

  1. Berdoalah bersama-sama secara rutin sebagai satu keluarga ketika
     ada seseorang yang sakit.
  2. Berdoalah dengan mata terbuka saat Anda mengantarkan anak Anda ke
     sekolah.
  3. Buatlah doa "album foto". Ambillah foto keluarga dan bersyukurlah
     untuk setiap orang yang ada dalam foto tersebut.
  4. Ambilah waktu untuk jalan-jalan di lingkungan sekitar Anda dan
     doakanlah tetangga-tetangga Anda.
  5. Doakanlah para misionaris dengan menggunakan peta dunia.
     Tunjuklah negara-negara tempat para misionaris itu melayani.
     Doakanlah para misionaris dan orang-orang yang mereka tolong
     untuk mengenal Tuhan.
  6. Duduklah di mal dan berdoalah tanpa bersuara untuk orang-orang
     yang melewati Anda.

  Melalui Gereja

  Ibu dan ayah saya membawa saya ke gereja. Mereka mengajarkan kepada
  saya untuk mendengarkan khotbah pendeta, menyanyikan lagu-lagu yang
  ada di buku pujian, dan menyapa anggota lain di gereja tersebut.
  Dengan demikian, mereka memberikan warisan yang akan terus saya
  syukuri. Anak-anak belajar dari teladan orang tua mereka. Rutin
  menghadiri ibadah gereja menunjukkan bahwa saat tersebut merupakan
  saat yang penting bagi keluarga Anda. Gereja merupakan waktu untuk
  bersekutu, menguatkan, dan belajar.

  1. Mengikuti ibadah gereja secara rutin bersama keluarga.
  2. Mengikuti sekolah minggu untuk mempelajari kebenaran Alkitab
     dengan cara yang menyenangkan dan kreatif.
  3. Memiliki ibadah bersama keluarga.
  4. Berpartisipasi dalam pelayanan gereja karena pimpinan Tuhan.

  Melalui Peristiwa-Peristiwa

  Peristiwa sehari-hari memberikan berbagai kesempatan untuk
  mengajarkan kepada anak-anak Anda cara pandang Kristen -- cara untuk
  melihat segala sesuatu dalam hidup melalui mata Yesus Kristus.
  Kristus masuk dalam hidup anak-anak Anda, dan pengajaran-pengajaran
  rohani itu akan terus menerus diwariskan untuk membangun dasar yang
  kuat pada diri cucu-cucu Anda.

  Berikut ini contoh-contoh peristiwa yang pernah saya gunakan yang
  dapat dipakai untuk mengajarkan sesuatu. Namun, peristiwa yang dapat
  digunakan untuk mengajar ini bisa terjadi kapan saja, dan di mana
  saja. Peristiwa-peristiwa ini akan mengajar anak Anda bahwa Tuhan
  adalah bagian dari seluruh kehidupan mereka.

  Biarkanlah anak-anak Anda melihat bahwa Anda belajar dari
  kesalahan-kesalahan Anda:

  1. Biarkan anak-anak membuat kesalahan. Setelah itu tunjukkan
     kepada mereka kasih dan anugerah yang telah Allah tunjukkan
     kepada Anda.
  2. Ketika Anda sedang berada di luar rumah, lihatlah sekitar Anda
     dan bersyukurlah karena Allah menciptakan alam yang indah.
  3. Ketika pelangi melengkung menghiasi langit, ajarkan kepada
     anak-anak Anda tentang kisah Nuh dan Air Bah dan janji-janji
     Tuhan.
  4. Saat bertamasya ke kebun binatang, ajaklah anak Anda berhenti
     sejenak, merenung, dan bersyukur kepada Tuhan atas mahkluk hidup
     ciptaan-Nya yang luar biasa.

