Harga Kekristenan yang Sesungguhnya

Oleh: Hendry Kornelius

Perhatikan Artikel ini tidak akan menyimpang dari keselamatan oleh Anugerah/Kasih karunia di dalam Yesus Kristus. Ingat keselamatan hanyalah kasih karunia oleh iman, dan itu bukan hasil perbuatan kita sama sekali.


Namun apakah itu akan membuat kekristenan menjadi terlihat murahan? Jawabannya tidak sama sekali.

Saya tidak sedang berbicara mengenai perbuatan baik atau hal apa pun di dalam diri kita yang dapat membawa kita pada keselamatan, tetapi yang saya maksud adalah perbuatan baik yang terwujud di dalam kasih kita kepada Yesus, yang di landasi oleh iman.

Mengapa saya menulis seperti ini? Oleh karena penyimpangan-penyimpangan di mimbar gereja sering terjadi, yang saya maksud penyimpangan adalah mengenal Allah tidak secara utuh.

Pada zaman ini Tuhan di dalam mimbar gereja hanyalah di kenal sebagai Tuhan yang murah hati, baik, penuh belas kasihan. Namun selidik punya selidik, di dalam perjanjian lama Allah adalah Allah yang tegas, adil, dan murka, seperti yang di sampaikan oleh Pak Erastus sabdono.

Lalu pertanyaannya apakah Allah berubah watak? Jawabannya tidak pernah sama sekali saudara. Yang sedang berubah bukanlah Allah, tetapi pikiran manusialah yang berubah.

Marilah anda perhatikan dengan seksama, apakah yang akan dikatakan oleh pembicara-pembicara mimbar yang tidak bertanggung jawab, mereka hanya akan menerapkan Allah yang lemah lembut dan penuh kasih, namun maukah anda memberi tahu kepada seseorang kalau ada saat nanti mata Allah penuh api kemarahan, dan ada saatnya sudah tidak ada lagi kemurahan Allah, yang ada hanyalah murka Allah?

Seperti yang diungkapkan Pak Erastus sabdono: Banyak sekali dari anda yang merasa sudah mengetahui kebenaran, padahal kebenaran yang tidak utuh bukanlah suatu kebenaran. Sama halnya ketika kita mengenal Allah yang tidak utuh, berarti yang dimaksud memang kita belum mengenal Allah sama sekali.

Mengenal Allah sampai tuntas adalah suatu kemustahilan. Yang saya maksud adalah mengenal sifat-sifat Allah. Karena Allah tidak dapat di pahami secara tuntas, tetapi Allah dapat di pelajari secara seksama.

Sekarang perhatikan ini, apakah yang membuat kekristenan begitu murahan saat ini?

Ketika saya mengikuti seminar musik. Seorang pembicara berkata: “Jika anda punya tujuan untuk menjadi orang kaya, silakan keluar sekarang selagi masih ada kesempatan. Karena menjadi guru tidak akan membuat anda menjadi kaya.” Sepintas terdengar seperti basa-basi seminari saja.

Namun sekarang ini saya baru menyadari dan benar-benar mengerti apa maksud dari seminar itu, ternyata memang seorang guru itu adalah sebuah passion. Guru memang adalah suatu pekerjaan, namun itu bukan cuma sekadar pekerjaan. Jika guru di bayar, ya itu hanyalah sebuah bonus tambahan, namun seorang guru yang baik berbicara dengan hati nurani untuk mengajar tanpa kenal pamrih. (tentunya ini situasional, dan jika guru dibayar memang sudah menjadi haknya)

Nah, yang saya dapatkan adalah ternyata orang yang memberi seminar tersebut sudah mengungkapkan harga menjadi guru yang sesungguhnya, yang di mana itu tidak di ungkapkan secara gamblang, baik di mimbar-mimbar gereja, maupun orang percaya kebanyakan.

