Gereja telah Menjadi Musuh Allah?

Penulis : Daniel Alamsyah

Tahun 2005 telah kita lewati separuhnya... Tanda-tanda transformasi yg dicanangkan oleh para pemimpin umat bahwa negeri ini akan terjadi transformasi pada tahun ini belum juga kunjung tiba! Kita semua patut merenungkan kembali, terlebih para pemimpin umat Tuhan, kenapa transformasi belum terjadi di negeri ini? Apa salah kita sehingga Tuhan belum melawat negeri ini?

[block:views=similarterms-block_1]

Semua usaha telah dilakukan melalui berbagai macam conference, pertemuan2 akbar di berbagai kota2 besar di seluruh Indonesia, entah sudah menghabisi dana berapa M? Hasilnya belum terasa dan mubazir? Terjalinnya kesatuan gereja2 hanya sebatas dipertemuan dan conference secara ceremonial saja! Supaya dilihat umat bersatu? Tetapi kenyataan masyarakat gereja dan pemimpin umat yang membuat kerajaan surga terpecah2, masing2 berdiri di atas prinsip2 denominasi dan bukan di atas kebenaran firman Tuhan, prinsip2 denominasi yang memecah belah gereja, mereka yang sering merasa gerejanya yang paling benar dan diberkati di dalam Tuhan, justru prinsip inilah yang membuat tembok pemisah antara satu gereja dan gereja lainnya, gereja terpecah-pecah. Dan pemimpin umat harus bertanggung jawab kepada Tuhan, karena Tuhan menghendaki gereja bersatu, sebagaimana doa Tuhan Yesus ketika Dia masih melayani di dunia, "Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa , di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku." (Yoh. 17 : 21)

Kita telah menjadi musuh Allah?

Bagaimana transformasi bisa terjadi? Gereja telah berpaling dari kasih, di saat-saat saudara2 kita di Nias dan Aceh sedang mengalami bencana musibah, yang harus kita tolong dan bantu, justru para pemimpin umat sibuk dengan conference2 dan pertemuan2 yang katanya untuk menyongsong transformasi menuju Indonesia baru! Saat ini gereja hanya sedang concern di perobahan secara physik yang dapat dilihat oleh kasad mata, agar dipandang dunia dan sibuk dengan hal-2 seperti orang duniawi, pertemuan2 diadakan di hotel2 mewah dan bermalam di hotel2 berbintang, bukankah itu sama seperti orang duniawi? Gereja sendiri yang melakukannya dan mencontoh orang2 dunia, gereja tidak sadar telah menjadi musuh Allah! Karena firman Tuhan yang mengatakan, "Hai kamu orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barang siapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah." (Yakobus 4:4).

Gereja harus mengfokuskan dahulu membangun spiritual umat Tuhan, menjadikan umat yang dewasa rohaninya, dan harus dimulai para pemimpin umat untuk benar2 hidup dalam kebenaran firman Tuhan, bukan untuk mempertahankan prinsip gerejanya yang paling benar, karena si Iblis akan menaruhkan prinsip2 yang berbeda2 agar dapat memecah belah gereja.

Gereja harus menjadi pelaku Firman.

Pemimpin umat yang sering mengatakan, "Kita harus menjadi pelaku Firman", tetapi masih sering terdengar bahwa bukannya menjadi pelaku melainkan menjadi pendebat firman, seperti ahli2 Taurat dan orang2 Farisi yang berdebat tentang firman, mempertahankan prinsip kebenaran dan berdiri di atas prinsip denominasi gerejanya, dan memandang orang lain itu sesat.

Mari kita tinggalkan perbedaan2 kita dan menjadi pelaku2 firman, dan menyebarkan Kasih Tuhan kepada saudara2 kita yang terabaikan di desa, lereng2 gunung, yang membutuhkan pertolongan dan menjadi mitra kerja Tuhan, justru pemimpin2 umat Tuhan harus turun, jangan hanya berkhotbah atau mengadakan seminar dan conference2 di hotel-hotel mewah, cobalah turun ke pelosok-plosok desa dan bukankah lebih baik membangun kesejahteraan umat, supaya semuanya bisa menjadi saksi untuk Tuhan?

"Bertolong-tolonglah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus." (Galatia 6: 2)

Transformasi akan terjadi dari para pemimpin umat dahulu dan umat Tuhan dan masyarakat dan negara, dan ini bisa terjadi kalau gereja sudah menjadi pelaku Firman.