Rahasia Hidup Berkelimpahan

Oleh: Yenny Indra

Pada awalnya Tuhan menciptakan manusia di Taman Eden dengan fasilitas lengkap dan dipenuhi kebahagiaan. Manusia bekerja dengan perasaan senang, hidup bebas dari stress, tenang, damai dan penuh sukacita. Itulah tujuan awal Allah menciptakan manusia.

Namun pada kenyataannya, hidup manusia sekarang lebih banyak "biasa-biasa" saja, atau justru lebih banyak stressnya dan hanya kadang-kadang merasa berbahagia. Bahkan ada orang-orang yang memilih bunuh diri karena tidak tahan dengan beratnya beban kehidupan.

Di mana letak kesalahannya? Apakah mungkin kita hidup seperti yang dikehendaki Allah: merasakan surga di dunia -– hidup penuh kebahagiaan, berkelimpahan, dan bebas depresi?

Coba kita lihat rahasia apa yang diberikan Tuhan:

Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah. (Yeremia 17:7-8).

Jika hidup kita bagaikan pohon yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, daunnya terus menerus menghijau berarti kita tumbuh subur, segar, antusias, sehat dan bahagia. Lalu dikatakan juga bagaikan pohon yang tidak berhenti menghasilkan buah berarti hidup kita berkelimpahan dan tidak pernah kekurangan apa pun yang kita perlukan. Buah menggambarkan berkat bagi keluarga dan sesama. Artinya hidup kita bahagia tetapi juga membawa kebaikan dan kebahagiaan bagi orang lain.

Selain itu dituliskan pula bahwa tidak mengalami datangnya panas terik dan tidak kuatir dalam tahun-tahun kering. Meski pun dunia dilanda krisis, bencana, kekurangan dan malapetaka, namun kita diluputkan dari semua itu. Hidup kita steril dari masalah.

Woww… Sungguh luar biasa kehidupan seperti itu. Inilah surga di dalam dunia.

Apa syaratnya untuk memperoleh kehidupan seindah itu? Mengandalkan Tuhan dan menaruh harapan kepada Tuhan. Kelihatannya mudah bukan memenuhi syaratnya? Kita merasa: ah, pasti bisa... tetapi pada kenyataannya tidaklah mudah. Perlu ketekunan, kedisiplinan dan kesadaran terus menerus untuk menjaga pikiran kita senantiasa tertuju kepada Tuhan, berharap dan mengandalkan Dia.

Ketika merencanakan sesuatu dan ternyata rancangan gagal. Seringkali kita mengomel dan kecewa. Mengapa Tuhan ijinkan ini terjadi? Bukankah saya sudah berdoa? Ternyata kita tidak sungguh-sungguh mengandalkan Tuhan. Orang yang sungguh-sungguh mengandalkan Tuhan reaksinya berbeda. Ketika rancangannya gagal, dia akan bersyukur. Dia tetap percaya bahwa Tuhan selalu baik. Tuhan mengijinkan rancangan kita gagal, karena Tuhan melindungi dari hal yang kurang baik. Orang yang mengandalkan Tuhan akan memberi ruang kepada Tuhan untuk menunjukkan rancanganNYA yang jauh lebih baik. Dia akan tetap berdoa. Dia melakukan yang terbaik selama dalam penantian. Dia bersikap waspada, agar saat Tuhan menunjukkan jalan yang lebih baik, maka dia cepat tanggap dan memanfaatkan kesempatan itu dengan bijak. Tentu saja kesuksesan dan kebahagiaan diraihnya.

Bagaimana karakter orang yang menaruh harapannya kepada Tuhan? Dia tentu orang yang baik hati, suka menolong, bebas dari iri hati, jujur dan bisa dipercaya karena dia tahu sumber berkatnya datang dari Tuhan. Dia tidak menjadi kecewa ketika ada yang berbuat curang kepadanya. Dia tahu bahwa tidak ada seorang pun yang dapat merebut berkatnya. Kalau pun ada orang lain yang berhasil merebutnya, itu akan menjadi kutuk bagi orang itu. Tuhan akan memulihkan berkat yang menjadi bagiannya dan Tuhan tetap akan membawanya ke tempat di mana seharusnya dia berada. Sehingga dia senantiasa merasa aman. Dia sungguh-sungguh mengasihi Tuhan maka kasih Tuhan melimpah melalui hidupnya. Dia menjaga pikirannya agar hanya hal-hal yang baik, mulia, adil, suci, manis, menyenangkan dan patut dipuji, itulah yang dipikirkannya. Hatinya senantiasa merasa tenang dan damai. Tentunya dengan memiliki karakter seperti ini, semua orang suka, menghargai dan menghormati dia. Melalui hidupnya, orang-orang di sekelilingnya bisa melihat karakter Allah yang terpancar melalui kepribadiannya.

Ternyata surga di dunia itu ada. Hukumnya adalah: jika syaratnya dipenuhi, maka janjiNYA pasti digenapi. Hidup hanya sekali. Mari kita berjuang meraih kehidupan "surga": hidup yang bahagia, berharga, membanggakan dan menjadi teladan bagi generasi mendatang.


Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata,
dan tidak pernah didengar oleh telinga,
dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia:
semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi-Nya.
1 Korintus 2:9