Menyalahkan

Penulis : Diana Sihotang

1 Yohanes 1:9

Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. Di tahun terakhirku di Sekolah Menengah Atas, aku mengendarai mobil abangku. Suatu hari aku menabrak sebuah kotak pos. Aku tahu bahwa aku harus mengakuinya. Namun, aku justru menyalahkan ayahku karena tidak memperbaiki mobilku. Ketika aku sudah kuliah, aku menabrak mobil baru temanku saat mundur sehingga bagian bemper mobilnya penyok. Lagi-lagi aku bukannya mengaku, melainkan justru mempersalahkannya. Dan beberapa tahun lalu, aku berbohong demi kebanggaanku.

[block:views=similarterms-block_1]

Aku bertekad untuk memperbaiki karakterku sesuai dengan gambar Kristus. Roh Kudus membantuku melihat bahwa ketidak-jujuranku adalah penghalang bagi pertumbuhan rohaniku, dan akhirnya aku mengakuinya. Menerima tanggung jawab atas perbuatanku memang sangat memelukan, merendahkan dan menakutkan. Dan itu benar.

Allah lebih mementingkan jiwa kekekalan kita dari pada kesenangan atau kebanggaan sementara. Aku melihat bahwa kesediaanku untuk bertanggung jawab adalah tanda pendewasaan iman. Kita selalu bisa menemukan dalih untuk membenarkan kekeliruan; tetapi bila kita menyalahkan orang lain karena tingkah laku kita sendiri, kita telah memindahkan damai Allah dari dalam hati kita.

Pengakuan membuka hati kita bagi damai Allah.