Coba kita bayangkan, andaikan ketika kita masuk gereja, kita mendapati seseorang berkhotbah seperti ini:
“Bagi anda yang anggota baru jika anda ingin menjadi pengikut Tuhan anda tidak boleh lagi punya kesenangan dunia ini, anda harus menomorsatukan Tuhan di atas segalanya, anda harus baca Alkitab setiap hari atau renungan-renungan Kristen, makanan pokok anda adalah doa dan melakukan kehendak Allah, jika liburan baiknya anda manfaatkan buat berdoa bagi gereja Tuhan dan jiwa-jiwa yang terhilang, buang semua berhala anda entah itu gadget anda, tabungan anda, segala yang menjadi berhala anda, buang semuanya itu, utamakanlah Tuhan daripada segalanya. Jika anda masih mengingini dunia ini dan masih mempunyai banyak cita-cita, segera tinggalkan gereja ini, karena itu sangat percuma anda tidak akan menjadi pengikut Tuhan yang benar, anda akan menjadi orang kristen gadungan.”

Tentu dalam konteks ini kita harus memahami secara comprehensive, anda tidak bisa berkata "kalau begitu keselamatan ada di dalam diri kita sendiri dong bukan Anugerah Tuhan" Namun anda juga tidak boleh berkata "Keselamatan ya memang Anugerah Tuhan beserta kerja sama manusia"

Anda harus mempelajari lebih dalam sendiri apa itu keselamatan yang utuh, bukan kata pendeta anda, bukan kata orang-orang yang sekolah Alkitab (Namun ga jelas sekolahannya, dan orang itu juga tidak mau belajar), tetapi carilah apa kata Allah.

Apa sih yang dikatakan Allah mengenai apa itu keselamatan? (Dalam hal ini tentu anda tidak hanya berdoa dan bertanya pada Allah, karena kalau begitu anda memberhalakan suatu doa, tetapi anda harus belajar dan membaca buku-buku tentang keselamatan, dan tentunya sharing dengan mereka yang sudah lebih berpengalaman) Mengenal Allah yang benar adalah keseimbangan pengetahuan tentang Allah, dan keseimbangan bagaimana caranya berserah pada Tuhan, atau yang di maksud berdoa. Dan saat ini yang terjadi adalah mereka si otak cemerlang, atau maksud saya para teolog-teolog yang malas berdoa, karena otak melulu, dan mereka si pemalas belajar, lantaran selalu berdalih berserah pada Roh kudus, dan merasa sangat mengandalkanNya. (Tentunya masih ada orang-orang yang dapat seimbang antara pengajaran dan Roh, namun tidak banyak)

Dewasa ini sangat sering terjadi pikiran yang sempit dan egosektoral di pihak tertentu, seharusnya jika kita ingin menjadi umat Allah yang sejati, sudah selayaknya ada suatu keseimbangan antara pikiran dengan Roh.

Ada hal yang lebih parah dari itu semua, yaitu mereka semua yang sangat malas belajar tentang Allah, malas berdoa pada Allah, dan tidak pernah menghasilkan buah-buah Roh dalam hidupnya, tetapi mengklaim dirinya selamat.

Dietrich bonhoefer adalah orang yang percaya bahwa keselamatan oleh iman, namun dia tidak percaya iman seseorang tidak mengubahkan apa-apa, sehingga dia menulis seperti ini, untuk mengkritik habis-habisan mereka yang mengklaim diri sudah selamat: Anugerah yang murahan adalah pengampunan tanpa pertobatan, baptisan tanpa disiplin gereja, perjamuan kudus tanpa pengakuan percaya, penyucian tanpa pengakuan dosa. Anugerah yang murahan adalah anugerah tanpa pemuridan, anugerah tanpa salib, anugerah tanpa Yesus Kristus yang hidup dan menjelma menjadi manusia.

Jadi pertanyaannya sudahkah anda menemukan harga kekristenan yang sesungguhnya?

Sumber:
hendrykornelius08.blogspot.com
Situs Anda:
hendrykornelius08.blogspot.com