  Membangun dasar rohani anak-anak dengan mengajar mereka supaya
  mengasihi Allah sangatlah penting. Melalui pendalaman Alkitab,
  menghormati dan menghargai kuasa Kitab Suci, berdoa, dan menghadiri
  kebaktian di gereja bersama keluarga, serta melalui
  pelajaran-pelajaran tentang cara pandang Kristen yang diajarkan
  setiap hari, Anda dapat memberikan anak-anak Anda dasar yang kuat
  yang dibangun di dalam Kristus. Warisan terbesar yang dapat Anda
  berikan kepada anak-anak Anda ialah mengajarkan kepada mereka untuk
  mengasihi Allah.(t/uly)

  Diterjemahkan dari:
  Nama situs: www.lifeway.com
  Judul asli artikel: Teaching Children to Love God
  Penulis: Denise George
  Alamat URL: http://www.lifeway.com/article/?id=154940
______________________________________________________________________

    Bergabunglah dalam Facebook BA: http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________
ARTIKEL 2

                  MELATIH ANAK-ANAK MENCINTAI TUHAN

  Anak-anak adalah masa depan kita. Faktanya, mereka adalah masa
  depan!

  Berdasarkan pengalaman saya sebagai seorang pendeta dan juga ayah,
  anak-anak cepat sekali tumbuh dewasa. Sebagai orang tua dan sebagai
  gereja, kita dipanggil untuk melatih dan mengajarkan kebenaran
  firman Tuhan kepada mereka.

  Mengajarkan kepada mereka untuk menghormati kita juga merupakan
  bagian dari latihan yang kita berikan. Perhatikanlah bagaimana Allah
  membenarkan kita sebagai anak-anak-Nya. Kita menyadari bahwa Dia
  melakukannya karena Dia mengasihi kita. Dia ingin kita menghormati
  dan menghargai-Nya supaya kita taat kepada-Nya. Dia menginginkan
  kita untuk menaati-Nya agar kita dapat menyelesaikan panggilan-Nya
  dalam kehidupan kita.

  Hal yang sama patut kita terapkan pada anak-anak kita. Ketika kita
  membesarkan mereka untuk menghormati dan menghargai kita, secara
  tidak langsung kita juga mengajarkan kepada mereka untuk menghargai
  dan menghormati Bapa di Surga.

  Ketika saya masih kecil, saya ingat bahwa saya menginginkan orang
  tua saya untuk mengoreksi tindakan saya. Keinginan ini muncul ketika
  saya berumur 5 tahun. Saya dan keluarga tinggal di kota New York.
  Ibu saya bekerja malam hari dan bapak saya telah tertidur di dipan.
  Daripada tidur di kamar, saya memilih begadang menonton televisi.
  Tidak pernah terlintas dalam benak saya untuk bersiap tidur
  sendirian karena saya belum pernah melakukannya sebelumnya. Saya
  menunggu sampai ayah saya bangun. Ketika dia bertanya mengapa saya
  belum pergi tidur, dengan lugunya saya menjawab, "Aku menunggu
  ayah."

  Setelah saya mengingat-ingat, saya menyadari bahwa saya ingin dia
  mengoreksi saya dan mengatakan apa yang harus saya lakukan. Sama
  seperti yang dirasakan anak-anak kita. Mereka ingin dikoreksi.
  Mereka mungkin tidak mengatakannya secara langsung, namun di lubuk
  hati mereka yang paling dalam mereka mengharapkan pengarahan dan
  koreksi.

  Mengapa demikian? Karena ketika kita mendisiplin dan mengoreksi
  mereka hal tersebut akan membangun suatu perasaan aman. Mereka akan
  mengasihi kita sebagai orang tua mereka dan yang lebih penting
  lagi mereka akan mengasihi Tuhan.

  Mengasihi Tuhan dan Sesama

  Segala hal yang kita lakukan dalam kehidupan kita -- baik itu
  sebagai orang tua maupun sebagai anak -- harus berawal dari
  mengasihi Bapa Surgawi dan sesama kita.

  Matius 22:37-39 berkata, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan
  segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal
  budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang
  kedua yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia
  seperti dirimu sendiri."

  Kita semua dipanggil untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa
  dan akal budi kita.

  Kita juga dipanggil untuk mengasihi sesama manusia seperti kita
  mengasihi diri kita sendiri. Sediakan waktu untuk membaca kembali
  ayat ini. Ketika ayat tersebut menyatakan, "Kasihilah sesamamu
  manusia seperti dirimu sendiri," berilah tanda kurung pada "sesamamu
  manusia" dan isilah tempat itu dengan nama seseorang yang Anda
  kenal.

