Dalam Hikmatnya Sendiri

Dalam Hikmatnya Sendiri, Manusia Sering Menggunakan Agama Sebagai Alat Mencapai Tujuannya!!

Penulis : Nomi Br Sinulingga

Beberapa waktu yang lalu, satu keluarga selebriti yang keluar dari agama Kristen mengatakan bahwa di dalam agama mereka yang baru, mereka mendapatkan ketenangan dan sangat cocok bagi kehidupan mereka. Mereka yang dulunya ada dalam kegiatan gerejawi dan mungkin tidak jauh dari pelayanan memiliki pandangan dan perasaan bahwa agama yang tidak mengenal Kristus itu lebih baik bagi jiwa mereka. Mereka bukanlah orang yang mudah dipengaruhi oleh orang lain untuk pindah agama. Semua yang mengenal mereka akan mengakui kalau mereka cerdas dalam pemikiran. Ketika mereka memutuskan memeluk agama yang sekarang, pastilah mereka sudah memikirkannya matang-matang. Dan dalam kebijakan mereka dan dengan penuh hikmat manusia, merekapun memberitahukan kepada umum kalau mereka bukan orang Kristen lagi.

[block:views=similarterms-block_1]

Alkitab sudah mengingatkan supaya kita tidak menipu diri sendiri. Kesalahan yang fatal dari orang yang mengaku Kristen adalah mereka tidak menjadikan Alkitab sebagai santapan bagi jiwa mereka. Sehingga kekayaan firman Tuhan tidak pernah mereka mengerti. Manusia kadang lebih peduli dengan makanan jasmani saja, mereka mau membayar mahal kepada seorang dokter untuk mengatur makanan mereka. Mereka bisa menggunakan waktu berjam-jam untuk olahraga supaya mereka mendapat kesegaran jasmani. Tetapi untuk kebutuhan jiwa yang jauh lebih mulia daripada kebutuhan jasmani tidak mereka penuhi. Alkitab yang merupakan santapan bagi jiwa, yang akan membuat jiwa yang haus dipuaskan dan jiwa yang lapar dikenyangkan tidak pernah mereka sentuh. Olah jiwa yang akan memberikan mereka jiwa yang kuat melalui perbuatan kasih kepada sesama dan menjadi pelaku firman Tuhan, mereka abaikan.

Orang yang menyebut dirinya Kristen sering menipu dirinya sendiri, (I Kor 3 : 18). Bahkan banyak orang Kristen yang tidak pernah mengatakan, saya merasa nyaman dengan agama saya yang baru, namun sesungguhnya mereka juga nyaman dengan agama Kristen mereka yang tertera di KTP saja, tanpa pernah menjadi orang Kristen yang sesungguhnya. Agama sering menjadi alat untuk memenuhi semua yang kita inginkan dalam hidup ini. Hal ini membuat banyak orang Kristen yang memiliki pemahaman menjadi murid Kristus sangat dangkal. Agama bukan menjadi kehidupan yang mejadi nafas dalam hidup mereka tetapi agama menjadi alat bagi mereka untuk mencapai tujuan mereka.

Mereka menginginkan kenyamanan dan ketenangan dalam hidup ini dan menurut mereka seharusnya agama memberikan itu. Mereka lupa bahwa sejarah memberikan banyak bukti bahwa kedamaian dan kenyamanan mengikut Yesus bukan seperti apa yang diimpikan manusia. Hidup yang damai sejahtera dari Allah sering diwarnai dengan pengejaran dari orang yang ingin membinasakan murid Kristus, diiringi dengan kesulitan dan penyiksaan serta disingkirkan dari komunitas. Namun semua itu memberikan sejahtera dalam hati karena bisa mengalami penderitaan karena menjadi saksi Kristus.

Kedamaian yang dari Allah adalah kedamaian yang melampaui akal dan pikiran manusia.

Kita juga tidak menutup mata kalau banyak anggota permata menjadikan agama dan gereja adalah alat untuk mendapatkan keinginnya, seperti untuk mendapatkan jodoh, teman atau kepopuleran. Mereka menggumulkan teman hidup dan dengan hikmatnya sendiri mencarinya di tengah-tengah gereja. Mencari jodoh melalui kegiatan gereja tidak salah, dan memang lebih baik kita mendapatkan teman hidup dari komunitas gereja. Tetapi ketika kehadiran di tengah Permata dijadikan alat untuk mendapatkan semua yang diinginkan ini, maka mereka akan kecewa ketika tidak mendapatkannya. Kegagalan mereka mendapatkan tujuan melalui kehadirannya dalam kegiatan Permata sering membuat mereka akhirnya menjauh dari Permata. Kebutuhan akan teman hidup lebih besar daripada kebutuhan untuk bersekutu dalam tubuh Kristus. Jadi jangan heran kalau mereka bisa juga keluar dari Kristen karena mendapatkan teman hidup yang bukan agama Kristen. Tepatnya, seseorang yang menjadi religius dengan tujuan memperoleh dunia ini akan dengan senang hati membuang agama untuk memperolehnya. Yudas sudah dengan pasti memiliki tujuan dalam dunia ini dengan menjadi beragama, dia juga dengan pasti menjual agama dan Tuannya untuk tujuan yang sama.

Ketika orang Kristen karena pernikahan, jabatan atau banyak alasan lain meninggalkan agama Kristen, kita sangat sedih dan ingin melakukan sesuatu supaya hal itu tidak terjadi. Hal ini sangat baik dan memang seharusnya kita melakukan sesuatu untuk mencegahnya, karena tugas kita untuk menyatakan kebenaran kepada orang lain. Namun sering sekali mata mereka sudah tertutup dan mereka merasa bahwa keputusan mereka itu tepat dan bijak sekali, Allah mengatakan bahwa hikmat dunia ini adalah kebodohan bagi Allah. Dalam hikmatnya sendiri, manusia akan memperalat agama untuk memenuhi keinginannya yang fana. Tetapi apa yang bodoh bagi dunia ini, akan dipilih Allah untuk mempermalukan orang-orang yang berhikmat. Dalam I Korintus 1 : 25 tertulis, sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya daripada manusia.