  Sekarang renungkanlah hal ini: Anak-anak dapat menggunakan nama
  orang tua mereka dalam ayat ini. Dengan begitu, mereka harus
  mengasihi orang tua mereka, seperti mereka mengasihi diri mereka
  sendiri. Ini bukanlah suatu yang berlebihan karena "sesamamu
  manusia" tidaklah terbatas pada orang yang tinggal di dekat kita
  saja. Frasa ini mengacu pada setiap orang yang kita kenal, baik
  teman, keluarga, dan orang tua.

  Perintah yang Diikuti dengan Janji

  Ulangan 5:16 mengatakan pada kita betapa pentingnya bagi anak-anak
  untuk menghormati orang tua mereka. Bagian pertama dari ayat ini
  merupakan perintah: "Hormatilah ayahmu dan ibumu, seperti yang
  diperintahkan kepadamu oleh Tuhan, Allahmu."

  Namun perintah ini juga disertai dengan sebuah janji. Janji itu
  menyatakan bahwa umur kita akan lanjut dan keadaan kita baik di
  tanah yang diberikan Tuhan Allah kepada kita.

  Anak-anak perlu memahami bahwa menghormati ayah dan ibu mereka
  memengaruhi arah kehidupan mereka. Hal ini sangatlah penting!

  Kata menghormati berarti "sangat menghargai", "menaati", atau
  "mengasihi dengan penuh kebaikan, kasih sayang, dan perhatian."

  Sama seperti kita harus menghargai orang tua kita, kita harus
  mengajarkan anak-anak kita untuk bertindak serupa. Mereka
  menghormati kita sebagai orang yang mereka hargai dan mengasihi kita
  dengan penuh kebaikan, kasih sayang, dan perhatian.

  Ketika kita mengajarkan kepada anak-anak kita untuk menghormati
  otoritas kita, mereka kemudian akan belajar menghormati otoritas
  Tuhan. Sebagai orang tua mereka, kita adalah suara Allah dalam
  kehidupan mereka. Kita melatih dan mengarahkan mereka untuk
  mengikuti Tuhan Allah dengan segenap hati mereka. Kita dipanggil
  untuk menjadi refleksi Yesus Kristus bagi mereka. Ketika kita
  mengajar mereka untuk menjadi serupa dengan Yesus, kita membantu
  mereka merasa akrab dengan kasih Allah.

  Contoh yang Kita Berikan

  Dalam Lukas 2 kita membaca kehidupan Yesus sebagai seorang anak. Ini
  merupakan contoh yang baik tentang bagaimana anak-anak sebaiknya
  menanggapi orang tua mereka. Dalam bahasan kali ini, Yesus dan orang
  tua kandungnya pergi ke Yerusalem untuk merayakan Paskah Yahudi.
  Pada waktu itu dia baru berumur 12 tahun. Di akhir kunjungannya,
  Maria dan Yusuf meninggalkan Yerusalem dan kembali pulang. Dalam
  perjalanan, mereka baru menyadari bahwa Yesus tidak ada dalam
  rombongan mereka. Mereka kembali dan menemukan Yesus sedang
  berdiskusi di tempat ibadah. Ketika mereka bertanya apa yang sedang
  dikerjakan-Nya, Dia menjawab, "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah
  kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah bapa-Ku?" (Lukas
  2:49).

  Sekarang perhatikanlah apa yang dikatakan ayat 51: "Lalu Ia pulang
  bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan
  mereka."

  Disebutkan dalam ayat itu, "Ia tetap hidup dalam asuhan mereka."
  Kata "asuhan" berarti "memosisikan diri di bawah seseorang." Yesus
  memosisikan diri-Nya di bawah orang tua-Nya; Dia memosisikan diri di
  bawah otoritas mereka. Dia melatih sikap taat kepada orang tua-Nya
  agar dia dapat taat kepada Bapa-Nya di surga. Dalam Alkitab Bahasa
  Indonesia Sehari-hari dikatakan bahwa Yesus "taat kepada mereka."

  Jadi dari sudut pandang anak-anak kita, ketaatan (berada dalam
  asuhan kita sebagai orang tua mereka) merupakan bagian dari
  menghormati dan mengasihi kita.

  Yesus segera taat. Dia tidak melawan Maria dan Yusuf maupun
  mengacuhkan mereka. Dia taat. Anak-anak kita seharusnya juga
  menanggapi kita demikian. Mereka harus segera taat.

  Dengan belajar menaati kita dengan cepat, mereka juga segera belajar
  menaati Tuhan.

  Generasi Mendatang

  Sebagai orang tua dan orang percaya, kita memunyai tanggung jawab
  yang besar. Kita mengasuh generasi mendatang. Anak-anak kita dan
  anak-anak di gereja kita adalah generasi para pendeta, guru, dan
  orang tua yang selanjutnya. Kita harus mengasuh mereka dengan benar.
  Kita harus melatih mereka untuk mengikuti Tuhan -- untuk
  menghormati dan menaati-Nya tanpa mengeluh atau menunda-nunda.

  Ini merupakan langkah yang penting untuk melengkapi mereka memenuhi
  panggilan Tuhan dalam kehidupan mereka. Jangan sampai anak kita
  kurang diperlengkapi dalam melaksanakan panggilan mereka. Mari kita
  ajarkan kepada mereka bagaimana menghormati kita dan dengan
  menghormati kita, mereka menghormati Dia.

  Anak-anak harus menghormati Tuhan dan mereka juga perlu tahu betapa
  besar kasih Tuhan kepada mereka. Mereka banyak belajar hal tersebut
  melalui Anda, orang tua mereka. Dan ingatlah, anak-anak kita adalah
  masa depan kita! (t/uly)

  Diterjemahkan dan disunting dari:
  Nama situs: Kenneth Copeland Ministries.org
  Judul asli artikel: Training Children to Love God
  Penulis: George Pearsons
  Alamat URL: http://www.kcm.org/real-help/article/training-children-love-god
______________________________________________________________________

    Bergabunglah dalam Facebook BA: http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________
TIPS

              CARA-CARA MENGAJAR ANAK TENTANG KASIH ALLAH

  Hari Valentine adalah hari yang dirayakan untuk orang-orang yang
  kita kasihi. Kita cenderung membeli hadiah-hadiah dan kartu-kartu
  yang penuh dengan kata-kata mutiara untuk menunjukkan kepada
  keluarga atau teman-teman kita betapa kita mengasihi mereka. Namun,
  tahukah Anda bahwa tradisi ini dimulai sekitar tahun 270 setelah
  Masehi dalam festival penyembahan berhala yang merayakan kesuburan
  pada 15 Februari? Sedangkan, nama itu sendiri menurut legenda
  dipercaya berasal dari nama seorang pastor, Santo Valentinus, yang
  dipenggal kepalanya pada tanggal 14 Februari karena dianggap
  melakukan upacara pernikahan tidak resmi. Dan karena ditemukan surat
  yang ditandatanganinya untuk kekasihnya pada pagi hari saat
  kematiannya, hari Valentine pun muncul.

  Sebagai wanita yang telah menikah, saya sangat senang mendapatkan
  hadiah kasih sayang dari suami saya dan saya memeras otak mencari
  hadiah yang berbeda tiap tahunnya untuk menyatakan cinta saya
  kepadanya. Bahkan, saya juga memberikan permen-permen kecil untuk
  anak saya yang berumur 12 tahun dan kartu "Be Mine" (Jadilah
  Milikku) sebagai wujud rasa cinta. Ini adalah tradisi keluarga kami.
  Namun, apakah ini benar-benar menunjukkan kepada orang yang terkasih
  tentang cinta sejati itu? Apa yang kita lakukan untuk menunjukkan
  kasih Allah kepada orang lain dan anak-anak kita dalam kehidupan
  sehari-hari? Apakah harus dengan membelikan mereka hadiah-hadiah
  mewah untuk menunjukkan cinta sejati kita kepada orang lain? Mungkin
  beberapa dari kita berpendapat, "Sangat menyenangkan ketika kita
  mendapatkan hadiah-hadiah, jadi apa salahnya?" Tidak salah, jika
  Anda benar-benar melakukan dan mengetahui arti cinta sesungguhnya,
  yang tidak tertandingi dengan hadiah apa pun juga. Dan sebagai orang
  tua Kristen, kita harus memastikan anak-anak kita tahu betapa besar
  kasih Allah kepada mereka, agar ketika mereka tumbuh dewasa, mereka
  tidak mencari dan mencoba mengisi kehampaan diri mereka dengan
  seseorang atau sesuatu yang dapat mengecewakan mereka. Berikut ini
  delapan cara mengajarkan anak Anda tentang kasih Allah melalui
  firman-Nya:

  1. Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah
     menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kita pun wajib menyerahkan
     nyawa kita untuk saudara-saudara kita. (1 Yohanes 3:15-17)
  2. Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa, dan
     dari Yesus Kristus, Anak Bapa, akan menyertai kita dalam
     kebenaran dan kasih. (2 Yohanes 1:2-4)
  3. Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan
     rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal.
     (Yudas 1:20-22)
  4. Kata Yesus: "Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri,
     jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan
     kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
     (Matius 19:18-20)
  5. Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap
     hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal
     budimu. (Matius 22:36-38)
  6. Bersyukurlah kepada Allah segala allah! Bahwasanya untuk
     selama-lamanya kasih setia-Nya. (Mazmur 136:1-3)
  7. Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu
     sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui,
     bahwa kita ada di dalam Dia. (1 Yohanes 2:4-6)
  8. Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi,
     sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang
     mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. (1 Yohanes 4:6-8)

  Pada Hari Kasih Sayang ini, marilah kita mengajarkan kepada
  anak-anak kita bahwa kasih Allah merupakan makna dari cinta sejati.
  Kemudian, "karunia rohani" kita akan menjadi hadiah yang lebih
  bermakna tahun ini dan tahun-tahun berikutnya. Kita bersyukur sekali
  mendapatkannya.... (t/Uly)

  Diterjemahkan dan disesuaikan dari:
  Nama situs: www.ezinearticles.com
  Judul asli artikel: 8 Ways To Teach Your Child About God`s Love
  Penulis: Wanda Ball
  Alamat URL: http://ezinearticles.com/?id=962272
______________________________________________________________________

    Bergabunglah dalam Facebook BA: http://fb.sabda.org/binaanak
_____________________________________________________________________
MUTIARA GURU

    Kasih Allah merupakan makna dari cinta sejati. Kemudian, "karunia
          rohani" kita akan menjadi hadiah yang lebih bermakna.
                           -- Wanda Ball --
______________________________________________________________________
WARNET PENA

                  MARI BERLANGGANAN PUBLIKASI E-RH

  Ingin mendapatkan bahan saat teduh setiap hari di kotak surat
  elektronik Anda? Silakan berlangganan publikasi e-Renungan Harian
  (e-RH). e-RH adalah bahan renungan yang diterbitkan secara teratur
  oleh Yayasan Gloria dan diterbitkan secara elektronik oleh Yayasan
  Lembaga SABDA (YLSA). Publikasi e-RH ini hadir untuk mendukung dan
  memperlengkapi masyarakat Kristen Indonesia pengguna internet untuk
  menjadi saksi Kristus.

  Untuk berlangganan silakan kirim e-mail kosong ke:
  < subscribe-i-kan-akar-Renungan-Harian(at)hub.xc.org >

  atau menghubungi redaksi di alamat:
  < rh(at)sabda.org >
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >
Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/

Kunjungi Blog SABDA di: http://blog.sabda.org/

Bergabunglah dalam forum diskusi pelayanan anak di In-Christ.Net di:
http://www.in-christ.net/forum/?board=8.0

Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak: http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________
Pemimpin Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Tatik Wahyuningsih
Kontributor: Truly Almendo Pasaribu

Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-BinaAnak 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org/
Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati

______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________

Untuk berlangganan kirim e-mail ke: subscribe-i-kan-BinaAnakhub.xc.org
Untuk berhenti kirim e-mail ke: unsubscribe-i-kan-BinaAnakhub.xc.org
Untuk arsip: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/

Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/

 

Disclaimer | © e-BinaAnak 2011 | Buku Tamu | Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) | E-mail: webmastersabda.org
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati | Laporan Masalah/Saran